Best party ever

41 9 3
                                    

Vote saja dahh!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vote saja dahh!!!

****

"Guysss. Kita akan berpesta di rumah Ananda malam ini!!!! Jangan lupa memberi ucapan yang terbaik untuknya karena ini hari ulang tahunnya." Seru Dian yang berada di atas kursi depan teman-temannya.

"YEAYYYYY. SELAMAT ANANDA"

"Party lagiii"

"Jadikan pesta ini menjadi lebih meriah, Ananda!"

Itulah teriakan-teriakan samar yang Ananda dengar membuatnya malu atas kelakukan Dian. Zoya mengampiri Dian yang baru saja turun dari kursi dan menariknya ke arah Ananda.

"Ada yang kamu lakukan, bodoh?!!" Bentak Zoya pada Dian.
"Aku terlalu bersemangat" Ucap Dian yang cengar-cengir. Ananda segera memisahkan teman-temannya sebelum mereka berdebat.

"Sudahlah, bantu aku membagikan undangan ini pada teman-teman yang lain..." Ananda

memberikan beberapa lembar undangan pada Dian dan Zoya dan mereka mengambilnya

"Dan aku akan pergi ke himpunan dan membaginya di sana. Pergilah, jangan lupa datang 4 jam sebelum pestanya dimulai. Kalian harus membantu, mengerti??" Ucap Ananda

"Siap!!!"

***

-Pesta pun tiba-

Rumah Ananda sudah disulap dengan dekorasi elegan yang sangat cocok untuk kaum remaja, satu-persatu tamu sudah mulai berdatangan. Ada yang yang bersama temannya, ada yang bersama pacarnya bahkan kaum yang terkuat pun ada, yaitu kaum jomblo. Yang punya pesta belum menunjukkan batang hidungnya, ia masih bersiap untuk
menjadi yang tercantik malam ini. Bersama kedua temannya, mereka saling membantu untuk bersiap. Setelah semuanya beres, merekapun turun untuk memulai acara.

Hm..

Hm..

"Hallo guys! Apakah kalian sudah siap untuk pesta malam ini??" Sapa MC dengan penuh semangat membara.

"Siapp!!!" Sorak semua hadirin.

"Kalau begitu, mari kita mulai acara ini." Membuat sorak hadirin semakin menggila.

"Pertama-tama, kita panggil dulu orang yang penting diacara ini, yaitu..."

"...Ananda Putri Maheen!" Ananda yang mengenakan gaun berwarna lavender berjalan dengan anggunnya diiringi sorak tepuk tangan para hadirin, Dian dan Zoya mengikutinya menuju panggung kecil yang sudah terpajang beberapa kue tart di sana.

"Wahh, cantik sekali. Bagaimana menurut kalian?" Ucap MC meminta pendapat.

"Cantik!!!" Ucap kompak hadirin.

"Tanpa menunggu lama mari kita memulaikan saja acara ini sekarang." MC mengarahkan Ananda apa saja yang perlu ia lakukan. Setelah meniup lilin, Ananda memotong kuenya yang pertama untukdiberikan pada orang yang sangat ia cintai.

"Hmm jadi penasaran siapa orang yang Ananda cintai. Penasaran? Sama MC juga." Si MC menyodorkan Mikrofon pada Ananda.

"Tentu saja kakakku satu-satunya, Andrew Putra Maheen." Teriak Ananda, tepuk tangan tidak henti-hentinya terdengar. Dari balik kerumunan, Andrew muncul lalu berjalan menuju Ananda, beberapa wanita terpana akan ketampanan Andrew yang mengenakan setelan Jas berwarna hitam tanpa
dikancing, dalaman kaos putih cukup transparan memperlihatkan bentuk otot-ototnya dan potongan gaya rambutnya mendukung keseksiannya, Buzz cut. Andrew kini sudah berada ditengah-tengah antara Ananda dan Dian. Zoya dan Dian tidak percaya kalau Ananda mempunyai kakak yang sangat tampan. Karena foto keluarga Ananda hanya memasang foto Ananda dan Andrew masih kecil.

"Wahh Zoya, dia sangat tampan" Ucap Dian yang gemetar berdiri tepat di samping Andrew.

"Benar, Bahkan aku ingin membuang pacarku untuk mendapatkannya" Bisik Zoya. Namun, Andrew yang tetap bisa dengar tersenyum akan hal itu.

Ananda mengambil piring dan garpu kecil untuk meletakkan kuenya dan memberikannya pada Andrew. Tetapi, Andrew tidak mengambilnya.

