PERNIKAHAN?

195 7 1
                                    








HAPPY READING













Waktu tepat menunjukkan pukul 08.00 pagi. Suasana pesantren diisi dengan kesibukan yang sama seperti hari kemarin bahkan hari ini lebih sibuk. Apalagi jika bukan hari H pernikahan ulang antara Gus Rizky dan Zaifarah.

Zaifarah menghampiri Maryam dan Latifah yang sedari tadi menunggunya diluar Ndalem. Zaifarah berjalan cepat menghampiri keduanya.

"Wahhh... bau manten emang beda" celetuk Maryam.

"Iya ya. Aduh... kapan ya aku bisa berjodoh sama Gus juga" sambung Latifah.

Zaifarah menatap keduanya secara bergantian. Ia tersenyum selebar mungkin. Baru saja bertemu kedua manusia di depannya ini sudah mengejek.

"Alhamdulillah setelah sekian lama. Kak Zaifarah sadar"

Cletak!

jitakan hangat berhasil mendarat mulus di kening Maryam. Ia meringis ditambah Zaifarah yang menatapnya seakan siap menerkam.

"Sadar palakau!"

"Astagfirullah Mbak. Ternyata walaupun mbak Zaifarah bentar lagi beneran jadi istri Gus Rizky sifat bar bar nya gak berkurang sedikitpun" ujar Latifah

"Gak suka jadi orang lain. Gue ya gini"

"Akutuh masih gak nyangka kalo yang jadi jodoh Gus Rizky itu Kak Zaifarah padahal awalnya aku udah mikir Zulfa" perkataan Maryam di setujui Latifah. Rupanya Zaifarah hampir melupakan gadis itu.

"Zulfa ada dimana?"

Maryam dan Latifah mengangkat bahu. Mereka berdua tidak mengetahui keberadaan Zulfa dimana.

"Lah bukannya sering ama kalian. Tumben gatau kemana perginya" sahut Zaifarah.

"Iya mbak. Cuma selepas sholat subuh tadi pamit pergi terus belum kembali" ujar Latifah.

"Gak dicariin gitu?"

"Ya ampun kak Zaifarah... kalaupun Zulfa ilang palingan di sekitaran pesantren doang. Kali aja galau gara-gara pernikahan ini" ujar Maryam lagi.

Zaifarah terdiam, entah mengapa perasaannya campur aduk. Ditambah ia mengetahui dengan jelas bahwa Zulfa menyukai Gus Rizky. Tepukan di bahu mengalihkan atensinya.

"Cerita dong gimana rasanya jadi istri seorang Gus idaman At-Taqwa"

"Iya nih mbak. Sekalian tutorialnya"

"Lo berdua tu ya kayak apa aja. Biasa ajalah" sahut Zaifarah terdengar malas.

"Masa sih. Pasti enak ya mbak setiap hari nikmatin kegantengan suami"

"Ngaco. Muka kek curut gitu dibilang ganteng!"

"Astagfirullah"

"EKHEM!"

Deheman nyaring terdengar. Ketiganya refleks menoleh ke sumber suara. Zaifarah mengerjap kala mengetahui Gus Rizky sudah berdiri tepat di belakangnya.

"Eh Gus" tegur Maryam disertai cengiran.

"Kapan disitu Gus?"

"Dari tadi. Sedari manusia satu ini mengatai saya curut" ujar Gus Rizky sembari melemparkan tatapan sinis kearah Zaifarah.

"Kalau marah tandanya bener. Lagian kan lo gak ganteng, sok ganteng iya!" celetuk Zaifarah. Maryam dan Latifah hanya diam menyaksikan.

"Saya tidak marah. Hanya saja sudah terlalu sering kamu melakukan penganiayaan terhadap saya"

"Dih. Kepedean lo"

"Sepertinya kamu harus mendapatkan hukuman" ujar Gus Rizky menatap penuh Zaifarah.

"Jangan dulu kalo ngehukum hapalan lagi. surah An-Nisa aja gue baru hapal setengahnya itupun gak lancer" sahut Zaifarah cepat.

"Hukuman yang berbeda. Nanti malam kamu akan mengetahuinya"

"Hah?"

Gus Rizky tersenyum tipis. Ia segera berbalik meninggalkan Zaifarah disana. Sedang Maryam dan Latifah saling pandang. Sepertinya mereka paham hukuman yang dimaksud Gus Rizky tadi.








~•~•~•~••~•~~•~•~•~










Kini sudah tiba waktunya. Hal yang ditunggu akhirnya tiba juga. Ummi Laila dan Bunda Safira saling melempar senyum. Kedua wanita ini menghampiri meja rias Zaifarah. Gadis itu tampak lebih feminism dan cantik pastinya.

"MasyaAllah menantu Umma cantik banget!"

"Umma bisa aja" sahut Zaifarah tersipu mendengar pujian Bundanya. Ia memilin tangannya sendiri.

"Terimakasih ya Nak, udah mau menerima Gus Rizky sebagai suami kamu"

"Apapun asal kedua bidadari Aifa seneng" ujarnya membelas pelukan Ummi Laila dan Bunda Safira.

Kedua wanita paruh baya itu mulai melangkah keluar dengan membawa Zaifarah kea rah Mushola. Pernikahan ulang yang dihadiri oleh seluruh anak pesantren At-Taqwa akan menjadi saksi keduannya bersama. Zaifarah menggenggam erat kedua tangannya. Semua mata tertuju pada dirinya. Ia merasa tidak nyaman, lebih tepatnya malu.

"Bunda... Aifa malu..."

