🪶TANDAI TYPO
🪶LUPA ALUR? BACA CHAPTER SEBELUMNYA OKEY!__________
HAPPY READING
____________
AYOK ABSEN DENGAN BERIKAN EMOT LOVE KUNINGNYA💛
___________
Zaifarah berjalan kearah ndalem. Langkahnya sedikit pelan mengimbangi teman – temannya. Ya, kali ini ia bersama Zulfa, Latifah, dan Maryam. Selepas sholat magrib dan hapalan tadi Zaifarah dipannggil untuk ke ndalem untuk makan malam namun, ia tidak akan pergi sendiri ia mengingat teman-temannya juga. Akhirnya ia meminta izin untuk mengajak temannya sekaligus hendak memperkenalkan mereka ke bunda Safira.
Kini ke empatnya sudah tiba di ndalem. Zaifarah mengetuk pintu. Tak lama ummi Laila membuka dan menyambut kedatangan mereka.“Bunda” panggil Zaifarah menghampiri bunda Safira yang sedang menyiapkan makanan di atas meja.
“Pasti ini masakan bunda ya” Zaifarah berujar kala melihat buah Nangka muda yang disayur santan tersaji diatas meja.
“Buat anak bunda” ujar Bunda Safira
“Makasih bunda”
Semuanya sudah duduk rapi di kursi masing-masing. Jujur Maryam, Zulfa dan Latifah mendadak canggung karena bisa dibilang ini awal mereka makan semeja bersama dengan pemilik pesantren ya walaupun Maryam juga sudah pernah tapi itu sudah terbilang lama pikirnya.
“Kita tunggu satu orang lagi. setelahnya kita makan” ujar Ummi Laila.
“Biar Zulfa ummi” ujar Zulfa meraih nampan berisi gelas kosong dan meletakkannya di atas meja makan.
“Terima kasih Zulfa”
“Aduh Ummi. Maryam kok gugup ya. Makan di satu meja yang sama dengan Ummi dan Kyai” Ujar Maryam jujur. Maryam memang sulit mengontrol diri apabila ada hal yang membuat ia canggung. Kyai Usman dan Ummi Laila tersenyum mendengarnya.
“Kalian ini sudah seperti anak kami berdua. Jadi jangan pernah sungkan” ujar Ummi Laila membuat Maryam tersentuh.
“Oh iya Bunda. Aku belum kenalin temen – temen aku kan” suara Zaifarah menarik atensi semua orang. Ia terlihat begitu ceria.
“Kyai aku izin ngenalin temen-temenku ke bunda ya” ujar Zaifarah lagi. Setelah dirasa mendapat izin ia segera memperkenalkan Maryam Latifah dan Zulfa kepada Bundanya.
“Anak bunda betah ya disini”
“Betah. Apalagi sekarang ada Bunda”
Perlakuan Zaifarah membuat muak salah satu orang di sana namun sedemikian rupa ia berusaha menutupinya. Selang beberapa menit, seorang yang ditunggu baru keluar dari sebuah bilik. Ia sedikit terkejut melihat kehadiran Maryam, Latifah dan Zulfa. Dengan wajar datarnya ia duduk di kursi yang tepat berhadapan dengan Zaifarah.
“Maaf saya terlambat”
Zulfa tampak senang. Ia tidak menyangka akan makan bersama dengan pujaan hatinya.
“Sudah lengkap mari kita makan” ujar Kyai Usman mempersilahkan mereka makan dengan tenang. Tidak ada suara hanya dentingan sendok yang terdengar. Ummi Laila menepuk bahu anaknya yang ia perhatikan sedari tadi hanya melihat kearah Zaifarah. Ia pun merasa malu karena tertangkap basah.
“Jangan menatap terus. Kamu mau matamu copot?. Anak Umma sudah dewasa” ucapan Ummi Laila seketika membuat Gus Rizky terbatuk.
Uhuk uhuk
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗭𝗔𝗜𝗙𝗔𝗥𝗔𝗛
Teen FictionZaifarah gadis SMK yang terpaksa harus pindah ke sebuah pondok pesantren At-Taqwa. walaupun secara garis besar itu bukan keinginannya. ia takut melawan ayahnya dan ia juga terikat oleh wasiat Alm kakeknya. Gus Rizky lelaki yang kepalanya tidak terpi...