PENAMPILAN YANG BERBEDA

240 19 7
                                    

🪶TANDAI TYPO
🪶JIKA LUPA ALUR, BACA CHAPTER SEBELUMNYA

HAPPY READING





••

••

_••_

Dua puluh menit berlalu, Zaifarah dan Gus Rizky tiba di pesantren At- Taqwa. Sepanjang perjalanan Zaifarah hanya diam sembari memikirkan cara mencari keadaan untuk ibunya. Kini keduanya telah turun dan membayar taxi sebagaimana mestinya.

Entah untuk yang keberapa kali, kedua insan ini menjadi sorotan. Dan yang paling mencolok adalah pakaian Gus Rizky yang ber style 180° derajat berbeda.

"Sa punten itu teh Gus Rizky?"

"Hooh, tapi kok beda ya?"

"Iya, beda sekali"

"Beda pun tetep ganteng poll"

Gus Rizky berjalan cepat kala mendengar bisikan warga pesantren yang membahas tentang dirinya. Ia bahkan tidak sadar telah berjalan mendahului Zaifarah. Sebenarnya bukan hanya anak pesantren At - Taqwa yang penasaran Namun, Zaifarah pun begitu ditambah dengan beberapa orang yang tidak asing untuk Zaifarah waktu di rumah sakit tadi.

Gus Rizky melangkah cepat ke arah Ndalem. Ia membuka pintu dan lekas menutupnya rapat.

"Apa lagi yang kamu lakukan Rizky?" pertanyaan Kyai Usman membuat Gus Rizky tersentak. Ia menatap delik mata hitam milik ayahnya, sang pemimpin pesantren.

"Tidak melakukan apapun Abi" sahut Gus Rizky

"Lalu untuk apa memakai pakaian itu lagi?" lontaran pertanyaan kembali terdengar. Kyai Usman sungguh takut anaknya ini kembali ke kehidupannya dahulu sebelum beristiqamah berdakwah dan menjadi dirinya yang sekarang.

"Maaf Abi, saya belum bisa menjelaskan" sahut Gus Rizky menundukkan kepala.

"Jangan membuat Abi dan Umma kembali bersimpuh di hadapan mu Nak" ujar Kyai Usman. Gus Rizky terdiam sesaat. Ia masih ingat kejadian itu.

"Saya permisi ke kamar" ujar Gus Rizky kemudian berlalu memasuki bilik kecil.

Ummi Laila datang memecahkan suasana dingin antar ayah dan anaknya itu. Ia mendudukkan diri tepat di samping suaminya.

"Percayalah anak kita sudah dewasa. Jangan lupakan ia sudah menjadi pemimpin di keluarga kecilnya" ujar Ummi Laila mengelus lembut bahu Kyai Usman.

"Aku takut dia kembali"

"Percaya dengan anakmu tentang janjinya tidak akan seperti dulu lagi"

Kyai Usman tersenyum, ia meraih tangan Ummi Laila dan mengecupnya singkat.


~~•~~•~~•

"DOR!"

"Aaaa!!!"

Plak!

"Awwshh Kak!"

"Apa ha! Suruh siapa lo ngagetin gue" murka Zaifarah berhasil menggeplak Maryam. Maryam mengerucutksn bibir kesal.

𝗭𝗔𝗜𝗙𝗔𝗥𝗔𝗛 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang