Siang yang santai di hari kedua Ryuuichi dan Kotarou diringgal berdua oleh nenek dan Saikawa karena nenek ada urusan bisnis di luar kota. Seperti biasa Ryuuichi dan Kotarou membersihkan rumah bersama, memanggang kue, melihat tv, membaca buku dan menyiram kebun stroberi Kotarou. Sedikit terkejut ketika tahu bahwa hal-hal itu dapat mereka selesaikan dalam setengah hari saja, membuat mereka kelelahan dan berakhir tiduran di lantai ruang tengah sambil kipas angin dengan kecepatan paling tinggi.
Ketika detik bisa dihitung kapan Ryuuichi akan tertidur, laki-laki manis ini tersentak dengan suara bel rumah yang ditekan berkali-kali. Membuat adiknya ikut terbangun dengan keadaan bingung.
"Ah– iya, sebentar!" Teriak Ryuuichi sambil berlari kecil keluar dari rumah dan menghampiri pagar. Diikuti Kotarou terdiam kaku setelah melangkah dua kali karena kaget kakaknya meninggalkannya secara tiba-tiba.
Dapat Ryuuichi lihat dari jauh siluet orang yang ia kenal, membuatnya bingung bagaimana bisa orang yang seharusnya sedang pulang kampung kini sedang berdiri di depan gerbang rumahnya.
"Hayato, bukannya kamu–" dirinya terpotong ketika melihat tangan kanan Hayato dipasangi gips setelah membuka pagar rumahnya. Keduanya terdiam, si satu terdiam menatap bingung gips yang terpasang pada tangan kanan si satunya, sedangkan si satunya sudah menebak reaksi si satu.
"Anu– ini kenapa–?" Tanya Ryuuichi pada Hayato sambil menunjuk gipsnya dengan penuh tanda tanya. Sudah dua kali Ryuuichi melihat Hayato bergips dalam 4 bulan terakhir ini.
"Gak kenapa–"
"Kakak jatuh dari tangga!!" Potong Taka sambil melompat-lompat agar dirinya dinotis Ryuuichi. Dan Hayato yang terganggu memukul kepalanya menggunakan tangan kanannya, meskipun meninggalkan rasa cenat-cenut yang luar biasa, setidaknya sepadan.
"Dan karena siapa aku jatuh?" Tanya Hayato pada Taka dengan aura gelapnya yang sering membuat Taka bersembunyi di bawah meja karena raut wajah Hayato yang menakutkan.
"Ah, Ryuuichi, maaf kalau aku ganggu liburanmu sama Kotarou. Tapi ibuku jatuh sakit dan aku baru dapet kabarnya setelah selesai memeriksakan Hayato. Dan di sana pasti tidak ada yang bisa menjaga dua bocah ini jadi aku benar-benar minta tolong padamu!! Tolong jaga Hayato dan Taka selama aku pergi!" Jelas Shizuka dengan tergesa-gesa sambil merapatkan kedua telapak tangannya sedikit membungkuk pada Ryuuichi.
Ryuuichi kaget, sangat kaget, namun meskipun dia orang yang sangat tidak pekaan, dia bisa mencerna apa yang terjadi dan mau membantu. Jadi ia mengiyakan permintaan guru IPA di sekolahnya dengan ikhlas. Meskipun Hayato bilang dia bisa ditinggal sendirian sampai ibunya pulang di rumah mereka, Shizuka tetap bersih keras tak ingin Hayato lebih terluka lagi. Apalagi jika hanya berdua dengan Taka.
Dan tak sampai 15 menit Shizuka meninggalkan kedua putranya dalam pengawasan Ryuuichi, ketiganya hampir membuat Hayato dalam sakit yang lebih parah lagi dengan Kotarou yang mengagetkan Ryuuichi ditengah jalan, Taka yang mencoba menangkap Ryuuichi meskipun tahu dia akan remuk tertimpa Ryuuichi, dan Hayato yang hampir saja menggunakan tangan kanannya untuk menangkap Ryuuichi. Pada akhirnya Ryuuichi tertangkap oleh tangan kiri Hayato yang tak siap membuat keduanya jatuh ke belakang secara bersamaan. Untung saja tangan kanan Hayato tidak tertimpa siapa-siapa.
"Kok kamu ga hati-hati, sih?" Tanya Ryuuichi khawatir sambil melihat gips Hayato dicoreti oleh Kotarou dan Taka dengan miris.
"Salah si bodoh itu geletakin mainannya sembarangan," jawabnya membuat Taka berkaca-kaca karena dikatain bodoh oleh Hayato.
"Lain kali liat jalan, Taka juga kalau habis main langsung dibersihkan jangan dibiarin doang," ceramah Ryuuichi pada Kamitani bersaudara itu dan dibalas anggukan secara bersamaan oleh keduanya.
"Nii-cha! Kota bersiin mainan!" Ucap Kotarou menunjuk mainannya yang tersusun rapi di karpet tempat mereka main tadi, mencoba membuat Ryuuichi bangga padanya.
"Uhm! Kotarou pintar beresin mainannya," puji Ryuiichi sambil menepuk-nepuk kepala Kotarou, membuat Kotarou tersenyum lebar.
"Tuh, contoh Kotarou," ketus Hayato pada Taka.
