Chapter 33

702 41 10
                                    

Perlahan Thomas membuka kedua mata nya dan mencium aroma menyengat, lalu ia melihat sekeliling ruangan, sudah banyak orang yang berdiri di sampingnya.

"Thomas, kau sudah sadar?" isak Lily melihat Thomas yang sudah sadar.

"Akhirnya kau sadar, sayang " Raisa pun terisak ketika melihat Thomas yang sudah membuka matanya.

"Ughh." kepala Thomas berdenyut sakit ketika ingatan nya berputar di otaknya.

Pertemuan nya dengan Sharon dan Romeo, lalu mereka makan siang bersama, kemarahannya di kantor sampai menghajar Jordan lalu berakhir ia hilang fokus dan menabrak pengendara lain.

Oh shit!

"Apa ada yang sakit?" tanya Raisa khawatir.

Thomas tidak menjawab nya karena kepalanya cukup sakit.

"Syukurlah kau sudah sadar, Thom. Daritadi kami mengkhawatirkan mu." kata Arsen.

"Jangan banyak bergerak. Katakan apa yang kau inginkan." kata Raisa memegang tangan tunangan nya tapi semua orang terkejut ketika Thomas langsung  menarik tangan nya. Begitupun dengan Raisa yang kaget dengan sikap Thomas barusan tapi segera ia mengubah wajahnya menjadi tersenyum.

Mungkin karena dia baru sadar jadi bersikap seperti itu.

"Kapan aku tidak sadar?" tanya Thomas kepada Mommy nya.

"3 jam, kau tidak sadarkan diri selama 3 jam." sahut Lily.

"Apa yang terjadi, kenapa kau bisa kecelakaan?" tanya Raisa, nyawanya seakan hilang ketika mendapat kabar dari Lily kalau Thomas kecelakaan dan di bawa ke rumah sakit.

"Aku mengantuk." bohong Thomas.

"Benarkah? Tapi mereka bilang mau minum Alkohol." Arsen berkomentar.

"Ya, ya, itu termasuk."

"Mommy sudah bilang jangan terlalu banyak minum dan bekerja. Kau harus banyak istirahat yang cukup." omel Lily.

Thomas tidak mendengarkan omelan Mommy nya karena pikirkan nya tertuju kepada Romeo dan Sharon lagi. Kepalanya tidak bisa di ajak kompromi karena terus saja memikirkan kedua orang tidak penting itu.

Sial!

"Mungkin ini karma karena kau menghajar Jordan." sahut Arsen membuat semua orang di sana terkejut.

"Jordan? Kenapa dengan dia?" tanya Lily.

Arsen menatap putranya tajam, tapi Thomas seakan tidak merasa bersalah sama sekali.

"Tanyakan saja kepada putramu, kenapa bisa Jordan babak belur di ruangannya." dengus Arsen.

Andai saja putranya tidak kecelakaan Arsen akan mengajar putranya karena telah membuat sekretaris nya babak belur, meski Jordan memiliki kesalahan tapi tidak dengan menghajar nya sampai wajahnya harus di perban.

"Dia membuat kesalahan fatal." sahut Thomas.

"Kesalahan fatal? Kesalahan apa sampai kau menghajar nya seperti dia binatang hah! Dia sudah bersamamu sangat lama! Tidak seharusnya kau seperti itu."

"Kenapa? Dia hanya kancungku saja! Aku bebas melakukan sesukaku kepadanya. Aku membayarnya mahal. " kata Thomas angkuh.

"Kau!" Arsen mengeram marah mendengar ucapan putranya.

"Permisi, anda tidak masuk ke dalam?" suara suster membuat semua orang di sana menoleh.

Mereka semua melihat seorang pria dengan perban di wajahnya berdiri di pintu.

DESIRE (Comolete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang