Hari ini hari Valentine, tentu saja ekstrakulikuler masak dipenuhi akan gadis-gadis cantik yang ingin diajarkan cara membuat coklat untuk mereka berikan pada kekasih atau orang yang mereka sukai. Ada sekitar tujuh sampai sembilan orang yang datang, itu jika Inomata menghitung sebelum sekelompok gadis-gadis lainnya datang untuk kesekian kalinya.
Sore itu Inomata kesal sekesal-kesalnya karena ada beberapa dari gadis-gadis itu yang tak bertanggung jawab dan pergi begitu saja tanpa membantu membersihkan dapur, namun untungnya Usaida lagi-lagi sedang jahil dan mengiming-iming anak-anak daycare kalau ekstrakulikulernya sedang membuat coklat, jadi ia mendapat beberapa bantuan kecil untuk membersihkan dapur. Tidak berjalan selancar itu, sih, karena tak jarang dari mereka malah bermain air dan sabun, hampir juga memakan coklat yang menempel di lantai, namun mereka berhasil membersihkanya sebelum terlalu sore untuk mereka membuat coklat mereka sendiri.
Ia cukup terhibur dengan apa yang sedang orang-orang di depannya ini lakukan. Memasak coklat dengan berantakan meskipun sudah ada buku resep, lalu anak-anak kecil yang tak bisa berhenti mencelupkan jari mereka ke lelehan coklat, dan Ryuuichi dan Hayato yang kewalahan mengawasi anak-anak itu daripada membantu membuat coklat.
Coklat memang seenak itu, ya? Rasanya manis, lumer di mulut, dan memiliki bau yang khas. Namun tunjuannya, apa, sih, jika mereka memberikannya pada seseorang?!
Bukannya lebih baik memberikan mereka barang? Meskipun kecil, setidaknya barang itu bisa bertahan untuk waktu yang lama, yang bisa mereka lihat kembali dan mengingatkan mereka pada manusia spesial mereka, bukan?! Kalau coklat, makanan itu akan habis dalam waktu yang singkat, memori indahnya akan masuk ke dalam lambung dan terproses menjadi feses, apa spesialnya—"Maria, ini coklat buat kamu."
Oh, kini ia tahu mengapa mereka memberikan coklat pada orang spesial mereka.
Sebatang coklat terhias indah dan dibungkus rapi menggunakan pita merah mudah, aromanya manis namun tidak sakit di tenggorokan. Inomata menyukainya, menyukai bagaimana terjangan ombak bunga halusinasi menerbangkan rambutnya dengan dramatis, seperti seoang pangeran memberikan sekuntum bunga mawar pada seorang putri pada buku dongeng SDnya.
Ushimaru memberikan coklat buatannya sendiri pada Inomata, dengan senyum yang lebar dan bangga meskipun wajah merahnya tak bisa menutupi fakta bahwa ia sedang menahan malu. Dan Inomata menerimanya dengan berani— ralat, dengan tangannya agak ragu namun ia berhasil merangkulnya di genggamannya dengan hati-hati supaya tidak remuk. Jadi seperti ini rasanya diberi coklat di hari Valentine, menjadi orang yang spesial di mata orang lain."...ma-makasih!" Inomata menutup wajahnya dengan kedua tangannya, malu untuk memperlihatkan wajahnya yang memerah. Ushimari untuk sesaat panik karena ia kira Inomata menangis karena tidak suka, namun ketika mendengar ucapan terima kasih, ia tertawa lalu mencoba menenangkannya.
Lain halnya dengan pasangan lucu ini, pasangan yang satunya malah ugal-ugalan.rill
Kirin adalah anak yang ambisius, ia suka melakukan sesuatu yang menurutnya cantik dan menyenangkan. Sedetik ia melihat kue tart di buku resep yang Inomata berikan, ia secara tak langsung membuat anak-anak yang memaksa Ryuuichi dan Hayato untuk membuat kue tart rasa coklat dengan krim putih dan buah ceri di atasnya ketika ia menampar gambar kue tart itu pada wajah Ryuuichi. Sial kata Hayato, kini mereka tengah kesusahan memikirkan cara untuk membuat krim yang etah bagaimana caranya tidak boleh jatuh ketika mangkuknya di balik. Jangan hiraukan Hayato yang sedang mencuci lima mangkuk bekas krim gagal.
