Serba-serbi dua insan yang jatuh hati pada satu sama lain setiap kali bumi berputar satu milimeter. Berdiri di bawah langit yang sama, di titik kordinat yang sama.
Sebuah cerita dengan beragam kisah di tiap halamannya yang menceritakan keseharian p...
🗣: "Jadi gini, Lur,, lu punya adek, lu punya kuasa."
Akhir-akhir ini Hayato sering berpikir seperti itu. Biasanya dia berpikir, 'kok aku bukan anak tunggal, sich,,' tapi sekarang jadi, 'Taka mau diajak jalan kalau aku kasih apa, ya? Hmzzz,,'. Dia sempet ngira dia tobat dan mau menerima keadaan tapi ternyata dia cuman egois.
Sayang Taka? Memang. Sayang teman tapi ciuman? Bahkan konsonan langit tidak bisa mendeskripsikan cintanya. Alias,
"Ryuuichi, Taka ngajak Kotarou sama kamu main di pasar malam besok, mau?"
Hayato ingin menghabiskan waktu bersama pacarnya dengan iming-iming menemani adik mereka bermain agar tidak dicurigai kalau Hayato ingin menghabiskan waktu dengannya karena Hayato terlalu kaku dan malu untuk mengajaknya langsung.
"Kalau cuman mau berduaan, tanya aja, dia pasti mau, kok," dari dapur terdengar ibu Hayato terkekeh saat mengakhiri kalimatnya, geli dengan tingkah anak sulungnya yang lagi kasmaran tapi malu-malu kucing.
Hayato menggerutu tidak suka setiap kali ibunya menggodanya dan ia tak bisa mengelak, sehingga ia semakin kesal, mengacaukan rambutnya sendiri kala frustasi. Jika saja mengajak Ryuuichi kencan sama mudahnya dengan merebut permen dari bayi, pikirnya.
"Dulu mama yang selalu ngajak ayahmu kencan soalnya dia kaku banget! Kayak kamu ini! Tapi lama-lama dia yang sering ngajak kencan, meskipun pake alasan kayak dia mau ke toko buat beli sesuatu, sepatunya jebol mau beli lagi minta nemenin, banyaakkk pokoknya! Mama kalau inget-inget itu pasti ketawa, dari yang kaku kayak kunci Inggris jadi lembek kayak tempe mendoan, hahaha!" Shizuka terus bercerita dengan senang hati dan senyum yang merekah. Bernostalgia saat dulu ayah Taka dan dirinya menikmati masa kasmaran mereka dengan penuh tawa, malu, dan saling mengejek imut.
"Ma, kakak dimana?"
"Loh, ada disitu, kok— HEH, HAYATO, KALAU ORANG TUA NGOMONG ITU DIDENGERIN JANGAN DITINGGAL SEMBARANGAN! KAMU TUH, YAA!!!" Amuk Shizuka lantaran baru tahu anak sulungnya pergi meninggalkannya yang sedang bercerita menuju kamarnya, membuat ibunya terlihat seperti sedang berbicara sendiri dengan tembok.
Di kamar Hayato merebahkan dirinya di kasur, dengan wajahnya tenggelam dalam bantal. Untuk sesaat ia terdiam seperti itu hingga oksigennya habis, hingga otaknya tak mampu lagi bekerja untuk mencari kata yang pas untuk mengajak Ryuuichi kencan. Otaknya sakit, alisnya terlalu lama menekuk kesal, dan telinganya panas, tetapi ia masih saja bergelut dengan pikirannya.
Kesedihannya pun bertambah saat ia mendapatkan notifikasi dari Ryuuichi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Broh, denger suara itu, gk? Suara hati terplotek preketek teteww *sigh*
Sungguh, Hayato sangatlah sedih sampai tidak bisa kaget. Dikit lagi Hayato gali lubang kuburan, tapi engga jadi soalnya ada notifikasi lagi dari Ryuuichi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.