Hari ini hari yang menyebalkan bagi renjun, dari dia membuka mata keluarga besarnya sudah berkumpul mengelilingi dirinya.
Mereka kira dia masih bayi yang baru dijenguk. Ayahnya juga hanya diam saja ketika tangan tangan berkeriuput itu mencubit pipinya hingga merah.Seperti saat ini karena kemarin dia baru saja sembuh dirinya bangun kesiangan otomatis dia tidak ikut sarapan bersama keluarganya dengan excited nya mereka berebutan ingin menyuapi dirinya dengan berbagai sayuran berwarna hijau dengan nasi lembek bertoping jamur yang tentu saja tidak bisa dia telan.
"Di makan loh dek kasihan oma sudah memasak dari tadi pagi" haechan berkata dengan nada mengejeknya. Lihat saja kakak keduanya bahkan terseyum senyum ketika dirinya disuapi oma nya dengan celemek bayi yang bertengger di lehernya. TOLONG INGATKAN MEREKA BAHWA RENJUN SUDAH BERUMUR 17 TAHUN SUDAH SMA.
Ingin sekali dia berteriak di depan mereka semua tapi apa daya ada kakak ayahnya yang biasa dipanggil Daddy menatap garang di sebelahnya. Mentalnya sudah menciut.
"Oma adek ingin pipis sebentar ya, makan nya udah ya perut adek pegah mau pup" ucap renjun dengan mata memelas.
"Ya sudah, habis pup adek susul ayah di halaman depan kamu di suruh berjemur" oma
"Tapi oma, anu ee abis ini adek mau belajar" renjun tersenyum canggung.
"Tidak ada belajar untuk hari ini, seminggu kedepan kamu badrest" Tegas daddynya.
"Tapi dad, nanti aku jadi bodoh gimana kalian nggak malu" renjun
"Tidak jadilah bodoh dan penurut" daddy. Sebenarnya sang daddy hanya mengerjai ponakan bungsunya ini sampai mana ponakannya menahan rengekannya.
"Tidak mau, mana ada orang bodoh yang penurut. Awas dad adek mau pup" dengan usilnya daddy menahan belakang baju renjun.
"Lepas, nggak tahan nih" renjun memulai aksi merengeknya tentu saja daddynya merasa puas
"Ya sudah sana"
Dengan cepat renjun berlari ke toilet memuntahkan bubur yang masih tertahan di tenggorokannya.
"keluarga gue yang gila apa gue yang gila, dikira gue masih bayi apa" setelah membersihkan bekas muntahannya, renjum berlari ke pintu belakang.
"Bisa stres gue dikelilingin mereka" renjun terus berjalan hingga dia bertemu dengan rumah pohon tempat dia bermain.
"Ngantuk banget padahal masih pagi" tentu saja renjun sering mengantuk renjun mereupakan penderita anemia sel sabit, dirinya akan merasa mengantuk lemas dan terkadang nyeri di area tertentu. Renjun sudah mengalaminya saat dirinya masih bayi makannya tumbuh kembangnya sedikit terhambat dari kakak kembarnya.
Kini mata renjun sudah terpejam badanya juga terasa lemas, apa ini karena efek muntah tadi pikir renjun.
Sudah satu jam renjun tertidur, dirinya tidak sadar semua keluarganya sedang mencarinya.
"Bang di rumah pohon coba, adek sering ke situ" jaemin dan jeno berlari kehalaman belakang. Mereka masuk rumah pohon disambut dengan bayi mungil yang dari tadi mereka cari.
"Kan bener kata gue"jeno tersenyum memindahkan renjun kedekapannya.
"Susu mau susu ayah" ucap renjun di tengah tidurnya.
Jeno dan jaemin tertawa pelan. Lihat tidur saja adiknya sangat lucu, bagaimana bisa mereka iri ketika renjun di manjakan lebih dari mereka. Malah mereka berebut memanjakan bungsunya ini.
"Eum mau susu ayah" lihat bibir renjun sudah mengecap ngecap mencari susu, dengan usilnya jaemin memasukan jarinya ke mulut renjun.
Jeno menepis tangan jaemin, tangan jaemin kotor bisa bisanya dimasukan ke mulut adiknya.