Bab.14

4.7K 159 0
                                    


Tak terasa sudah 2 bulan aku menyandang status baru sebagai nyonya Ardan Wardhana.Dulu pusat hidupku adalah putraku sekarang ada suamiku yg menjadi hidupku selain putraku.
Aku masih bekerja sampai akhir bulan,karena nanti awal bulan sudah resmi resign dari toko.

Berat itu sudah pasti 6 tahun lebih aku disana,disana jadi saksi gimana aku berjuang sendiri membesarkan putraku.Banyak air mata disana,banyak canda dan tawa semuanya terangkum menjadi satu.Semua yg disana sudah kuanggap seperti saudara sendiri, semuanya menyayangiku dan Ken dengan tulus.Disana aku tidak merasa sendiri ada mereka yg menemaniku saat aku merasa kesepian.

Hari ini weekend dan Ken sudah dijemput oleh Eyangnya sejak semalam.Katanya mau diajak arisan sama mama,mau dipamerin kalau punya cucu ganteng.Ada ada saja si mama ini.Saat ini aku sedang berkutat dengan setrikaan yg sudah menggunung.

Semua pekerjaan rumah aku kerjakan berdua bareng suami,kalau aku nuci maka mas Ardan yg jemuri,kalau aku bersih2 rumah maka mas Ardan kebagian nyapu dan ngepel.Untuk setrikaan dan urusan dapur adalah tanggung jawabku.Karena mas Ardan sangat tidak mahir melakukan pekerjaan tersebut.Beberapa kali aku ditawari untuk memakai jasa irt tapi untuk saat ini aku rasa belum perlu,aku masih sanggup mengurus rumah dan serta mereka berdua sendiri.

"Dek jangan capek capek sini biar mas yg masukin bajunya kelemari??"

"Ngak usah mas ini tinggal dikit ko punya Ken."

"Udah sini biar mas aja,sana mandi sudah mas siapin air anget.Berendam sebentar biar otot yg tegang menjadi rileks."

"Baiklah terima kasih mas.'

"Sama sama cantik.'.....blush dia selalu bisa membuatku merona karena ucapannya.

Aku melakukan ritual amndiku kurang lebih 30 menit,saat aku keluar kamar mandi ternyata suamiku sedang menyiram tanaman disamping kamar tidur kita.Ya dia selalu mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah,dia bahkan tidak malu karena dia selalu bilang pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan bersama bukan hanya tugas istri.

"Sudah selesai mas??"

"Sudah sini suduk disamping mas,sepi ya rumah ngak ada Ken?"

"Y sepi biasane dia yg buat heboh rumah."....setelah itu kami terdiam sambil memandangi pepohonan hijau didepan kami.Dia adalah suami yg baik dia berusaha menebus semua kesalahan dia dimasa lalu.

Dia memang menuruti semua keinginan putraku tapi bukan berarti Ken dimanja.Kalau minta sesuatu harus ada balasannya misal dia harus setor hafalan surat pendek dulu,harus dapat nilai bagus disekolah atau yg lainnya.Kami sengaja menerapkan itu agar Ken terbiasa kalau menginginkan sesuatu itu butuh perjuangan tidak ada yg instan.

"Dek nanti sore mas mau kekantor bentar mau ikut ngak?'

"Ada acara apa dikantor kan libur.'

"Cuma aku ambil gambar yg ketinggalan,itu gambar mau mas kasih Dina buat toko barunya.'

"Baiklah aku ikut dirumah sendirian sepi.'

"Ya udah mas siap siap dulu,kamu tinggal ganti baju aja kan??"

"Pakai baju ini ya mas??aku sengaja menggodanya.'

"Ngak boleh itu baju dirumah bukan untuk keluar."wajahnya kembali datar seperti biasa.

'enjih mas ya udah sana mandi nanti aku siapin baju,tak kunci jendela dan pintu dulu."....ada banyak jendela jadi harus siap2 capek ngunci kalau mau pergi atau malam hari.

'"enjih siiap.".....

                        💖

Saat ini kami perjalanan pulang tadi dari kantor kami langsung kerumah Dina.Aku ngak tahu apa yg mereka bahas aku fokus menemani Nadine yg sedang mengerjakan PR matematika.

Accident (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang