"Mom jangan dicumin mulu adek aku" jeno
"Gemes jen, tidur aja gemes apalagi kalau bangun nanti" irene benar benar sudah bucin melewati batas.
"Bikin adek buat jev aja mba"siwon (ayah)meledek irene
"Nggak, renjun aja cukup" ucap jev dengan tegas.
"Tuh liat kakaknya aja nggak mau" irene terkekeh.
Mendengar suara bising renjun sedikit terganggu tidurnya.
"Ayah, laper" baru bangun renjun sudah mengeluh lapar, wajar dia hanya minum susu saja.
"Laper ya, ya sudah yuk makan" ayah
"Mau mommy masakin?" Irene
"Eh ada mommy, kok nggak ngasih tau mau kesini" renjun memeluk irene lama.
Dulu saat renjun rindu pada bundanya dia selalu datang pada irene.
"Rindu mommy" irene tersenyum membalas pelukan renjun.
"Mom juga kangen banget sama adek" irene mengelus pipi gembul renjun.
Ayah yang dari dapur membawa makan duduk di samping renjun.
"Makan dulu habis ini mandi pakai air hangat" ayah menyuapi renjun.
"Kok banyak sayurnya" renjun menyingkirkan sayur di piring yang dipegang ayahnya.
"Aku mau makan sendiri ayah"
Siwon membiarkan renjun makan sendiri.Setelah selesai makan dia langsung mandi, karena cuaca terasa panas dia memilih menggunakan air dingin.
Sesekali melanggar aturan ayahnya tidak apa apa."Seger banget, akhirnya" Dia menikmati acara mandinya.
Setelah mandi dia langsung ke closet berganti pakaian.
"Adek" jaehyun datang membawa alat kedokterannya.
"Kalau mau masuk ketuk dulu bang, nggak sopan banget. Gue mau pake baju dulu sana keluar" renjun mendorong jaehyun ke luar kamarnya.
"Ngeselin banget, eh bentar sekarang tanggal berapa" renjun mengambil hp nya. Gawat tanggal dua puluh lima
"Mampus kenapa nggak inget. Kalo kaya gini nggak akan bisa kabur. Mana ada mommy" renjun mengacak acak rambutnya.
Setelah dia siap, dia mengunci kamarnya. Dia belum siap ditusuk tusuk jarum.
Siwon sudah menunggu terlalu lama tapi bungsunya tidak keluar kamar. Terpaksa dia masuk secara paksa dia langsung membuka pintu dengan kunci cadangan.
Setelah dia masuk terlihat renjun yang sedang menatap jendela kamarnya.
"Adek, kamu nggak papa kok bengong hem" ayah siwon mendekat ke arah renjun membelai rambut sang anak. Memeluk renjun menenangkan anak itu.
"Nggak usah takut ayah temenin" perkataan siwon membuat renjun terisak pelan.
Setelah renjun tenang ayah siwon merapihkan kamar anaknya agar saat tranfusi sang anak lebih nyaman.
Semua sudah bersih renjun berbaring senyaman mungkin di bantu ayahnya.
"Mau abang" renjun semakin takut kalau susananya sepi seperti ini.
"Mau abang siapa hem" siwon
"Semuanya" renjun.
Akhirnya siwon memanggil ketiga kakak kembar renjun.
"Adek minta ditemenin" siwon
Lantas jeno haechan dan jaemin dengan semangat langsung masuk. Mereka bergantian mencium adik bungsu mereka.