"A'u juga belesin mainanku! Kakak yawng bi'in bewantakan!" Tangkis Taka sambil memukul tangan kanan Hayato yang bergips. Membuat Hayato memekik dan menahan sakit yang luar biasa cenat-cenut pada tangan kanannya.
"Bocah sialan–"
"T-T-TAKA, JANGAN DIPUKUL TANGAN KAKAKMU!"
Ryuuichi pun jadi penengah pertikaian Kamitani bersaudara itu. Sementara Kotarou sedih karena ia baru saja merapikan bukunya dan Ryuuichi tidak memujinya. Tuhan, beri Ryuuichi kesabaran mengurus adiknya dan dua Kamitani ini selama 3 hari.
Lima menit berlalu dan keduanya kian menetral. Diakhiri dengan Hayato yang mengalah karena adiknya tak mau berhenti menangis. Harusnya Hayato yang menangis karena kesakitan, bagaimana bisa dia yang menangis?
"Sudah, ya, tengkarnya! Kita makan siang aja ayo. Aku bikinkan burger, mau?" Tawar Ryuuichi disetujui oleh Taka yang kegirangan dan Kotarou yang mau melahap apa saja yang Ryuuichi masakkan padanya.
Meskipun tidak seenak masakan Saikawa, dua balita menggemaskan ini dengan lahap menyantap burger daging dan teman-temannya burger buatan Ryuuichi hingga minta tambah. Sedangkan Hayato daritadi belum menghabiskan miliknya karena kesusahan memegang sumpit menggunakan tangan kirinya.
"Ryuuichi...," panggil Hayato pada pacarnya dengan wajah yang sangat menyedihkan, membuat Ryuuichi sadar dan langsung menghampiri Hayato dengan wajah panik.
"Oh, iya, maaf! Aku lupa!" Ucap Ryuuichi sambil mengambilkan Hayato sendok agar Hayato bisa makan dengan lebih mudah. Namun langsung dicegah oleh Hayato dengan meraih tangan Ryuuichi yang akan membawa pergi sumpitnya.
"Kenapa? Bukannya susah klo pake sumpit?" Tanya Ryuuichi bingung dengan gerak-gerik Hayato yang memandanginya penuh kemelasan.
"Suapin."
"....eh?"
"Tangan kiriku juga pegel daritadi gabisa ambil sumpitnya. Suapin," jelas Hayato tanpa pikir panjang pada Ryuuichi, terlihat sangat jelas pada raut mukanya bahwa ia tak bercanda. Hayato menatapnya lebih memelas lagi agar dikasihani dan mengiyakan permintaannya. Ia sangat kenal dengan Ryuuichi, laki-laki tidak enakan ini tidak akan menolak orang yang terlihat menyedihkan. Meskipun Hayato sedikit geli dengan dirinya sendiri karena berlaga sok butuh kasihan.
Tapi kalau pada Ryuuichi, bisa dibicarakan baik-baik.
"...EH????"
Bermenit-menit mereka saling menolak dan memaksa, Ryuuichi pun pada akhirnya menyuapi Hayato hingga habis, hingga Hayato minta tambah agar terus disuapi sang kekasih. Terlihat kebahagian terlukis di wajahnya meskipun bukan dalam bentuk senyuman lebar. Kalau ada saus yang menempel pada ujung bibir Hayato, pasti si stoic minta dibersihin. Dibersihin pake bibir juga. Ryuuichi juga dibuat heran dengan Hayato yang tiba-tiba manja begini kepadanya, apalagi secara terang-terangan di depan adik mereka. Hayato pasti menggunakan kesempatan dalam kesempitan!
Kegiatan mereka pun membuat adik pasangan kekasih ini cemburu. Kotarou yang juga ingin disuapi Ryuuichi, dan Taka yang ingin menyuapi Hayato. Asik-asiknya bermesraan, mereka tiba-tiba diserang dua balita yang sedang cemburu, membuat keduanya kaget dan tanpa sengaja Ryuuichi menumpahkan makanan Hayato ke lantai. Hayato benar-benar ingin melempar dua bocah ini ke kardus dan mengirim mereka ke Judas sekarang.
Keduanya dimarahi oleh Ryuuichi, tapi berakhir dengan Kotarou disuapi Ryuuichi dan Taka menyuapi Hayato, meskipun Taka yang menghabiskan burger Hayato ketimbang Hayato sendiri.
Makan siang pun diakhiri dengan mereka mencuci piring kotor mereka bersama dan menonton acara anak-anak di tekevisi.
Omake,
"Oiya, Ryuuichi."
"Ya?"
"Aku gabisa keramas sendiri."
"MINTA BANTU TAKA AJA SANA!!"
✦. ──── End ──── .✦
Mau cerita Not Safe For Work berat, ga, buat chapter selanjutnya? /Senyum tampan
![](https://img.wattpad.com/cover/307974476-288-k465187.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Them
Fiksi PenggemarSerba-serbi dua insan yang jatuh hati pada satu sama lain setiap kali bumi berputar satu milimeter. Berdiri di bawah langit yang sama, di titik kordinat yang sama. Sebuah cerita dengan beragam kisah di tiap halamannya yang menceritakan keseharian p...