Ummi Laila terkekeh mendengar bisikan Zaifarah. Baru kali ini ia melihat Zaifarah merasa malu dan canggung padahal anak ini tipikal gadis bar bar.

"Jangan malu, nanti cantiknya nambah"

"Umma..." sahutnya malu.

Zaifarah telah duduk tepat di sebelah Gus Rizky. Keduanya merasa sama- sama gugup bahkan saking gugupnya Gus Rizky tidak mampu menoleh hanya sekedar meloihat Zaifarah.

"Bagaimana, sudah bisa dimulai?"

"Sebentar Pak, ayah dari mempelai wanita akan datang"

Zaifarah refleks menoleh kearah Tarim. Tepat saat ia menoleh, Santoso juga datang. Zaifarah menatap Gus Rizky, sang empu hanya menoleh sebentar.

"Maaf"

Satu kata keluar dari mulut Gus Rizky. Bunda Safira yang mengenal Zaifarah segera menghampiri anaknya. Ia tersenyum kearah Zaifarah.

"Bagaimana, sudah siap?"

"InsyaAllah"

Suasana menjadi hening. Pak penghulu mulai menarik napas dan menjabat tangan Gus Rizky. Tarikan napas pelan terdengar samar siap mengucapkan kata sakral.

"Bismillahirrahmanirrahim, saudara Arrizky Maulana Ibrahim. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Zaifarah Aulia Zahira binti Santoso Diningrat...."

Suara penghulu terdengar seluruh orang yang menyaksikan disana ikut menyimak.

"Dibayar tunai!"

Hentakan tangan penghulu bersamaan dengan ucapan terakhirnya. Gus Rizky terdiam beberapa saat, ia menarik napas siap membalas ucapan penghulu.

"Bismillahirrahmanirrahim, saya terima nikah dan kawinnya..."

"BERHENTI!"

Suara teriakan seseorang terdengar. Seketika jabatan tangan keduanya terlepas. Seluruh atensi bahkan mengarah ke sumber suara. Tepat diujung sana, seseorang telah berdiri dan menghentikan pernikahan. Zaifarah sigap berdiri, matanya menelisik ke objek yang mulai berjalan mendekat.

"Andre"

Ya. Andre Bratama. Ia berjalan dan berhenti tepat di hadapan Zaifarah. Zaifarah terdiam tak mampu berkutik kala lelaki ini balas menatapnya.

"Apaan ini. Kenapa lo..."

"Lo ngapain kesini?" pertanyaan Zaifarah memotong perkataan Andre.

"Jemput lo" sahutnya.

"Maksud lo?"

"Gue tau lo terpaksa sama semua ini. Gue kesini buat jemput lo. Lo gak harus nikah ama orang ini Hanya karena keserakahan bokap lo itu" sahut Andre. Lirikannya sedikit tertuju pada Santoso.

"Kita pulang" ujar Andre lagi menarik pergelangan tangan Zaifarah.

"Gak!"

Andre tersentak mendapatkan penolakan dari Zaifarah. Ada apa, mengapa Zaifarah menolaknya. Ia menatap heran Zaifarah.

"Kenapa?"

"Gue gak bisa"

"Fa, gue tau lo masuk ke pesantren ini karena paksaan bokap lo. Gue minta maaf. gue tau lo marah ama gue. Dari sekarang gue janji bakalan lindungin lo. Kita pulang ya" bujuk Andre. Ia seakan tidak menyadari kenyataan yang ada di depan mata.

"Kita pulang" ujar Andre lagi dan lagi menarik pergelangan tangan Zaifarah.

"Lepas Andre. Kita udah gak ada hubungan apapun!" sentak Zaifarah.

"Gue gak pernah ngerasa hubungan kita berakhir"

Andre hendak kembali menarik tangan Zaifarah, namun tangan kekar Gus Rizky menahannya.

"Jangan paksa istri saya" ujar Gus Rizky penuh penekanan.

Andre menatap remeh kea rah Gus Rizky. Ia menyentak tangannya kasar dan beralih melayangkan pukulan tepat ke pipi Gus Rizky. Seketika semua orang disana terdiam menatap tegang. Situasi yang panas terasa bertambah panas.

"Andre. Apa - apaan sih lo!"

Andre segera menarik tangan Zaifarah. Kali ini tidak ada kelembutan sama sekali. Santoso yang sedari tadi diam melangkah cepat menahan.

"Lepaskan putri saya" ujar Santoso memberikan tatapan penuh amarah.

Melihat Santoso yang berani menahannya membuat Andre kehabisan akal. Ia bahkan dengan tega mendorong tubuh Santoso, beruntung Tarim sigap membantu. Gus Rizky kembali mendekat.

"Apa kamu tidak punya rasa malu?"

"Ngaca sebelum ngomong ke gue. Lo yang gak tau malu ngerebut milik gue!" sahut Andre.

Zaifarah berusaha melepaskan cengkraman tangan Andre padanya. Ia bahkan merasakan sakit karena Andre yang begitu kasar.

"Lepasin gue. Lepasin!"

Suasana yang tegang seketika pecah kala Rika yang dengan tiba-tiba datang dengan wajah ketakutan.

"Ummii... ummi" panggilnya

"Ummi, Kak Zulfa, Zulfa bunuh diri!"


























TBC






GIMANA TANGGAPAN UNTUK CHAPTER INI?

PENASARAN KELANJUTANNYA?

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK OKEY!!

~~SEE YOU~~

𝗭𝗔𝗜𝗙𝗔𝗥𝗔𝗛 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang