Bab 4: Yang Penting Lunas

95 12 2
                                    

BoBoiBoy © Monsta

Di Atas Bentala, di Bawah Bumantara © Roux Marlet

The author gained no material profit from this work of fiction.

Canon/Alternate Reality, Friendship, Humor

#FallToberKEB

Hari Keempat: Buku

Hari Kelima: Kerja

Bab 4: Yang Penting Lunas

.

.

.

.

.

"Kawan baikku, Gopal," ucap Qually sebagai pembukaan. "Aku minta maaf harus bilang ini kepadamu."

"Uhuhuhu ...." Si pemuda India sudah tersedu-sedan di meja bundar Kokotiam.

"Mulai hari ini sampai sebulan ke depan, Gopal harus kerja paruh waktu di Kokotiam Tok Aba."

"Uhuhuhuuu ...."

Kalimat Qually yang mengutip sang pemilik kedai tadi membuat Gopal makin tersedu.

"Tak apa, Gopal! Aku akan temani kerja di kedai," sahut BoBoiBoy sambil menepuk bahu kawan gempalnya.

"Benar, aku pun kerja di sini dan di TAPOPS-U sekarang," timpal Qually dengan cengiran lebarnya yang biasa. "Kamu nggak perlu meratapi utang yang belum terlunasi."

"Ehehe ...." BoBoiBoy terkekeh saja karena ini bukan pertama kalinya Gopal berutang ke kedai atoknya. Hanya saja, baru kali ini Tok Aba mengusulkan agar Gopal membayar tidak dengan uang, melainkan dengan tenaga. Kasihan juga kalau uang saku Gopal dari Appa dan Amma habis untuk bayar utang ....

"Dey! Kalian berdua! Bukan itu yang kusedihkan!" Gopal berseru berapi-api.

"Eh?" Qually keheranan.

"Bukannya kemarin, kamu mengeluh soal rencana main game sepanjang liburan sekolah yang batal karena disuruh kerja?" BoBoiBoy juga tak paham.

"Iya, tapi bukan itu! Qually!" Gopal menunjuk dengan telunjuk yang gemuk. "SEJAK KAPAN KAMU JADI ASISTEN PENCATAT UTANG KEDAI TOK ABA?!!"

Mata hijau Qually membola. "Sejak aku jadi partner kerjanya Ochobot, lah!"

"Kenapa harus kamu? Biasanya utangku nggak sebanyak ini karena Tok Aba sudah agak pikun!" Gopal masih merepet.

"Hah? Gopal?" BoBoiBoy bengong mendengarnya. "Jadi, selama ini, utangmu harusnya lebih banyak lagi?"

"Iya, lah! Nasib baik Tok Aba nggak selalu ingat semuanya ...."

"Gopal, Gopal, padahal Kokotiam itu mata pencaharian kami ...." Sekarang gantian BoBoiBoy yang meratap. Qually jadi galau, mau menghibur siapa.

"Maka dari itu, Atok perlu asisten pencatat utang yang nggak mudah lupa," ujar seseorang di belakang mereka.

"Tok Aba!" Qually merasa lega melihat kakek BoBoiBoy itu, yang ekspresinya tampak berupa campuran antara geli sekaligus sebal. Tentu beliau sudah dengar pengakuan dosa Gopal barusan.

"Hiiiiy, ampun, Tok!" rengek Gopal begitu jemari Tok Aba yang terlatih mendarat di telinganya.

"Dua bulan, Gopal. Atok nggak akan hitung-hitungan denganmu. Yang penting, kamu lunasi dengan kerja dua bulan penuh."

"Liburanku ... huhuhu .... Aduuuh! Iya, iya, Tok! Maafkan Gopal!" Gopal yang awalnya masih meratap, ganti minta ampun karena Tok Aba menambah kuat jewerannya.

"Ehehe ... ayo, Gopal. Kamu nggak sendirian. Aku dan Qually akan temani kamu bekerja." BoBoiBoy sendiri sudah berhenti meratapi utangnya Gopal.

Ochobot melayang dari arah gudang dan berujar riang, "Waah, asyik! Tambah banyak partner kerjaku!" Power sphera kuning itu menyerahkan buku di tangannya kepada Tok Aba lalu melakukan high five dengan Qually, yang disambut dengan sorot horor dari Gopal.

Buku itu ... buku bersampul cokelat yang tadi dipegang Ochobot, adalah buku catatan utang!

"Dey, Ochobot?!! Jangan-jangan, kamu dan Qually bekerja sama jadi pencatat utangku?!"

"Sudah, sudah. Ayo, mulai bekerja." Tok Aba menutup diskusi dengan memberikan celemek kepada Gopal.

Tanpa dilihat oleh Gopal, BoBoiBoy melempar senyum dan acungan jempol ke arah Tok Aba, Ochobot, dan Qually. Seharusnya, setelah ini, Gopal akan kapok untuk berutang lagi.

.

.

.

.

.

Catatan Penulis:

Terima kasih sudah membaca lagi :)

[8 Oktober 2023]

Di Atas Bentala, di Bawah BumantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang