Bab 2: Nomen est Omen

128 18 3
                                    

BoBoiBoy © Monsta

Di Atas Bentala, di Bawah Bumantara © Roux Marlet

The author gained no material profit from this work of fiction.

Canon, Friendship, School Life

#FallToberKEB

Hari Kedua: Payung

Bab 2: Nomen est Omen

.

.

.

.

.

Raut wajah yang biasanya manis dan imut itu merengut. "Pipi nggak suka."

BoBoiBoy, yang duduk di sebelahnya, tersenyum kecil. "Kenapa Pipi nggak suka?"

"Nama Pipi aneh!" balas gadis kecil itu dengan dahi berkerut.

Harusnya sang adiwira muda bisa menebaknya. Papa Zola memang mudah panik pada hal-hal kecil, tapi sepertinya memang ada sesuatu penyebab mengapa seorang Pipi yang riang gembira bisa sedemikian senewen. "Nama Pipi bagus," puji BoBoiBoy.

"Terlalu panjang! Dan aneh!" gerutu Pipi lagi, menatap buku bergaris yang terbuka di tangannya.

BoBoiBoy menunduk, mengamati tulisan di buku. "Coba kita lihat ... nama lengkap Pipi adalah ...."

"Putri Intan Payung Indah Zulaikha Odelia Ladasyia Absyari!" Pipi menyuarakannya dengan cepat.

"Nah, itu nama yang baik~!" Sang adiwira elemental mengacungkan jempol.

"Tapi, terlalu panjang, Abang! Aku jadi capek menulisnya!"

"Nanti, coba tanyakan Cikgu, apa boleh disingkat saja?" usul BoBoiBoy.

Mendengar saran itu, Pipi jadi termenung sejenak. "Mungkin boleh, ya, Bang?"

"Siapa tahu boleh," sahut BoBoiBoy dengan senyum cerah. "Kutemani Pipi untuk bertanya."

"Tapi ...," gumam Pipi sekali lagi, kali ini tampak lebih murung daripada kesal. "Kenapa harus ada 'payung' dalam namaku? Mana ada anak gadis comel dinamai 'payung'?"

"Ehehehe," kekeh BoBoiBoy seraya memutar otak. "Hmm, Pipi tahu kegunaan payung?"

Pipi menempatkan jarinya di dagu. "Hmmm. Pelindung dari hujan?"

"Benar sekali! Ada juga orang yang pakai payung saat hari panas terik."

"Oooh. Pelindung dari terik matahari?"

"Benar lagi! Hehe ... terbaik, lah, Pipi! Jadi ...." BoBoiBoy tersenyum penuh arti pada si gadis kecil. "Papa dan Mama Pipi, mendoakan Pipi jadi seorang pelindung!"

Mata bulat Pipi makin membola. "Apa iya?"

"Iya! Karena nama adalah doa orang tua!" Senyum si remaja lelaki bersinar-sinar. "Harapan Papa Zola dan Mama Zila, tentunya agar Pipi jadi pelindung yang indah, kuat bagai permata, seperti arti namamu."

Pipi betul-betul termenung semenit penuh sambil memandangi buku tulisnya. Akhirnya, dia mengangkat kepala dan berujar,

"Terima kasih, Abang BoBoiBoy ...."

"Hehe, sama-sama." BoBoiBoy merasa lega. Misi menghibur Pipi Zola sudah terlaksana! Cikgu Papa pasti senang ... tapi, Pipi ternyata belum selesai.

"Hmm ... kalau arti nama 'Oboi', apa, Bang?"

"Eh ...."

Seandainya BoBoiBoy memanggil kuasa elementalnya yang tercerdas sekalipun, Cahaya atau Solar mungkin juga tak bisa menjawab pertanyaan yang satu itu.

.

.

.

.

.

Catatan Penulis:

Judul dalam bahasa Latin, artinya "nama adalah pertanda".

Gemes banget waktu tahu Pipi manggil "Abang BoBoiBoy!" di video yang kapan lalu itu XD

Terima kasih sudah membaca!

[2 Oktober 2023]

Di Atas Bentala, di Bawah BumantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang