Pantai

63 21 4
                                    

     

     

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*
*

   Cafe bernuansa klasik dengan cat dominan hitam dan putih,membuat siapa saja akan tertarik untuk sekedar nongkrong atau mengerjakan pekerjaan di waktu luang. Di meja nomor 08 terdapat sepasangan kekasih yang sibuk dengan dunianya masing-masing. Hingga salah satu dari mereka menghentikan kegiatannya karena sudah bosan.

"Bisakah kita ke pantai sebelum pulang?" Ajak Ananda. Adan menegok dari balik laptop sebentar lalu melanjutkan ketikannya.

"Mmm...sudah bosan ya?" Balas Adan, Ananda menghabiskan sisa-sisa ice coffee latte yang sudah terlalu lama ia diamkan hingga rasanya sedikit hambar.

"Hmmm,, aku sudah bosan. Ayo kita kepantai, please." Ananda bermohon, merasa gemas Adan menutup laptopnya lalu tersenyum lembut pada Ananda.

"Baiklah." Mereka mulai membereskan barang-barang mereka untuk meninggalkan cafe lalu menuju pantai.

***

Ananda dan Adan berjalan disekitar bibir pantai sambil menikmati suasana, sesekali Ananda bermain air untuk menjaili Adan. Tempat itu menjadi tempat yang tepat untuk membuang rasa penat seharian beraktivitas. Suara orang bernyanyi dan tawa anak kecil menjadi pelengkap suasana. Mereka tidak merasa terganggu akan itu.

Setelah mendapatkan tempat yang pas, Ananda dan Adan duduk beralas cangkang kerang yang sudah hancur. Ananda mengeluarkan dua kaleng minuman dan snack. Adan menatap dalam ujung laut sudah berwarna jingga dengan tangan memeluk lututnya. Ananda merapatkan tubuhnya ke Adan dan bersandar dibahunya.

"Indah, bukan?" tanya Ananda

"Iya" Jawab singkat Adan, Ananda semakin merapatkan tubuhnya mencari
kenyamanan pada Adan

"Menurutmu, kenapa orang menyukai pantai?" Tanya Ananda lagi.

"Mmm........ Aku tidak tahu, sepertinya orang-orang menyukai pantai karena keindahannya." Ananda mengangguk dan membetulkan ucapan Adan.

"Tapi---," Ananda menegok kearah wajah Adan.

"Menurutku orang lebih menikmati angin di pantai. Karena, tanpa mereka sadari mata mereka akan terpejam disaat angin itu datang seperti ada rasa nyaman menghampiri mereka". Ananda terdiam dan merasa deja vu dengan perkataan Adan.

- Ananda Flashback -

" Yakkkk, Kamu menyusahkanku!!"

"Bawalah barang-barang itu Ilyas, tanganku capek membawanya." Keluhnya.

Mau tidak mau Ilyas membawa dua ransel dan sepatu milik Ananda. Dengan tertatih, Ilyas terus memperhatikan Ananda berlari kesana-kemari tanpa peduli ia tidak memakai alas kaki.

Tiba-tiba Ananda terjatuh tersandung sebuah batu. Dengan panik Ilyas menghampiri Ananda yang merintih kesakitan.

" Ini sakit sekali." Ananda kesakitan memegang lututnya. Ilyas melihat itu malah tertawa terbahak-bahak.

Menjadi Seperti AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang