Chapter 13

891 29 5
                                    

Setelah Dokter memeriksa tangan Sharon, akhirnya tangan wanita itu di perban. Awalnya Sharon menolaknya karena menurutnya ini sangat berlebihan, ini hanya terkilir saja bukan patah tulang seperti Nathan.

Deg.

Seketika wajah Sharon terbelalak mengingat bahwa Nathan sendirian di ruang rawatnya.

"Ya ampun! Kenapa aku lupa!" seru Sharon melupakan sosok Nathan, harusnya ia menemani pria itu di sana tapi dirinya malah di sini.

Dahi Thomas mengernyit heran melihat wajah panik Sharon, tapi ia tidak bertanya dan tetap memperhatikan Sharon yang beringsut dari ranjangnya.

"Mau kemana kau?" tanya Thomas.

Sharon menoleh sekilas kearah Thomas tapi ia tidak menjawabnya. Thomas menghalangi jalan Sharon sampai membuat wanita itu ketakutan.

"Ap..a.." tanya nya terbata-bata.

"Kau akan kemana."

"Aku akan ke ruangan Nathan."

"Nathan? Ah, pria lumpuh itu."

"Dia tidak lumpuh! Tapi dia hanya tidak bisa berjalan selama beberapa waktu saja karena kaki nya patah." seru Sharon tak Terima Thomas menyentuh Nathan lampuh.

Thomas menyunggingkan senyum nya sinis.

"Benarkah? Menurut ku itu sama saja."

Sharon tidak berkata apa-apa lagi karena percuma mendebat Thomas, lebih baik ia segera pergi dari sini karena takut kalau Nathan terbangun dan tidak ada siapapun di sana. Sharon berjalan di sisi samping Thomas tapi pria itu malah menghalangi nya.

"Permisi aku ingin pergi." kata Sharon menunduk.

Thomas tetap berdiri di sama sampai Sharon terkejut ketika Thomas memojokkan nya ke dinging.

"Ap..a ya...ng.. Ka..u.. Laku...kan?" Sharon mulai ketakutan ketika ia di pojokan di dingin. Ingin meronta tapi tangan nya masih sakit.

"Kalau tidak kau akan apa, hm?" bisik Thomas di telinga Sharon sampai membuat wanita itu merinding.

Tidak! Tidak! Tidak!

"Jangan, aku mohon jangan.." lirih Sharon memohon tapi Thomas makin berani.

"Berani nya kau kabur, Sharon." kata Thomas sambil mencium daun telinga Sharon.

Deg deg deg.

Jantung Sharon berdebar kencang ketika merasakan ciuman menggoda Thomas di daun telinganya.

"Kau akan mendapatkan hukuman karena telah berani kabur dariku." Thomas makin turun mencium Sharon sampai wanita itu memejamkan matanya.

"Jangan! Aku mohon." mohon Sharon tapi tidak di dengarkan oleh Thomas. Pria itu tetap sibuk dengan aksinya sampai sering ponselnya berbunyi. Thomas mengabaikan panggilan telpon nya tapi panggil itu terus menerus sampai Thomas geram sendiri.

Brengsek!

Thomas menjauh dari Sharon lalu mengangkat telpon nya dari Zach sekretaris nya. Jelas Sharon tidak membuang waktunya untuk pergi dari sana. Ketika tiba di ruang rawat Nathan, Sharon segera menguncinya. Jantungnya berdebar kencang dengan nafas memburu. Ia takut pria itu datang ke sini dan melakukan hal itu lagi kepadanya. Tapi kenapa Sharon juga merasakan perasaan aneh ketika ciuman menggoda Thomas di lehernya.

Sharon meraba lehernya yang basah akibat alir liur Thomas, tubuh nya bergetar hebat ketika memegang lehernya, ia masih merasakan sentuhan Thomas di area sini.

"Ada apa denganku? Kenapa aku tidak merasa jijik?" gumam nyan heran.

Saat itu Sharon merasakan jijik dan kotor sekali ketika Thomas menyentuh tubuhnya tapi hari ingin Sharon tidak merasa jijik lagi. Kenapa? Ada apa dengan nya?

DESIRE (Comolete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang