Bab 10: Tak Terbatas

65 10 1
                                    

BoBoiBoy © Monsta

Di Atas Bentala, di Bawah Bumantara © Roux Marlet

The author gained no material profit from this work of fiction.

Alternate Reality, Gur'latan arc

#FallToberKEB

Hari Kedelapan Belas: Pita

.

Bab 10: Tak Terbatas

.

.

.

.

.

BoBoiBoy duduk bersila, tunduk merenung dengan sebentuk buah sebesar mangga di tangannya.

"Ada apa ini? Wahai, Anak Murid Kebenaran? Kenapa kamu malah bermuram durja?"

"Saya masih ragu, Cikgu Papa," sahut yang ditanya sambil mendongak. Tak hanya bertemu pandang dengan sang guru sekolah sekaligus kapten TAPOPS, BoBoiBoy juga bersitatap dengan Tok Kasa, Qually, dan Ochobot.

"Gaharum bilang, buah oakuat akan keluarkan semua kuasa terpendammu," ulang Hang Kasa sekali lagi, sembari menepuk bahu sang adiwira muda. "Kamu pasti bisa mengendalikannya, BoBoiBoy."

"Masih ada rasa takut, Tok," gumam BoBoiBoy, kembali memandangi buah itu. "Pengalaman dengan Beliung ... rasanya seperti kuasa itu tak terbatas."

"Haaa!" seru Papa Zola tiba-tiba, membuat Qually terlonjak kaget dan Ochobot melayang oleng. "Kebenaran ada ide!"

Bahkan Hang Kasa terlihat takjub menyaksikan Papa Zola ikut duduk bersila lalu menggambar di tanah dengan ranting.

"BoBoiBoy, kamu tahu apa ini?" Papa Zola menunjuk hasil gambarnya.

"Umm, angka delapan, Cikgu?" jawab BoBoiBoy sambil memiringkan kepala. Itu memang terlihat seperti angka delapan, tapi ...

"SALAAAAH!!!" seru Papa Zola berapi-api.

"Ehh?" Tak hanya BoBoiBoy yang terperanjat. Ochobot terbang rendah, mengitari tulisan di atas tanah.

"Ini lambang lemniscate! Lemniscate!" Papa Zola menyembur dengan semangat.

"Apa itu, Cikgu?"

"Infinity! Tak hingga! Tak terbatas!" sahut sang guru antusias.

"Oooo," seloroh BoBoiBoy dengan mulut membentuk bundar, lalu menjentikkan jari. "Oooh, benar juga, Cikgu! Saya pernah lihat yang seperti ini di televisi."

"Ini salah satu simbol dalam bidang koordinat Kartesius, pelajaran matematika semester satu di bab tiga, Anak Mudaaa!"

"Ehehe, maaf, Cikgu ... saya lupa," kekeh BoBoiBoy sambil garuk kepala. "Tapi ... setahu saya, nama bahasa Inggrisnya adalah infinity. Kalau lemi ... lem apa tadi, Cikgu? Itu bahasa apa?"

"Lemniscate! Itu bahasa Yunani, artinya 'pita'! Haaa, lihat! Bentuknya seperti pita yang tersimpul simetris, bukan?"

"Iya, benar!" seru Ochobot, tampak berbinar. "Cikgu Papa tahu banyak, ya!"

"Hahaha!" Papa Zola tertawa bangga.

"Hooo," gumam BoBoiBoy yang masih terheran-heran.

"Benar juga." Kali ini Hang Kasa ikut mengangguk-angguk. "Lalu, apa maksudnya Kapten Papa menunjukkan simbol ini?"

"Ada hubungannya dengan buah oakuat, kah?" tanya Qually.

Papa Zola masih menjawab dengan semangat, "Tentu saja ada! Nah, BoBoiBoy, kenapa kuasa kamu hanya ada tujuh?"

"Eh? Ehm ... karena Ochobot hanya punya tujuh kuasa elemen?"

"SALAAAAAH!!!"

"Aduh, salah lagi ...," keluh Ochobot ikut prihatin. Mengapa situasinya jadi seperti pelajaran di kelas begini? Mana Ochobot tahu juga jawabannya?

"Delapan!" Papa Zola menunjuk tulisannya tadi. "Delapan ini!"

"Eh, kata Cikgu tadi, itu bukan angka delapan ...."

"Bukan angka delapan, tapi angka delapan rebah, Anak Muda!"

BoBoiBoy terkekeh lagi, masih kebingungan arah pembicaraan. Gurunya yang satu ini memang nyentrik.

"Delapan rebah itu lemniscate, infinity. Kalau kuasamu ada delapan, nanti benar-benar jadi tak terbatas dan tak bisa dikendalikan. Makanya, kamu hanya diberi tujuh kuasa, sudah cukup."

Penjelasan itu terdengar sok filosofis dan memaksa. Sebelum ada yang sempat menanggapi lagi, Papa Zola cepat-cepat melanjutkan sambil menepuk bahu BoBoiBoy kuat-kuat,

"Maka dari itu, percayalah, Anak Muda!"

Mata BoBoiBoy bersinar senang. "Saya pasti bisa mengendalikan kuasa ini! Terima kasih, Cikgu!"

.

.

.

.

.

Catatan Penulis:

Gara-gara pernah nyari tahu sinonim nama lambang infinity, Roux kepikiran ide dan berandai-andai bisa terjadi dialog ilmiah absurd macam begini seandainya jalannya persidangan PPB lancar jaya tak kurang suatu apa :")

Terima kasih sudah membaca :)

[18 Oktober 2023]

Di Atas Bentala, di Bawah BumantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang