Pagi sudah datang renjun membuka matanya perlahan, duduk merenung sejenak.
"Yah ketiduran, mana lagi seru serunya lagi tadi malem" Renjun bangun dari tempat tidurnya. Mencuci muka lalu dirinya berniat turun ke bawah untuk sarapan."Eh adek udah bangun sini duduk" ayah menuangkan susu ke gelas.
"Minum dulu, abis ini ayah minta tolong bangunin Abang kamu" ayah
"Iya ayah" Renjun
Renjun menghabiskan susu di gelas, dirinya langsung melangkah ke kamar Abang abangnya.
Kamar Jeno
Renjun membuka pintu kamar Jeno, aroma maskulin langsung terhirup di hidung renjun.
"Gelap banget" renjun menyalakan lampu di kamar Jeno.
"WHAAAT KALIAN NGAPAIN DISINI" Renjun terkejut bukan main.
Mark Jeno jaemin dan haechan tidur satu kasur hanya menggunakan celana.
"Hai cantik" haechan dengan suara seraknya menghampiri renjun dan memeluknya kencang.
"Wangi" haechan mencium rambut renjun.
"Minggir lo, bangunin yang lain sana. Disuruh sarapan sama ayah" renjun membuka tirai jendela. Tiga manusia yang masih di ranjang kasur perlahan membuka matanya.
"Eungh cantik udah bangun" jaemin bangun memeluk renjun menduselkan pipinya di tengkuk renjun.
"Geli na sana mandi ayah udah nungguin" renjun
Jaemin mengangguk menyusul haechan yang sedang cuci muka di kamar mandi.Mark dan Jeno duduk, nyawa mereka belum terkumpul.
Tiba tiba Jeno tersenyum."Sini" Jeno
"Mau ngapain, bangun sana udah di tungguin ayah juga" renjun
Jeno kembali tersenyum, menurut renjun itu sedikit menyeramkan.
"Udah nggak hangat" Jeno menempelkan tangan ke dahi renjun.
"Apaan si" renjun menepis tangan Jeno.
"Turun sana makan dulu sama ayah, gue mau bangunin Mark dulu" Jeno
"Eum makasih" renjun.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka semua sudah berkumpul di meja makan.
"Selamat makan" ayah
Mereka semua menikmati sarapan pagi, bahkan renjun yang biasanya sangat rewel hanya diam memakan makanannya sendiri.
"Aku udah" renjun meminum air putih, mengambil obat di nampan meminumnya sekaligus.
Kini mereka sudah selesai sarapan, mereka sekarang berkumpul di depan televisi.
"Kepalanya sakit" ayah memijat kepala renjun.
"Sedikit" renjun.
"Ren boleh nggak, gue minta Lo buat keluar dari club lukis" Jeno.
"Maksudnya? Lo mau apa lagi hah. Nggak cukup ngurung gue selama ini, gue udah nurutin semua peraturan kalian semua udah ngambil semua hak gue. Gue nggak pernah main kaya kalian, gue udah nurutin check up setiap Minggu. Itu emang nggak cukup, gue sakit juga wajar. Gue manusia yang nggak selamanya sehat" renjun.
"Ren gue cuma khawatir, Abang jae bilang hasil check up kemarin keadaan lo memburuk" Jeno berusaha membicarakan hal ini pelan pelan.
"Gue juga setuju sama Jeno, gue muak liat Lo berjuang sendiri di club lukis. Lo harus kesana kesini ngurus club sendiri padahal anggota Lo banyak" haechan
"Trus cuma Lo yang setiap Minggu harus mewakilkan sekolah kita buat ikut lomba lukis, di antara puluhan siswa kenapa Lo terus" jaemin
"GUE YANG MAU, GUE CUMA MAU NGEBANGGAIN AYAH. KALIAN PUNYA BANYAK PIALA SEMENTARA GUE?? GUE ANAK YANG NGEBEBANIN KALIAN" renjun
"CUKUP" ayah
"Ayah nggak minta kalian ikut lomba kaya gitu, ayah nggak butuh piala kalian. Yang ayah butuhin cuma kalian tetap hidup di samping ayah, jangan ada yang ninggalin ayah" perlahan air mata ayah luruh.
"Sekarang ayah minta untuk kalian keluar dari club kalian masing-masing, fokus belajar jaga kesehatan temani masa tua ayah bisa kan" ayah
"Fine Jeno keluar dari basket" Jeno menyuarakan pendapatnya.
"Gue juga" ucap haechan dan jaemin bersamaan.
"DIAM, BIAR GUE AJA YANG KELUAR. PUAS KALIAN" Renjun keluar dari rumah duduk di taman tempat biasa dia menyendiri.
"Capek, kenapa harus gue" renjun menangis sendiri, melampiaskan semua kekesalannya.
"Sayang" ayah memegang pundak renjun. Memeluk tubuh ringkih itu.
"jangan biarin mereka keluar dari club ayah, adek aja. Mereka nggak pantes dapetin ini. Jangan biarin mereka ngorbanin kebahagiaan mereka cuma buat aku" renjun
Ayah mengangguk mendengar semua keluh kesah bungsunya. Membiarkan anak mungilnya melampiaskan kesedihannya.
"Ayah memang keadaan aku gimana, Abang jae bilang apa" renjun
Ayah memberikan kertas pemeriksaan kemarin.
Renjun perlahan membaca dari awal sampai akhir."Sel darah merah kamu turun drastis besok kamu harus transfusi darah ya, Abang jae bilang karena adek kecapean, makanannya kepalanya suka sakit kan" renjun menunduk.
"Iya ayah, adek bakalan keluar dari club lukis" renjun
"Makasih sayang, besok ayah temani ke rumah sakitnya abis itu kita ketoko mainan adek bebas beli Moomin berapapun yang adek mau" ayah
"Iya makasih ayah" renjun tersenyum tipis.
"Maaf" ke empat pemuda yang dari tadi menguping pembicaraan ayah dan anak itu terdiam.
"Maafin Abang" Jeno yang biasanya tidak pernah menangis kini runtuh.
Dunia mereka sedang tidak baik baik saja.
Mark yang notabenenya hanya Abang sepupu mereka bahkan sudah terisak dibalik semak semak.KANGEN RENJUN🥺
hi guys aku kembali lagi
Untuk bad boy or cute
JUGA ADA DI FIZZO YA
YUK BACA