Chapter 31

813 44 19
                                    

Setelah kejadian itu menyadarkan Sharon kalau Thomas hanya mempermainkan nya. Sekarang hatinya sudah mati rasa kepada pria itu, Sharon akan berusaha keras melupakan Thomas, namun Sharon tahu tidak akan mudah melupakan dia sebab pekerjaannya memaksanya bertemu dengan Thomas lagi karena Romeo bekerja sama dengan perusahaan Thomas. Maka dari itu mau tak mau Sharon harus bertemu dengan Thomas ketika menemani Romeo.

Seperti sekarang Sharon harus menemani Romeo ke perusahaan Navaro Corp karena ada rapat penting, Sharon yang pernah bekerja di sana khawatir kalau ia bertemu dengan rekan kerja nya di sana dan itu membuat Romeo mulai curiga kepadanya. Ia berharap tidak bertemu dengan mereka semua. Sepanjang jalan Sharon gelisah, ia tidak tenang.

Mereka sudah tiba di perusahaan Navaro, jantung Sharon berdebar kencang ketika akan masuk apalagi ia juga akan bertemu dengan Thomas setelah 1 minggu sejak kejadian menyakitkan itu. Sharon berjalan di belakang Thomas, beberapa orang menyapa Romeo. Sharon sedikit menunduk karena mungkin ada sebagian orang yang mengenalnya.

Ting.

Mereka sudah tiba di lantai atas, tempat di mana Romeo dan Thomas akan membicarakan masalah pekerjaannya.

"Selamat siang Pak Romeo." sapa Jordan ramah.

"Siang, Jordan. Pak Thomas sudah di dalam?"

"Iya, Pak. Silahkan." Jordan mengantar Thomas dan Sharon ke sebuah ruangan.

Keringat dingin bercucuran ketika Sharon mengikuti kedua pria itu. Demi Tuhan! Sharon masih belum siap bertemu dengan Thomas setelah apa yang pria itu lakukan kepadanya.

"Anda sudah datang." Thomas menyambut Romeo, meski mereka tidak suka satu sama lain tapi ketika mereka membahas pekerjaan mereka akan tetap profesional.

"Ya." mereka berjalan tangan, begitupun dengan Sharon yang gemetar ketika bersalaman dengan Thomas.

Tatapan Thomas sangat tajam kearah Sharon sampai membuatnya tidak nyaman, tapi Sharon berusaha bersikap tenang. Ia duduk di samping Romeo berhadapan dengan Thomas dan Jordan.

"Saya masih tidak menyangka anda menawarkan kerjasama dengan perusahaan saya." kata Thomas. Beberapa hari lalu ia di beritahu kalau Admaja ingin bekerja sama dengan nya untuk membuat produk terbaru. Thomas awalnya tak tertarik tapi ia mengingat Sharon menjadi sekretaris Romeo, dan entah kenapa ia menerima ajakan kerjasama itu meski sebenarnya ia malas bertemu dengan Romeo.

"Saya rasa anda tidak perlu terkejut. Kau tunangan Raisa, adikku. Jelas kau akan jadi calon adik iparku setelah kalian menikah nanti." ujar Romeo tersenyum miring.

Thomas ikut tersenyum kearah Romeo, tapi bukan senyum ramah atau hangat melainkan senyum meremehkan kepada Romeo. Sl

"Itu benar, calon kakak ipar." jawab Thomas.

Mendadak suasana menjadi tegang, Jordan dan Sharon saling melirik satu sama lain. Jordan berdehem agar mencairkan suasana.

"Ekhem, apa kita mulai sekarang Pak?" tanya Jordan kepada Thomas.

"Ya." jawab Thomas dingin.

"Sharon." panggil Romeo menoleh kearah Sharon.

"Iya Pak." sahut Sharon cepat.

"Kau tidak lupa membawa dokumen nya?"

"Ya, Pak. Ini." Sharon menunjukkan dokumen nya.

"Bagus, kau cepat belajar ternyata." puji Romeo membuat Sharon salah tingkah apalagi Romeo menatapnya begitu intens semakin membuatnya malu.

"Itu berkat anda yang selalu membantu saya."

Romeo tersenyum tipis. "Jelas aku harus membantumu karena kau sekretaris ku."

DESIRE (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang