"Capek ngak hari ini dek??""Enggak capek,aku happy karena bisa seharian sama mas,melakukan banyak hal bersama."jawabku sambil memeluknya dari samping.
"Ada yg mau diceritain atau diobrolin sama mas??karena mas liat dari tadi kamu ngelamun seperti ada yg dipikirin??kenapa heumm tapi kalau belum cerita juga ngak pp"sambil terus ku usap punggung istriku.
Aku mengubah posisiku menjadi berhadapan hadapan,sambil kugenggam tangan suamiku.
"Mas maaf bila selama kita menikah aku belum ngasih HAK kamu sebagai seorang istri,aku ingin melakukannya tapi masih ada rasa takut didalam hatiku."
"Jadi kamu dari tadi ngelamun karena mikirin itu,sejak awal kan sudah mas katakan kalau mas bakalan nunggu kamu siap..Jadi berapa pun waktu yg kamu butuhkan mas ridho dek,jadi ngak usah dipikirin lagi."
"Mas tahu semua itu juga karena perbuatan mas malam itu.Mungkin kalau hal itu ngak terjadi juga bakal beda ceritanya.Sebenernya mas juga ngak siap jika punya anak lagi,mas ngak siap jika harus menerima pertanyaan dari Ken jika dia menanyakan gimana proses saat dia lahir kedunia dan beribu pertanyaan Ken yg lain tentang dirinya.Kemarin dia sempet bertanya kenapa dia ngak ada foto bayi sama mas,dia bilang cuma ada bunda.Mas binggung harus jawab apa,apakah harus jujur atau selamanya berbohong."
"Mas dengerin aku ya,untuk masalah Ken kita akan menjelaskan nanti saat dia sudah cukup dewasa.Kita akan sama sama menceritakan semuanya pada Ken.Karena disini pun aku punya andil kenapa aku pergi dari kalian dan ngak meminta pertanggung jawaban waktu itu jangan memikirkan semuanya secara berlebihan,yakin putra kita satu itu pasti akan bisa menerima semua itu percaya sama aku."
"Tapi mas takut jika suatu saat Ken tahu kenyataan itu,dia bakalan benci sama mas."
"Enggak akan karena sesayang itu dia sama ayahnya."
"Makasih dek,makasih banyak buat semuanya."
"Ya sama sama, sebenernya setelah kejadian itu aku jadi takut jika sendirian dalam posisi gelap dan hujan.Aku juga takut jika berdua dengan pria asing, sekali pun itu dokter yg memerika kandunganku dulu."
"Awalnya aku berfikir rasa itu akan hilang seiring berjalannya waktu.Puncaknya saat Ken sudah lahir ada suatu kejadian yg membuatku sadar,bahwa psikisku tidak baik baik saja.Pada suatu malam turun hujan lebat,awalnya biasa saja karena listrik masih nyala.Setelah itu ada petir dan listrik mati saat itu aku sedang menggendong Ken karena dia menangis ketakutan.Mendengar tangisan Ken malam itu,tubuhku bereaksi lain.Aku menggigil bahkan menaruh Ken disembarang tempat aku berteriak ketakutan tampa peduli dengan suara tangisan Ken."
"Untung saat itu ada Mb.Ratna yg menenangkanku,mengatakan bahwa semuanya baik baik saja.Dia memelukku sangat erat, memberikan aku sebuah ketenangan.Awalnya aku berfikir mungkin aku kena syndrom baby blues yg biasa terjadi pada ibu hamil setelah melahirkan.Tapi hal yg sama terjadi saat aku pulang dari rumah Dina dan dianter oleh mas Bagas.Kami bertiga didalam mobil dengan Ken tapi reaksiku sungguh diluar dugaan.Aku bahkan menangis meraung2,berteriak sampai mas Bagas panik dan ngak jadi nganterin aku pulang,kami balik lagi kerumah Dina.
"Awalnya aku ngak mau untuk ke psikiater,karena pikiranku ke psikiater adalah orang yg mengalami gangguan kejiwaan.Tapi dengan dukungan dari Dina,aku akhirnya aku mau untuk ke psikiater."
"Aku menjalani konsultasi beberapa kali,menjalani terapi dan hipnoterapi juga.Aku menjalani perawatan itu karena Ken,aku ngak mau sampai dia tahu kalau ibunya secara psikis tidak baik baik saja.Aku menjalani semua proses itu hampir 3 tahun,karena ternyata ngak mudah lepas dari semua bayang bayang malam ini.Alhamdullilah 2 tahun lalu aku dinyatakan sembuh.Aku sudah bisa menjalani hatiku dengan normal."
"Sedikit demi sedikit ketakutanku sudah berkurang,bahkan sekarang sudah tidak ada sama sekali."
Hikss....hikkss....hikss....maaf dek,maaf....
Kulihat tangisan itu sungguh menyayat hatiku,baru kali ini aku melihat seorang Ardan Wardhana menangis.