"Apa kamu tidak ingin menyuapiku?" Kata Andrew. Mendengar suara Andrew, Zoya dan Dian dalam mode fangirl ketika melihat idolanya (kesurupan).

Ananda menyodorkan kue itu kedalam mulut Andrew. Semuanya bersorak bertepuk tangan dan acara potong-potong kue pun berakhir. Sisanya mereka berpesta.

"Apa dia melupakan ulang tahunku?." Gumam Ananda dalam hati, ia menepis pikirannya dan kembali menyapa semua tamu-tamu hingga pesta berakhir.

Ketika Ananda sedang mengobrol dengan tamu-tamunya, Adan menghampirinya membawa boneka beruang berukur besar hampir menutupi wajahnya. Ananda sedikit kaget atas kedatangan Adan, ia tidak mengundangnya untuk datang karena kejadian dihutan. Ia hanya melihat Adan dengan tatapan kosong

"E-eh ini untukmu. selamat ulangtahun ya" Ucap Adan yang canggung, Anadan mengambil boneka itu tanpa ekspresi apapun.

"Makasih." Jawab singkatnya

"Jika sudah tidak ada. Kamu boleh pergi." Usirnya pada Adan. Walaupun kecewa Adan tetap menurutinya, lalu pergi dari sana.

***

"Yakk siapa memberiku lingerie sialan ini." Teriaknya sambil melihat benda itu. Ananda sibuk membuka satu-persatu kado yang ia dapatkan. Masih sangat banyak yang perlu diabuka bahkan semua sampah-sampah itu sudah memenuhi tempat tidur Queen size miliknya.

Tok

Tok

Suara ketukan pintu, Ananda yang awalnya fokus kemudian mengalihkan pandangannya kearah pintu dan berjalan kesana.nAnanda membuka pintu ternyata Andrew.

"Ini ada paketmu." Andrew memberikan paket itu pada Ananda yang kemudian diterima olehnya. Tanpa mengatakan apapun, Andrew langsung meninggalkan Ananda.

Ananda kembali menutup pintu kamarnya. Penasaran dengan isi paket itu, ia-pun segera membukanya dan melupakan kado-kadolainnya. Ia membuka box paket itu. Isinya adalah boneka kelinci, kotak musik dan kartu ucapan. Ananda mengambil kartu ucapan itu dan menyimpan box paket di sampingnya. Ananda membuka kartu ucapan yang berisi tulisan yang cukup panjang. Ananda mulai membacanya.

"Hai, apakah paket ini sudah sampai padamu? Jika ia, berarti kamu mulai membaca suratku. Maaf jika kamu bukan orang pertama yang membacanya. Karena, aku curiga toko boneka itu lebih dulu membacanya. Tapi bukan itu intinya...

Hmm..tidak terasa, kamu sudah cukup dewasa sekarang. Bolehkah aku mengulang waktu disaat kamu masih menangis karena susu kotakku? Aku seakan tidak percaya kalau anak kecil yang sering menangis di pelukanku kini sudah menjadi gadis yang sangat cantik. Maaf, aku sedikit melupakan tanggal kelahiranmu, aku terlalu sibuk belakangan ini. Ananda, kamu bukan lagi anak kecil. Aku harap kamu tumbuh dengan baik, bergaul dengan orang baik, bahkan memilih pasangan yang baik. Aku tidak tahu kamu mengalami apa selama ini tapi percayalah, aku adalah salah satu orang yang sangat mengkhawatirkanmu. Aku bisa
merasakan bagaimana kamu menangis di saat orang lain menyakitimu. Ananda, kita memang tidak saling bertukar kabar. Tapi, aku baik-baik saja tidak usah mengkhawatirkanku karena diriku lebih mengkhawatirkanmu. Terdengar egois, bukan? Karena aku lebih kuat darimu. Maukah kamu berjanji padaku? Jika aku tidak berada didekatmu, jagalah dirimu dengan baik. Aku tidak ingin orang lain memanfaatkan kebaikan hatimu. Apakah kamu sedang menangis  membaca surat ini? Maafkan aku, akupun sedikit bergetar. Selamat ulang tahun untukmu. Maaf jika kadoku tidak sesuai pengharapanmu, benda
sederhana terdapat makna yang sempurna. Buatlah permintaan pada Tuhan agar ia bisa mengabulkannya."

12 desember
-Kanz Ilyas

Ananda menangis sejadi-jadinya meremas surat dari Ilyas. Ia selalu tahu bahwa Ilyas tidak akan pernah melupakannya.

"Semoga aku segera bertemu dengannya."

Menjadi Seperti AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang