"Yaa Lo diem, gak usah deketin gue di sekolah bisa gak" mereka bertiga tidak menggubris perkataan renjun. Bagi mereka renjun adalah segalanya, renjun si anak bungsu kesayangan semua orang.
"Chan udah deh Lo jangan kebangetan meluknya, kasian renjun" jaemin berusaha memisahkan renjun dan haechan sebelum terjadi pertempuran.
"BANGSS" Mendengar adiknya akan berkata kasar Jeno langsung membekap renjun dan membawanya ke ruang sepi. Tentu saja jaemin dan haechan mengekori mereka berdua takut Jeno melakukan hal di luar batas.
"NGOMONG KAYA GITU SEKALI LAGI GUE JAHIT MULUT LO REN" Jeno mencekam pipi renjun hingga renjun kesusahan bernafas dia bener bener takut melihat kembarannya marah seperti ini.
"Udah lah Jen gue yang salah kok, adek mungkin keceplosan. Yuk pulang ayah udah telfon katanya Abang jae udah dateng" Mendengar kata jaehyun dari mulut haechan membuat renjun tegang, mampus ini kan hari check up dia. Pasti besok tangannya bengkak lagi.
"eee abang-abangku semua eum injun ada kegiatan lukis buat lomba Minggu depan bilangin sama bang jae ya check up adek libur dulu" Ucap renjun memelas, sebenarnya mereka sedikit luluh dengan wajah manis renjun apalagi renjun memanggil dirinya sendiri pakai nama duh gemes banget.
"Gak" ucap mereka bertiga bersamaan.
1
2
3
"KABORRR" Renjun berlari ke luar gerbang, Jeno mencegah jaemin dan haechan yang ingin mengejar renjun.
"Tenang, gue yakin sebelum dia sampe pintu parkiran ayah udah dateng" Dan benar saja ayah mereka yang tadinya ngumpet di pinggir mobil langsung lari menangkap renjun dan memasukkan renjun ke dalam mobil dengan paksa.
"AYAH ADEK GAK MAU PERIKSA, MINGGIR GAK LO BODYGUARD BAU KAMBING" Renjun terus memberontak di pangkuan ayahnya.
Bahkan bodyguard mereka sudah lebam lebam karena terkena tendangan bayi rubah itu."Ayah injun mohon Minggu ini aja, adek libur check up yaa" Renjun terus terisak di dada sang ayah.
Siwon mengelus punggung sang anak, andai saja dia bisa menjaga buah hatinya pasti anak yang ada direngkuhannya ini sehat seperti kakak-kakaknya.
"Maaf ayah gak bisa nurutin semua kemauan kamu, ini juga demi kebaikan kita dek" Karena terlalu lama menangis renjun tertidur. Sesampainya di rumah Siwon langsung membaringkan tubuh mungil renjun di ranjang kamarnya, mana mungkin dia membiarkan renjun tidur sendiri setelah check up karena pasti tidur anak itu tidak akan nyenyak.
"Yah sudah siap" Siwon mengangguk, jaehyun mengambil kapas antiseptik membuat renjun terbangun seketika.
"Nurut ya dek, Abang cuma sebentar kok" Renjun mengangguk lemah jujur dia sudah lelah memberontak dari tadi.
"Awss" Renjun mendesis pelan kala jarum suntik itu menembus kulitnya.
"Sudah jadwal Minggu ini cuma suntik vitamin, untuk pola makan harus di atur yah. Sepertinya anak nakal ini habis makan-makanan sembarangan" jaehyun membereskan alat kedokterannya, dia mencoba mengabaikan ucapan nyleneh yang keluar dari mulut renjun.
"Dasar sok tau, di kira dia peramal" Jaehyun yang mendengar perkataan itu mendekatkan wajahnya ke mulut renjun, mencium aroma dari mulut adiknya itu.
"Siapa yang sok tau, lagi pula dimana aroma susu yang selalu menetap di rongga mungilmu anak manis" jaehyun tersenyum miring adiknya benar-benar pembohong yang payah.
"Diem" renjun menatap wajah jaehyun sengit.
"Diam dan tidur renjun" renjun akhirnya tidur membelakangi jaehyun. Setelah jaehyun berpamitan Siwon mendengar isakan pelan keluar dari mulut anaknya.
"Ssttt tidak apa apa, menangislah" Siwon merengkuh tubuh mungil renjun mengusap punggung anaknya mendengar semua keluh kesahnya.
"Sakit, tangan adek sakit ayah. Besok injun ada latihan melukis, nanti gimana cara nglukisnya" Siwon berusaha menenangkan renjun. Anaknya yang satu ini memang punya gengsi yang tinggi dia tidak akan menangis di depan orang lain selain ayahnya.
"Nanti ayah bilang sama om Jungkook untuk mengganti hari latihannya sampai tangan adek tidak sakit lagi" Mendengar itu renjun mulai tenang mereka tertidur berpelukan, tanpa mereka ketahui ada Jeno jaemin dan haechan yang mendengar semuanya. Mereka baru pertama kali melihat adik mereka berkeluh kesah biasanya mereka hanya mendengar celotehan lucu yang keluar dari mulut mungil itu.
Benar saja dugaan mereka renjun terserang demam ringan, untung saja jaehyun sudah memberikan obat anti nyeri dan demam untuk renjun.
"Chan tolong matikan AC, Jen ambil plester demam di lemari ayah. Jem ambil diaper di kamar mandi" mereka bertiga melakukan apa yang ayah mereka perintahkan. Sekarang renjun sudah tidur nyenyak plester dan diaper sudah menempel di tubuh mungil itu. Sesekali Siwon menghapus keringat dingin di kening sang anak.
"Kalian tidur bukannya besok kalian ada lomba olimpiade" Siwon tau pasti ketiga anaknya khawatir melihat adik mereka tertidur lemas dengan suhu yang tidak normal.
"Iya yah, kalo ada apa apa kabarin kita" Siwon mengangguki perkataan Jeno.
"Ayah anemia adek gak semakin parah kan" mendengar itu semua langsung menunduk melihat Renjun yang tertidur lelap melupakan rasa sakitnya.