Chapter 32

716 41 7
                                    

Sepanjang perjalanan Sharon hanya diam karena dirinya masih memikirkan ucapan bos nya itu. Kepada Romeo tadi. 'Sekarang bos dan sekretaris tapi tidak tahu nanti' Apa maksud Romeo? Kenapa dia berbicara hal itu kepada Thomas? Apa dia berpikir akan menjalin hubungan dengan nya? Ah, tidak mungkin! Mana mungkin Romeo mau dengan nya, di dalam mimpi saja Sharon tidak terpikir kalau Romeo akan menyukainya. Entah kenapa di saat bersama Thomas sikap Romeo sering kali berbeda, dia seperti bukan Romeo bosnya kalau bersama Thomas.

Entah karena perasaannya saja atau bukan tapi ia berharap ini bukan sesuatu hal yang buruk sebab selama bekerja dengan Romeo pria itu sangat baik kepadanya. Diam-diam ia melirik Romeo yang sibuk memandang luar jendela, ia tidak berani bertanya apa maksud pria itu, mungkin Romeo hanya keceplosan saja mengatakan nya sebab Thomas memancingnya. Ya, pria itu hobi sekali memancing kemarahan orang lain.

"Besok kita akan ke Amerika." kata Romeo membuat Sharon kaget.

"Tapi Pak, saya belum mempersiapkan semuanya." kagetnya karena ia belum menyiapkan nya apapun, bagaimana bisa menyiapkan nya kalau Romeo baru tadi mengatakan nya.

"Tidak perlu, saya sudah menyiapkan semuanya. Kau hanya perlu menyiapkan barang dan paspor mu saja." kata Romeo tanya menoleh.

"Baik Pak." hanya itu yang Sharon katakan.

****
Prang!

Thomas membanting seluruh barang yang ada di ruangan nya tanpa peduli kalau barang itu mahal dan berharga, mulai dari Vas bunga, Ipad dan Laptopnya, ia tidak peduli ada banyak hal penting di dalam laptopnya karena kemarahan sudah menguasainya.

"Brengsek! Sialan! Keparat!" umpat Thomas emosi.

Setelah makan siang tadi membuat darah Thomas mendidih! Bisa- bisanya Romeo mengatakan kemungkinan berkencan dengan Sharon wanita miskin itu! Thomas tidak habis pikir kenapa Romeo tertarik kepada wanita itu! Apa tidak ada wanita lain selain Sharon? Begitu banyak wanita cantik di sekitar Romeo tapi kenapa Sharon? Kenapa?

"Arghh!" Thomas menyugar rambutnya saking frustasi nya.

Besok mereka akan ke Amerika berdua saja. Entah apa yang akan mereka lakukan berduaan di sana. Tapi Thomas menebak kalau mereka akan tidur bersama, Sharon terang-terangan kepadanya akan menggoda Romeo, dan tadi Romeo dengan jelas mengatakan kemungkinan berkencan dengan Sharon.

Mereka berdua seperti tertarik satu sama lain.

Thomas mengambil kursi dan membanting nya sampai ke pintu bersamaan dengan Jordan yang masuk. Jordan terdiam melihat keadaan bosnya yang berantakan dan semua barang-barang di ruangannya juga sudah hancur tanpa tersisa.

Nafas Thomas memburu saking hebatnya kemarahan nya. Thomas mengambil Vodka di laci dan meneguk nya dari botolnya langsung.

"Ada apa? Aku sudah katakan batalkan jadwal ku hari ini." desis Thomas setelah meneguk Vodka nya.

"Saya datang ingin memberitahu anda bahwa keberangkatan Pak Romeo dan Sharon besok ke Los Angeles Jam 7 pagi." jawab Jordan.

Seketika Thomas menatap nya nyalang Jordan.

"Siapa yang menyuruhmu mencari tahu? Siapa hah!" bentak Thomas karena dirinya tidak pernah memerintahkan Jordan mencari tahu keberangkatan Romeo dan Sharon ke Amerika besok.

Jordan tetap tenang ketika melihat kemarahan bosnya. "Tidak ada Pak, ini kemauan saya sendiri."

Thomas melangkah lebar lalu memberi pukulan keras kepada Jordan. "Ini hukuman karena kau bertindak tanpa perintahku." sembur Thomas.

Thomas tidak suka Jordan bertindak tanpa ia suruh apalagi ini berurusan dengan Sharon.

Jordan memegang pipinya yang sedikit berdarah, tapi ia tetap tenang menghadapi kemarahan bosnya.

DESIRE (Comolete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang