Renjun terbangun lebih awal, dilihatnya jam masih di angka tiga pagi. Ayahnya masih tertidur lelap di sebelahnya. Perlahan dia bangun tanpa mengeluarkan suara mengendap-endap menuju ke kamar sang kakak.
Renjun berbaring di sebelah haechan menatap Abang kembarnya, setitik rasa bersalah menghampiri hatinya.
Kemarin dia sempat mendorong haechan saat kabur ke sekolah, apakah kembarannya terluka.
"Chan gue minta maaf, tolong maafin gue. Maaf udah kasar sama Lo. Gue cuma iri sama kalian yang bebas kesana kemari, sementara gue harus di rumah ngerasain sakit yang gak ada ujungnya" Renjun terus berceloteh di depan wajah haechan.
Haechan tentu saja mendengar semua perkataan renjun, karena sebenarnya dia sudah bangun.
"Abang maafin, jangan diulangi lagi Abang khawatir" Renjun terkejut melihat haechan membuka matanya tiba-tiba. Dia langsung memeluk haechan erat.
"Maaf, maafin gue" Haechan mengangguk mengelus rambut sang adik. Dia jadi merasa bersalah memarahi adiknya.
"Ayo bobo lagi masih pagi" renjun mengangguk, mereka melanjutkan tidur sambil berpelukan.
Langit sudah terang, kegaduhan di lantai satu sudah terdengar. Siwon bangun melihat bungsunya tidak ada disampingnya. Dia mengira renjun kabur dari rumah, tentu saja dua kembar juga ikut panik mencari anak nakal itu.
"Bang cctv" jaemin langsung menarik jeno dan ayahnya ke ruang cctv.
Setelah sampai dia memperhatikan detik detik renjun terbangun, setelah lima menit mereka bernafas lega. Ternyata adik bungsu mereka tidur bersama haechan.
Mereka bertiga lantas langsung pergi menuju kamar haechan. Tentu saja sang adik jangan sampai melupakan vitamin b12 nya, itu sangat penting untuk membantu tubuh sang adik menghasilkan darah.
"Dek bangun, sarapan dulu yuk. Sayang hei, sudah pagi katanya mau sarapan di taman"Siwon
"Woi Chan bangun, udah siang kebo banget sih" jeno dan jaemin berusaha membangunkan haechan secara brutal tentu saja.
"Ayah" Siwon tersenyum melihat anak manis ini membuka mata. Dia selalu bahagia ketika renjun membuka mata ada rasa lega tersendiri ketika melihatnya.
"Pagi sayangnya ayah, sudah bangun. Ayo sarapan ditaman, katanya mau liat kucing sama kelinci ya" renjun mengangguk dan tersenyum. Siwon langsung menggendong renjun keluar dari kamar.
"Woi bangun" jeno melempar bantal ke wajah haechan.
"Udahlah Jen biarin aja capek bangunin beruang pemalas kaya gini" mereka meninggalkan haechan, tentu saja haechan sudah sadar tapi di lebih memilih melanjutkan tidurnya.Siwon membantu renjun mencuci muka. Mengoleskan sunscrean di wajah dan badan renjun, selanjutnya dia mengambil sarapan yang sudah disiapkan, renjun selalu sarapan lebih awal karena jujur Siwon harus menyetok kesabaran melihat betapa lamanya anak itu menelan makanan.
"Ayah mau jalan aja" Siwon mengangguk memperbolehkan.
Mereka berdua duduk di kursi taman dekat kolam renang di samping kolam terlihat kelinci dan kucing yang sedang bermain mengibaskan ekornya.
Siwon melihat wajah renjun yang terkikik lucu, sebelum renjun sadar dia menyuapi renjun sedikit demi sedikit.
Setelah lima suapan renjun merasa mual dan ingin muntah untung saja masih bisa dia tahan.
"Sudah-sudah minum saja, ini sudah cukup makannya. Ayo minum obatnya" renjun mendengus melihat berapa banyak obat yang harus dia makan.
"Ayah satu aja obatnya ya" ucap renjun memelas.
"Boleh tapi habis ini langsung transfusi darah mau" renjun menggeleng, tentu saja dia tidak mau. Setelah transfusi darah dia pasti akan pegal pegal di semua area tubuhnya.
Perlahan renjun meminum semua obatnya.
"Pintar anak ayah, mau menonton film" renjun mengangguk mereka melanjutkan kegiatan mereka menonton film kartun di ruang tengah.