AYO BERI VOTEE DAN KOMEN MANTEMAN!!
*
*
*
*
*"Ilyas!!!" Merasa namanya di panggil, Ilyas membalik badannya. Betapa kagetnya dia lihat Ananda dan Andrew berada di tokonya.
"H--hei!" Sapa Ilyas. Namun, tanpa aba-aba Ananda memeluk Ilyas membuat dirinya kurang keseimbangan. Ilyas heran dan menatap Andrew yang sedari tadi diam.
"Hei, ada apa?" Tanya Ilyas pada Ananda yang masih memeluknya.
"Aku hanya merindukanmu, tolong sebentar saja." Hening, suasana begitu canggung saat ini. Andrew melangkah menghampiri keduanya. Ia membelai rambut adiknya dan berkata
"Kakak akan menunggumu di hotel, selesaikan masalahmu." Ucap Andrew, Ananda hanya mengangguk dalam pelukan Ilyas. Ilyas dan Andrew saling menatap, melihat tatap Andrew
padanya membuatnya bertanya-tanya apa yang terjadi. Setelah Andrew meninggalkan tempat itu, Ilyas melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Ananda yang sedaritadi membasahi pundaknya."Terlalu lama." Kata Ilyas yang menatap dalam mata Ananda.
"Aku tahu!" Balas Ananda, Ilyas menarik masuk Ananda kedalam tokonya.
"Duduklah. Aku akan mengambil minuman." Ucap Ilyas. Ananda menuruti dan melihat Ilyas dari ujung kaki sampai ujung kepala yang membelakanginya. Dia semakin tampan dengan berpakaian rapi."Sudah sangat dewasa." Gumam Ananda dengan senyuman kecil di wajahnya. Ilyas membawa nampan berisi dua minuman dan cemilan lalu menatanya di meja.
"Apakah kamu terlalu sibuk sampai aku harus menunggumu tiga tahun? Hahaha" Ucap canda Ilyas mempersilahkan Ananda untuk minum lalu mendudukan dirinya di sofa hadapan Ananda.
"Soal itu---mm... Lupakan." Ilyas menaikan satu alisnya merasa heran dengan ucapan Ananda. "Kamu yang punya toko bunga ini?" Tanya Ananda melihat sekeliling toko.
"Iya. Ini adalah hasil kerja kerasku." Jawab Ilyas sambari menyeruput kopinya. Ananda mengangguk dan merasa bangga pada Ilyas.
"Sekarang aku di sini, boleh aku meminta waktumu selama aku di sini?" Kata Ananda. Ilyas kembali menatapnya sedikit berpikir atas permintaan Ananda karena dalam waktu dekat Ilyas akan keluar negeri untuk mengurus bisnisnya.
"Tentu." Balas Ilyas, Ananda tersenyum gembira mengatahui Ilyas setuju akan permintaannya. Selama dia di kota ini, Ananda berharap Ilyas tetap bersamanya.
"Kenapa Andrew ada juga di sini? Apakah dia sedang tidak dinas?" Tanya Ilyas membuat buyar lamunan Ananda.
" I-ya, dia ingin menemaniku katanya." Ilyas hanya mengangguk paham. "Ilyas..." Panggil Ananda
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Seperti Angin
Novela Juvenil"Seperti angin, aku senang terbang bebas hanya untuk menatapmu. Disaat hatimu merasa hembusan angin itu pergi, aku tetap ada di sekitarmu." -- Kanz Ilyas. Kisah ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Kanz Ilyas yang jatuh cinta pada teman m...