"Aku sudah memaafkan mas,aku sudah bisa berdamai dengan masa lalu.Kalau aku belum bisa berdamai ngak mungkin sekarang aku ada dihadapan mas,bisa menggenggam tangan mas dan jadi nyonya Ardan Wardhana."
"Maaf dek....maaf....mas sudah menorehkan luka begitu dalam dihidup kamu.Mas rela dihukum apa pun untuk hal itu,bahkan kalau saat ini kamu mau melaporkan tindakan yg mas lalukan malam itu ke pihak berwajib mas akan terima.Mas lepaskan kamu saat ini juga demi kamu bahagia dengan hidupmu."
"Aku ngak akan menghukum mas karena aku buka siapa siapa.Aku hanya manusia biasa yg tak punya atau kuasa apa pun.Aku rasa mas sudah banyak merenungi kejadian itu selama ini,Ade lihat mas juga sudah berubah"
"Cuma mas yg Ade punya didunia ini,bahagianya Ade cuma mas dan Ken sekarang.Mungkin dulu Ken adalah pusat kebahagiaaanku,tapi setelah ijab qobul sekarang mas adalah pusat kebahagiaaanku.Aku ngak akan mampu berpisah dengan salah satu diantara kalian.Sekarang sudah ya kita tutup buku yg kusam itu,kita buang jauh2 semuanya.Mari kita buka lembaran baru dengan tulisan yg lebih indah,bersama Ken dan mungkin dengan adik adiknya kelak."
"Mas ngak tahu harus ngomong apa,mas beruntung punya kamu dalam hidup mas,kamu adalah malaikat buat kehidupan mas.Sekali lagi mas minta maaf atas semua yg pernah mas lalukan.Terima kasih sudah mau menerima manusia yg penuh dosa ini."
Kupeluk tubuh rapuh didepanku,aku tahu selama ini dia terlihat baik baik saja,tapi dia juga menyimpan semua penyesalan dalam hatinya.
"Sudah ya mas jangan pernah bahas masalah ini lagi.Ade harap ini terakhir kalinya kita bahas ini.Kita benar2 tutup buku dan buka lembaran baru."...kupegang kedua pipinya,kutatap mata hitamnya yg terus saja menangis.Dengan sedikit keberanian ku kecup keningnya,kedua matanya,hidung,kedua pipi dan berakhir di bibirnya.
Awalnya niatku hanya ingin mengecup,tapi mas Ardan menarik tengkukku dan memperdalam ciuman kami.Ku sempet kaget dan ingin menolaknya tapi ciuman itu begitu lembut dan memabukan.Aku ngak bisa menolak ciumannya kali ini.Aku ikuti naluri kita berdua sebagai suami istri semoga Allah SWT meridhoi ibadah panjang kita malam ini.
Malam ini aku berikan apa yg menjadi hak suamiku, entah berapa lama kami melakukannya,yang aku rasakan sekarang hanya lelah dan ingin tidur.Ini bukan yg pertama memang buat kami berdua,tapi rasanya sangat berbeda.Kali ini mas Ardan memperlakukanku dengan sangat lembut,bahkan setiap kali akan menyentuhku dia akan bertanya apakah aku nyaman,apakah aku merasa sakit atau menyakitiku.
Sekarang aku hanya ingin tidur bahkan,aku ingin tidur dengan memeluk mas Ardan yg masih telanjang dada dan penuh dengan keringat.Rasanya memeluk dia dengan kondisi seperti itu adalah candu bagiku mulai sekarang.Bener kata orang setelah melakukan hubungan suami istri,hati dan perasaan kita akan menjadi jauh lebih tenang dan dapat memperat hubungan suami istri.
"Terima kasih dek,maaf jika yg pertama cara mas salah."
"Sama sama sekarang Ade mau tidur sambil peluk mas,ngantuk rasanya."
"Mas pakai baju dulu yaa."
Aku hanya menggeleng tanda tak setuju"gini aja Ade suka bau tubuh mas,buat Ade candu."
"Mas tadi ngak pakai pengaman lho dek,kalau kamu hamil gimana??"
"Enggak gimana2 selama ada mas disampingku,semua pasti akan baik baik saja."
"Mas janji untuk kali ini akan selalu ada buat kamu.Mas akan tebus semua kesalahan mas yg terdahulu terhadap kamu dan Ken.Jangan pernah tinggalkan mas ya,ngak akan sanggup mas hidup tanpa kalian."
"Enggak ade ninggalin mas kecuali jika maut yg memisahkan aaminn."
"Sudah sekarang kita tidur i love you sayang ."
"I love you to my husband "
Kami menyelami malam ini dengan perasaan yg berbeda,semoga kebahagiaan selalu menyertai keluarga kita.
💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident (End)
General FictionRindi Anjani adalah seorang gadis yatim piatu, ayahnya meninggal saat ia berusia 8 tahun,sedangkan ibunya meninggal saat dia berusia 15 tahun. Dia seorang gadis yg periang dan mudah bergaul,untuk bertahan hidup dia bekerja sebagai pelayan disebuah t...