"Lo ngapain liatin gue?" Renjun menatap tajam haechan yang hanya diam saja menatapnya sambil tersenyum.
"Lo jauh jauh dari gue, nanti lo ketularan demam kaya gue mau lo" renjun terus saja memarahi haechan. Namun anak itu hanya diam saja.
Sampai dimana tiba tiba haechan mencium pipi adiknya.
Haechan memeluk dan mencium harum tubuh renjun."Ihh sana, gue bau tau" renjun mendorong haechan menjauh. Tentu saja haechan malah merasa bahagia ketika renjun sudah marah marah seperti ini.
"Adek kenapa lucu sih" haechan mencubit pipi renjun yang memerah karena demam.
"Ayah abang nih" Renjun berusaha memanggil ayahnya.
"Ayah kerja, mau kamu teriak sekencang apapun ayah nggak denger" haechan tersenyum jahil.
Namun bukanya marah renjun malah duduk menjauh dan menunduk dengan mata yang berkaca kaca.
"Hei kenapa bayi" haechan mendekat mengangkat dagu renjun.
"Ayah ninggalin adek" renjun berucap lirih. Kenapa perasaannya sensitif sekali padahal ayahnya hanya bekerja.
"Ayah pergi sebentar aja, mau ngambil berkas paling sebentar lagi pulang"haechan berusaha menengakan adiknya.
"Ayah janji mau libur kalau adek chek up" haechan tersenyum lebar ketika renjun menyebut dirinya sendiri adek.
Haechan sangat suka sekali ketika adiknya dalam mode manja."Gimana kalau sambil nunggu ayah, adek makan dulu" haechan menawarkan.
"Nggak mau, mau hp aja" renjun
"Oki doky nih pake hp abang, jangan lama lama nanti pas ayah pulang langsung kasih ke abang. Mengerti bayi manis" haechan tau adiknya pasti bosan.
"Eum okey" renjun berbaring di sofa. Tiba tiba haechan mengangkat kakinya ke pangkuan. Memijat kaki renjun yang memang masih lemas karena efek tranfusi kemarin.
"Kalau sakit bilang ya" haechan terus saja memijat kaki renjun, hingga tak lama ayahnya pulang. Renjun langsung mengembalikan hp milik abangnya ini.
"Makasih abang" renjun tersenyum senang sampai matanya berbentuk bulan sabit.
"Sebentar kok ayah bawa anak kecil bang" renjun mengintip dari jendela melihat ayahnga menggendong seseorang yang sepertinya lebih muda darinya.
"Ayah pulang" siwon meletakan anak itu ke sofa, mengabaikan renjun yang sudah menunggunya dari tadi.
"Yah itu siapa" haechan bertanya dengan nada sinis. Ditatapnya anak kecil itu dari atas sampau bawah.
"Masih imut adek gue"haechan tersenyum remeh.
Renjun hanya diam saja, dirinya berpikir macam macam. Bahkan sekaramg mata renjun sudah berembun.
"Nah om obatin dulu luka kamu" siwon mengobati anak itu pelan pelan.
"Kok ayah kaya seneng banget sama anak itu" batin renjun.
"Abang adek mau ke kamar ya" renjun berjalan ke kamar dengan sempoyonga. Haechan tentu saja tidak diam dia langsung menggendong renjun membiarkan adiknya memeluknya erat erat.
Di kamar renjun hanya diam saja, memandang jendela kamarnya.
"Adek kalau mau nangis, nangis aja abang temenin" haechan mengusap pundak adiknya.
"Enggak adek nggak mau nangis, kan mau jadi abang" renjun tersenyum. Tentu saja haechan tau adiknya sedang dalam mode cemburu.
"Cuma kamu adek bungsu abang nggak ada yang lain" haechan.
"Abang, aku mau sendiri dulu ya. Abang di kamar abang sendiri istirahat. Pasti capek jagain aku yang penyakitan" Renjun.
"Hust jangan ngomong gitu, kamu kesayangan abang. Abang nggak bisa tanpa kamu dek" haechan yang awalnya biasa sedikit merasa teriris hatinya mendengar ucapan adiknya.
"Abang ke kamar dulu kalau sudah tenang panggil abang ya sayang" Hechan mencium pipi renjun, dan pergi meninggalkan renjun sendiri.
"Kenapa cuma gue yang penyakitan, kalau tau kaya gini kenapa ayah tetap mempertahanin gue. Pantes bunda kabur. Pasti bunda malu punya anak penyakitan kaya gue" renjun menangis di kamarnya.
Setelah menangis terlalu lama renjun turun ke lantai satu menuju dapur. Renjun mengambil satu mie instan cup menuangkan air menunggi mienya siap.
Setelah siap dia menuangkan bumbu mie nya hingga kuahnya berwarna kuning.
"Pake cabe nggak ya? Duh nanti bang jae ngamuk nggak usah deh" renjun menyantap mie nya dengan hikmat hingga suap terakhir tiba tiba ayahnya sudah menatap dirinya tajam.
Renjun langsung berlari menghindari ayahnya.
Bahkan renjun berlari sampai halaman depan mansion. Kakinya sudah lemas setengah mati.
Tapi ayahnya terus saja mengejarnya.renjun tertangkap, siwon menarik rambut renjun hingga renjun terduduk.
"Maaf ayah, janji nggak ngulangin lagi" renjun terus saja meminta maaf.
Renjun langsung di angkat ala karung beras. Siwon membanting renjun di kasur.
Jeno jaemin yang baru pulang bersepeda langsung berlari menyusul ayahnya saat di angkat tadi.
Dia melihat sendiri ketika adik mereka dibanting ke kasur."AYAH" mereka berdua langsung berteriak.