Berlalu

21 1 0
                                    

****🍉🍉🍉🍉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*
*
🍉🍉🍉🍉

Seminggu berlalu, kejadian yang Ilyas alami kini bisa ia lewati atas bantuan Tuan Danu. Ya, Ilya dan Tuan Danu telah berbaikan atas beberapa saran dari orang terdekat Ilyas termasuk Ananda. Tuan Danu sebagai agen rahasia, bisa sangat mudah mengatahui apa yang terjadi pada bisnis anaknya yang tiba-tiba saja anjlok. Sembari menunggu data-data yang Ilyas perlukan untuk menjerat dalang atas kerugiannya, ia melanjutkan hidupnya tanpa perlu memberitahu siapapun apa yang ia lakukan bersama Tuan Danu.

"Olivia hentikan hahaha" Olivia terus mengelitikkan pinggang Ilyas tanpa memperdulikannya.

"Yakkkk." Teriak Ilyas. Membalikkan dirinya keposisi Olivia dibawah kendalinya.

"Akanku balas kamu." Mereka saling menggelitik hingga kelelahan.
Mereka berbaring dengan Olivia memeluk pinggang Ilyas dari samping. Terasa nyaman hingga membuat matanya terpejam.

"Apa kamu sangat mencintaiku?." Tanya Ilyas pada Olivia yang masih terpejam.

"Tentu saja. Apa kamu meragukannya?" Tanya balik Olivia membuka matanya. Olivia merangkang menaiki tubuh Ilyas memeluknya dan menaman wajahnya didada Ilyas.

"Aku bahkan bisa mendengarkan detak jatungmu." Tutur Olivia, Ilyas membalas pelukkan Olivia dengan sangat erat.

***
Benny, Ariel, Adit kebingungan atas kedatangan Andrew dan Ananda di toko Ilyas. Andrew terus mencari Ilyas namun nihil, teman-temannya tidak mengatahuinya juga.

"Untuk apa dia kesini?." Bisik Ariel ke Adit. Adit mengangkat bahunya

"Entah."

"Mungkin karena dia tidak laku." Bisiknya kembalinya. Membuat Adit berusaha menahan tawanya, Benny menyadari apa yang temannya lakukan. Menginjak kaki-kaki mereka di bawah meja.

"Apa kalian tidak ingin membantuku?." Ucap tegas Andrew. Ananda hanya diam menunduk.

"Membantu apa?" Jawab Benny. Perasaan mereka sudah tidak enak.

"Mencari Ilyas sekarang." Balasnya Andrew tanpa ekspresi. Benny DKK hanya saling menatap tanpa memberi tanggapan apapun.


***

Mobil berwarna hitam masuk dalam perkarangan rumah Mr. Bob, Ilyas keluar dari mobil lalu membukakan pintu untuk Olivia.

"Makasih" Ucap Olivia sembari tersenyum keluar dari mobil.
"Apa mau masuk?" Tawar Olivia, Ilyas menggeleng dan melihat jam tangannya sudah pukul 20:30.

"Tidak, aku harus pulang. Kamu pun harus istirahat, kamu sudah mengurusku seharian hahaha."

"Baiklah" Olivia berjalan menuju Ilyas dan mencium pipinya sekilas, lalu berjalan masuk kedalam rumahnya.


***

Hari yang Olivia tunggu-tunggu pun tiba, dimana dia dan Ilyas akan melakukan kencan pertamanya, semua teman-teman Ilyas sudah menyiapkan kebutuhan yang Ilyas inginkan. Di taman bertema black and gold menjadi pilihan Olivia untuk momen berharga ini. Olivia sudah bersiap dan menunggu Ilyas datang.

-Rumah Ilyas-

Ilyas hendak masuk ke dalam mobilnya, namun seseorang menahan bahunya dan menariknya menjauh dari mobilnya. Saat ia berbalik, sebuah pukulan keras melayang ke wajahnya. Ilyas tersungkur jatuh memegangi hidungnya yang sudah berdarah, ia bangkit dan mencoba berbicara pada orang yang sudah memukulnya.

"Apa yang kamu lakukan Andrew? Apa salahku?" Teriak Ilyas, ternyata yang memukul Ilyas adalah Andrew. Andrew berjalan dengan cepat dan memegangi pundak Ilyas, Andrew kembali memukul dibagian perut dan tengkuk Ilyas. Membuatnya Ilyas tersudut.

"Itu untuk adikku." Andrew mengambil baju bagian belakang Ilyas dan melihat wajah Ilyas dengan tatapan sangat marah. Keadaan Ilyas sudah melemah tanpa ingin membalas perbuatan Andrew.

"Kamu adalah orang yang paling menyakiti adikku." Ilyas tertawa hambar mendengar ucapan Andrew. Lalu Ilyas mendorongnya.

"Aku menyakiti adikmu? Kapan?" Teriaknya dengan mulut penuh darah. Perkataan Ilyas semakin memancing kemarahan Andrew, hingga Andrew melompati tubuh Ilyas membuat mereka terjatuh dan kembali memukulnya. Kali ini Ilyas tidak tinggal diam, da membalas pukulan Andrew.

"Kamu sudah menyakitinya! Disaat kamu datang dan kembali ke kota Z, aku menyadari semua usahamu itu bukan sekedar ingin membuat kejutan buat seorang adik. Melainkan
seseorang kepada kekasihnya---"

Mereka saling mencengkram leher satu sama lain. Membuat Andrew sedikit kehabisan nafas.

"Kam--u men-yakitinya dengan mening huhuk---" Ilyas semakin mencengkramnya Adrew.

"Adikmu merasa aku menyakitinya di saat hatiku merasa jauh lebih sakit? Itu naskah yang bagus untuk jadi sebuah novel. Ya, memang benar aku mencintainya. Sangat mencintainya."

"Hentikan!!!" Teriak Ananda yang berlari menuju keduanya. Membuat mereka melepaskan cengkramannya. Mereka saling melemparkan tatapan yang tajam.

"Hari ini adalah di mana aku akan menentukan dengan siapa aku hidup, aku tidak mau ini menjadi berantakan karena hal yang sudah ia putuskan dari awal. Ada seorang wanita
sekarang menungguku. Maaf jika membuatmu merasa aku menyakitimu.." Kata Ilyas yang ingin meninggalkan Andrew dan Ananda. Sebelum Ilyas pergi Ananda menahan lengannya.

"Jika hatimu merasa gelisah dan kamu berubah pikiran, datanglah padaku. Aku akan menunggumu di taman." Ilyas hanya menatapnya tanpa ekspresi lalu meninggalkan mereka semua.

Ilyas melajukan mobilnya dengan sangat kencang. Di tempat kencan, Olivia sudah gelisah dan terus menerus menelfon Ilyas yang tidak biasanya tidak mengabarinya. Benny DKK ikut khawatir juga dengan keadaan Ilyas.


***


"Apa aku terlambat?"


"Yakk kenapa kesini? Ada apa dengan wajahmu? Kenapa kamu penuh darah."

"Aku? Tentu saja melamarmu Jasmine."

-Tamat-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menjadi Seperti AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang