Chapter 14

811 31 4
                                    

Lily tersenyum sumringah ketika melihat putra tampan nya yang sudah datang. "Kau sudah datang, Thom."

"Ayo, kita pulang." kata Thomas saat baru sampai. Lily sampai menggelengkan karena. sikap putra nya itu.

"Kenapa buru-buru sekali. Kau baru sampai."

"Bukan nya Mommy sudah selesai di sini." kening Thomas mengerut ketika melihat wajah aneh Mommy nya.

"Thom, besok Raisa sudah bisa pulang."

Dahi Thomas mengernyit heran.

"Oh, ya." Thomas pun menoleh karena Raisa.

Raisa mengangguk cepat.

"Dokter berkata aku sudah sehat dan besok bisa pulang." terang Raisa semangat.

Thomas mengangguk saja.

"Besok Thomas akan mengantarmu pulang." ujar Lily membuat Thomas menoleh kearah Mommy nya.

Tatapan Thomas cukup tajam kearah Mommy nya. Lily? Tentu saja tidak terpengaruh sebab ia terbiasa mendapat tatapan seperti itu dari suami dan putra nya.

Lily melakukan ini demi kebaikan Thomas sendiri karena ia tidak ingin Thomas menjadi pria brengsek seperti Arsen yang sering tidur bersama para wanita jalang dulu. Lily tahu Thomas tidur dengan jalang tapi Lily juga tidak bisa menghentikan kebiasaan Thomas, ia mengerti putra nya memiliki kebutuhan tapi tidak tidur dengan para jalang juga. Lily tak masalah kalau Thomas tidur dengan seorang wanita tapi tentu itu harus kekasihnya, bukan para jalang yang silih berganti berdatangan. Jadi, Lily terpaksa melakukan ini berharap Thomas bersama Raisa wanita baik hati yang mampu merubah sikap Thomas.

"Benarkah?" binar di mata Raisa tidak bisa di sembunyikan ketika mendengar Thomas akan mengantarkan nya pulang.

"Benarkan, sayang?" Lily menoleh kearah putra nya.

"Hm.." hanya itu jawaban Thomas tapi mampu membuat Raisa tersenyum.

"Terima kasih, Thom."

Thomas hanya mengangguk saja.

"Ris, aku pulang dulu." kata Lily kepada Risa Mommy Raisa.

"Ya, hati-hati di jalan."

Lily dan Thomas pun pergi meninggalkan mereka semua.

Romeo yang dari tadi diam saja mulai bersuara.

"Apakah kalian yakin membiarkan Raisa dekat dengan pria seperti itu?" dengus Romeo.

"Meo, jangan bicara seperti itu." tegur Risa.

"Kenapa, Mom? Meo hanya mengatakan fakta saja." jawabnya tanpa ekspresi.

"Kak, Thomas tidak seburuk itu."

"Kau di butakan oleh cinta sampai tidak bisa membedakan antara yang buruk dan tidak." dengus Romeo.

"Kakak salah, aku bisa membedakan nya. Thomas pria baik, dia sangat baik."

Romeo tertawa keras ketika adiknya yang polos ini begitu yakin Thomas sangat baik. Romeo telah mengirim bukti-bukti betapa brengseknya Thomas tapi Raisa tetap mencintai pria itu.

"Baik? Baik di atas ranjang?"

"Romeo!" bentak Rangga keras..

"Jangan bertengkar seperti anak kecil! Daddy tidak suka." tekan Rangga dengan wajah seriusnya.

Romeo memalingkan wajahnya karena semua keluarganya mendukung Raisa dekat dengan Thomas.

"Biarkan adikmu mendapatkan apa yang dia inginkan." ucap Rangga.

DESIRE (Comolete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang