WARNING!!
TANDAI TYPO!!
•.•..•.•.••.•.•
HAPPY READING
•.•..••.•..••.•.•
Keadaan kamar rumah sakit didominasi warna putih bersamaan dengan bau obat yang menyeruak sekali masuk ke penciuman lelaki bergelar Gus. Gus Rizky, menarik napas. Setelah kejadian kemarin ia harus menerima kondisi matanya yang mengalami kebutaan. Walaupun dokter mengatakan ini adalah buta sementara namun tetap saja ini mengejutkkannya.
“Bagaimana saya mencari kamu kalau kondisi mata saya seperti ini” ujarnya sedih.
Suara pintu dibuka menarik atensi Gus Rizky. Ia sedikit menoleh ke sumber suara. Tidak ada terdengar suara salam, namun ia begitu yakin bahwa ada orang yang masuk ke kamarnya.
“Dokter?”
“Saya Gus”
Suara yang familiar. Gus Rizky mengetahui milik suara itu siapa. Zulfa. Ia memasuki kamar rawat Gus Rizky. Jujur saja ia sama terkejutnya dengan yang lain kala mengetahui kondisi Gus Rizky yang demikian.
“Keluar!” sentak Gus Rizky. Ia tampak tidak ingin bertemu dengan Zulfa.
“Saya kesini mau minta maaf Gus. Karena saya Ning Zaifarah..”
“Saya berbohong jika saya memafkanmu. Andai saja kamu tidak melakukan hal bodoh ini semua tidak akan terjadi” sahut Gus Rizky.
Ia tidak bisa berbohong dengan rasa kecewanya terhadap Zulfa yang melakukan hal yang tak terduga di waktu itu.
“Saya minta maaf. Siapa yang rela melihat lelaki yang ia cintai bersanding dengan orang lain” sahut Zulfa memberikan pembelaan.
“Harusnya kamu sadar mengenai sebuah fakta bahwa Zaifarah istri saya. pernikahan kemarin hanyalah formalitas agar kalian semua mengetahuinya tanpa harus mengunjing di belakang” ujarnya lagi. Gus Rizky berbicara cukup kasar dengan Zulfa.
“Gus, saya…”
“Berhenti. Apa kamu tidak lelah mengejar seuatu yang tidak mampu kamu miliki?”
Perkataan Gus Rizky membuat Zulfa tertunduk. Ia menahan air matanya yang hendak jatuh. Pertanyaan barusan seakan menjadi tamparan untuknya. Seolah Gus Rizky mengatakan terang – terangan bahwa ia tidak akan pernah untuk Zulfa.
“Ass... Assalamualaikum”
Ucapan salam dari seorang terdengar. Tarim terkejut mendapati Zulfa yang ada didalam kamar Gus Rizky. Tarim menoleh kearah Gus Rizky yang menampakkan aura tidak bersahabat.
“Tarim. Tolong bantu saya” ujar Gus Rizky.
Tarim sempat ngelag beberapa saat sebelum akhirnya ia mengetahui maksud Gus Rizky. Tarim berjalan mendekat.
“Zulfa, sebaiknya kamu kembali ke kamarmu sekarang. karena hari ini dokter akan kembali memeriksamu dan jika semua stabil kamu sudah boleh pulang” ujar Tarim. Ia tidak berbohong. Memang bemar adanya bahwa itu yang dikatakan dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗭𝗔𝗜𝗙𝗔𝗥𝗔𝗛
Teen FictionZaifarah gadis SMK yang terpaksa harus pindah ke sebuah pondok pesantren At-Taqwa. walaupun secara garis besar itu bukan keinginannya. ia takut melawan ayahnya dan ia juga terikat oleh wasiat Alm kakeknya. Gus Rizky lelaki yang kepalanya tidak terpi...