"Yak Lo bisa gak jangan keras kepala, liat muka Lo pucet" Haechan mencegah Renjun yang ingin menaiki motornya. Sebenarnya Renjun tidak di izinkan sekolah hari ini, tapi dengan cerdiknya renjun menunggu semua orang pergi baru dia berangkat. Namun sepertinya dia lupa bahwa ada kembarannya yang paling malas dan selalu berangkat paling siang di antara yang lain.
"Diem, Lo gak usah ikut campur. Gue di sekolah juga gak akan kecapean Chan, gue disana cuma belajar apa salahnya sih" Renjun dengan nekat mendorong haechan untung saja di belakang ada tembok namun sayang dia tidak bisa mencegah Renjun.
"ARGHHHH awas aja Lo gak akan aman di sekolah" haechan mengeluarkan smirk andalannya.
Di sekolah renjun merasa bebas ketiga kembarannya mengikuti lomba
Jaemin lomba karate
Jeno lomba basket
Haechan lomba musikJadi dia tenang tidak akan ada yang bisa melarangnya.
Hingga saat bel istirahat ke dua berbunyi terdengar bisik bisik teman sekelasnya.
"Tiga-tiganya menang semua woy, keren banget sih. Katanya sih nanti siang mereka ke sini gak tau mau ngapain" mendengar itu renjun langsung tegang, habis sudah riwayatnya kalau mereka tau dia masuk sekolah.
"Gue harus kabur, tapi tadi haechan udah tau gue berangkat udahlah pasrah" ucap renjun.
Benar saja tripel masuk ke kelas menarik Renjun secara paksa bahkan anak itu sudah seperti kambing yang mau di sembelih.
"Chan jaem bawa ni anak, biar motor dia gue bawa dan gue jual sekalian" Jeno mempertegas kata jual agar renjun kapok kabur kaburan.
"Please gue mau pulang jen, tapi jangan jual motor gue dong itu harta gue satu satunya" tanpa baibu jaemin mengangkat renjun dan memasukkan renjun ke mobil, haechan langsung masuk dan mengemudikan mobilnya menuju rumah.