。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。
。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。
[votenya dulu, jangan lupa. Commentnya boleh sekalian 👍]
(y/n)'s POV
Pening luar biasa yang gue rasakan di kepala gue saat ini.
Mata yang saat ini masih setia untuk terpejam, tetapi gue coba mengerjap berkali-kali, mencoba untuk mengembalikan indera penglihatan yang gue miliki.
Namun,
Masih buram.
"(y/n)?"
Gue coba buat kembali memfokuskan indera pendengaran yang gue miliki saat terdengar lirihan dari seseorang yang amat gue kenal. Suara ini gak asing.
Dengan usaha yang gue lakukan secara terus menerus, akhirnya indera penglihatan ini kembali membaik dan gak membuat pandangan gue buram lagi. Semuanya udah jernih dan kembali seperti semula.
Gue alihkan mata ini untuk melihat ke arah seseorang yang mampu membuat gue bungkam karena terkejut.
"(y/n)." panggilnya lagi, kali ini lebih jelas dari sebelumnya.
Jantung gue berdetak luar biasa kencang sambil menatap afeksinya. Bener-bener bibir gue kaku banget buat sekedar ngomong.
"OM, TANTE! (Y/N) SADAR!" teriak sang selaki yang hendak keluar dari ruangan di mana gue berbaring saat ini.
Ia melihat wajah gue sebentar guna memastikan kalau gue benar-benar seratus persen telah sadarkan diri. Dengan adanya momen yang ada, gue manfaatkan untuk menghentikan dirinya yang mau pergi buat menemui 'mama papa' yang dia maksud.
"Kenapa (y/n)?" ia akhirnya menghentikan langkah kakinya menuju pintu keluar, saat gue memberinya kode menggunakan jari-jari tangan kanan gue.
Ia datang kembali ke sisi ranjang tempat gue terbaring lemas saat ini.
Gue gak tau harus bereaksi seperti apa seharusnya pada saat ini, haruskah gue senang? Atau haruskah gue sedih?
Melihat diri gue yang tetap bungkam, lelaki di samping gue ini tersenyum sembari mengusap telapak tangan kanan gue yang terdapat selang infus.
Karena gak ada yang memulai percakapan sama sekali, gue merasakan keheningan yang luar biasa di sini. Merinding sendiri jadinya karena elusan dari sang lelaki, belum lagi suhu ruangan yang mungkin aja di setting 16° Celcius.
Dan entah mengapa, rasanya seluruh indera yang gue miliki ini benar-benar menajam. Karena keheningan ini juga bikin gue cuma bisa dengerin ICU monitor yang ada di sisi ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
『Back To 1987 - Lee Haechan (NCT)』
Fanfic[Bahasa] ❝Berkelana bertahun-tahun tak jua menemukan hilal cinta, satu malam bersamamu membuatku tak lagi merasakan sekadar angan semu. Tak pandai merangkai kata cinta, (y/n) Lee, mau kah kau bersanding denganku?❞ - sang pujangga cinta. Started : No...