Ryuuichi tak mau memasangkan wajah sedih pada anak-anak kecil yang sedang bermain tepung bekas, mereka menaruh harapan besar pada Ryuuichi dan ia tak mau menyia-nyiakannya. Mau bagaimanapun, ia akan membuatkan mereka kue tart coklat dengan krim putih dan ceri di atasnya! Jika saja ia tahu bagaimana....
"OH! Hayato, krimnya gak jatuh— ah, lupain."
Hayato bingung apa yang Ryuuichi rayakan dari krim menyebalkan itu, jikalau ia berhasil, masih ada banyak tahap menghias kue yang masih di oven yang lebih sulit dari quest krim ini. Namun wajah riang Ryuuichi yang hanya bertahan dua detik itu menggemaskan, ia ingin merekamnya.
Omong-omong tentang Valentine, Hayato terpikir untuk memberikan Ryuuichi sesuatu. Ia tak mau coklat, terlalu biasa. Tapi kebetulan hari ini ia sedang berada di dapur sekolah dan sedang memasak coklat, berarti memang Valentine harusnya ia memberikan coklat saja, jangan yang aneh-aneh.
Tapi tak harus hari ini, kan, memberikan hadiahnya? Bisa besok, nanti— oh, ia tahu toko bunga yang bagus, apa ia kesana saja nanti saat pulang sekolah? Ia bisa megajak Ryuuichi pergi kencan nanti malam lalu memberikannya, dan ditambah besok libur, rencana yang bagus, kan?"WAH! WAH, WAH! HAYATO KRIMNYA ENGGAK JATUH!!"
Sorakan Ryuuichi membangunakan Hayato dari lamunannya, di sebelahnya ada Ryuuichi dan anak-anak kecil membuntutinya yang sama-sama bersorak senang tengah memamerkan krim putih yang berhasil ia buat. Ketika Ryuuichi membolak-balikkan mangkuknya, krimnya tidak jatuh sama sekali dan itu membuatnya ikut tersenyum.
Oh, senyum itu, di ujung senyuman itu ada yang manis, ada krim yang tersesat di ujung bibir kekasihnya. Krim itu keras kepala tak mau menyingkir dari bibir Ryuuichi, berlagak manis membuat Ryuuichi tak mau menyingkirkannya. Tanpa rencana yang matang dengan otaknya, otot-otot tubuhnya menggerakkannya berjalan mendekati Ryuuichi, tangannya yang masih basah meraih rahangnya dan lidahnya terjulur untuk menjilat krim yang berada di ujung bibir Ryuuichi.
Ryuuichi tersentak kaget, hampir menjatuhkan mangkuk krim yang susah payah ia perjuangkan saat Hayato menyentuh rahangnya, merasakan organ tak bertulang basah menjilat ujung bibirnya. Ia menggoreskan lidahnya dengan teliti, menjilat sampai bersih krim yang menempel pada Ryuuichi lalu menanamkan kecupan singkat sebagai balas dendam pada krim yang ia telan.Hayato menjauhkan dirinya dari Ryuuichi, pasti bekas krim dan sisa saliva lidahnya di bibir kekasihnya itu meleleh karena, astaga, wajah Ryuuichi merah sekali, ia takut ia tak sengaja membuat sistem Ryuuichi eror.
Mereka terdiam untuk beberapa detik, saling memandang dengan dalam, sebelum Hayato menabrakkan bibir mereka. Bibir mereka bertemu, saling merasakan tekstur bibir satu sama lain dengan senang hati dan Ryuuichi hampir membuka mulutnya. Mangkuk krim di tangan Ryuuichi Hayato ambil dan ia letakkan pada meja di sebelah mereka. Tangan kekasihnya yang kosong kini digenggam dengan erat dan pasti, mereka meleleh dalam ciuman manis mereka.Hampir saja ciuman mereka berubah menjadi lumatan panas antara lidah dengan lidah jika saja Inomata tidak memukul kepala Hayato menggunakan talenan dan mengingatkan mereka akan anak kecil yang melihat mereka dengan amukan dan ekspresi malu akan perbuatan mereka.
✦. ──── End ──── .✦
"Happy Valentine day🩷🫶💌"
HAPPY (BELATED)VALENTINE Y'ALL GO FINE A PARTNER💗🫶😆
KAMU SEDANG MEMBACA
About Them
FanficSerba-serbi dua insan yang jatuh hati pada satu sama lain setiap kali bumi berputar satu milimeter. Berdiri di bawah langit yang sama, di titik kordinat yang sama. Sebuah cerita dengan beragam kisah di tiap halamannya yang menceritakan keseharian p...