Bab 14: Hadiah

75 11 1
                                    

BoBoiBoy © Monsta

Di Atas Bentala, di Bawah Bumantara © Roux Marlet

The author gained no material profit from this work of fiction.

Canon, Friendship

#FallToberKEB

Hari Kedua Puluh Dua: Jeruk

Hari Kedua Puluh Enam: Kue

.

Bab 14: Hadiah

.

.

.

.

.

"Psst. Fang."

Telinga alien Fang yang terlatih tentu saja mendengar suara familier barusan, tapi dia tidak mau menoleh. Sudah jam pulang sekolah dan Pak Guru Papa Zola memberi banyak tugas rumah seperti biasa!

"Dey, kamu lihat yang barusan, nggak?"

Fang menukas pada Gopal yang merendenginya berjalan, "Apa, sih?"

"Kawan baik akuuu dan si ketua kelaaas!" Gopal masih merepet.

Helaan napas dari Fang. "Gopal, tolong—"

"Sejak kapan BoBoiBoy pacaran dengan Yaya?!"

BLETAK!

"Aduh!" Gopal mengeluh, kepalanya dijitak oleh si penguasa bayangan.

"Ngaco!" gerutu Fang.

"Kamu lihat sendiri, 'kan, Fang!"

Dua orang yang disebut itu belakangan ini sering terlihat bicara berdua diam-diam di sekolah, dan, kalau ada yang kebetulan melihat, keduanya langsung salah tingkah—seolah tidak ada yang boleh tahu percakapan mereka.

Masalahnya, yang kebetulan melihat ini adalah kawan mereka yang paling peka gosip.

"Kali aja mereka diskusi soal ujian," sahut Fang malas. "Dan bukannya pacaran itu haram menurut kepercayaan mereka?"

"Kalau tentang ujian, kenapa Yaya nggak diskusi sama Ying aja?" desak Gopal. "Oooh, jangan-jangan, ini cinta segitiga!"

"Ngawur, ngawur. Sudah, aku mau pulang."

"Jangan-jangan, kamu tahu sesuatu, Fang?"

"Enggak."

"Kamu nggak tahu dan nggak ingin tahu?"

Fang menggeleng, matanya melirik ke samping. "Orangnya bakalan cerita sendiri. Tuh, dia dari tadi di balik teras, dengerin kita debat."

Gopal menutup mulutnya sambil terkesiap, persis ketika sosok bertopi oranye itu melongok dari balik teras. Cengiran malu ada di wajahnya.

"Gopal ... Fang ...."

.

.

.

.

.

"Yaya mau membuat cake untuk hadiah ulang tahun Ying?!" Gopal terperanjat.

"Iya. Persisnya, kue bolu daun jeruk," ucap BoBoiBoy. "Ada banyak resepnya di internet."

"Hmm, benar juga. Jeruk itu buah keberuntungan di budaya Cina," komentar Fang sambil menyeruput cokelatnya. Mereka bertiga duduk di Kokotiam di kursi yang terjauh dari tengah kedai—hanya bertiga saja, minus dua sahabat perempuan mereka, juga Qually tak tampak di sekitar situ.

"Kenapa harus diam-diam?" lanjut Fang yang juga heran tapi tidak sefrontal Gopal.

"Err... Yaya minta tolong diam-diam padaku, supaya makin sedikit orang yang tahu, makin baik. Ini memalukan. Yaya sendiri mengakui bahwa rasa biskuitnya mengerikan dan itu membuatnya minder ...."

"Yaya mengakui hal itu?!" Gopal terbelalak tak percaya.

"Iya, dia selama ini tahu tapi nggak enak sama kita-kita. Dia pengin kasih hadiah ulang tahun homemade cake untuk Ying. Karena ini masih bulan Oktober, masih ada cukup banyak waktu sebelum ultah Ying bulan Desember nanti."

"Kenapa kamu, BoBoiBoy? Kenapa nggak minta tolong Qually?" selidik Fang tanpa niat apa-apa. Dia murni ingin tahu saja.

"Qually pernah mencicipi biskuit Yaya ... dan reaksinya sama denganmu, Fang, seperti yang lain juga, hehehe," sahut BoBoiBoy sambil meringis.

"Yah, kita semua tahu rasanya memang mengerikan," balas Gopal sambil bergidik. "Kayak kertas amplas."

BoBoiBoy mengiyakan. "Tapi untukku, di waktu itu, biskuitnya Yaya berhasil membuatku naik ke tahap dua elemen angin. Mungkin itu yang membuat Yaya bisa percaya padaku—atau pada pecahan elemen anginku, lebih tepatnya. Hehehe."

"Oh, iya. BoBoiBoy Taufan, ya?" ujar Fang.

"Iya. Setelah kami pikir-pikir juga, mungkin tekstur kue bolu yang lebih ringan dan banyak udaranya akan lebih mudah dibuat enak. Makanya kusarankan Yaya tidak lagi membuat biskuit."

"BoBoiBoy, kamu memang penyelamat!" Gopal berseru sok dramatis.

"Ehehehe, bukan begitu, lah, Gopal ...." BoBoiBoy menggaruk bagian kepalanya yang tidak terlindung topi.

"Gimana kalau kita ikut eksperimen membuat bolu?" usul Fang. "Siapa tahu bisa membantu Yaya belajar membuatnya. Kita coba sendiri, nanti BoBoiBoy yang menyampaikan saat latihan dengan Yaya."

"Ide bagus itu!" celetuk Ochobot yang tiba-tiba sudah di dekat mereka.

"Dey, Ochobot? Kamu menguping?" tuduh Gopal.

Power sphera kuning itu memutar bola mata elektriknya. "Mana ada. Aku sudah tahu semuanya. Tiap kali aku menemani BoBoiBoy dan Yaya, lah!"

Ternyata biasanya ada Ochobot bersama mereka. Fang dan Gopal tak perlu khawatir macam-macam.

.

.

.

.

.

Catatan Penulis:

Seharusnya ditulis akhir Oktober, tapi apa daya :")

Idenya rada aneh, mohon dimaafkan XD yang terlintas saat baca prompt "kue" sudah tentu Yaya!

Akhir kata, terima kasih sudah membaca :)

[18 November 2023]

Di Atas Bentala, di Bawah BumantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang