Sapuan ombak menyapa mata kaki mereka, membuat pasir ikut tersapu kembali ke pantai, yang mana memberikan sensasi seakan mereka tengah berdiri di pasir hisap. Tangan saling menggenggam erat sambil tertawa seakan dunia hanya milik berdua.
Hari ini ibu-ibu dari balita di daycare Sekolah Morinomiya sekali lagi mengajak Ryuuichi, Hayato, dan Usaida pergi ke pantai sebagai wujud terima kasih mereka sudah menjaga anak-anak mereka. Kesempatan itu Hayato dan Ryuuichi gunakan untuk menghabiskan waktu bersama selagi mereka memiliki timing yang pas. Dan ini pertama kalinya mereka rekreasi sebagai sepasang kekasih. Meskipun tak benar-benar seharian hanya berdua, mereka juga masih sempat-sempatnya sibuk menjadi babysitter untuk para bokem-bokem itu.
Saat ini mereka tengah mencari kerang untuk istana pasir adik mereka, sekalian modus supaya mereka bisa mendapatkan waktu mereka berdua sendirian saja. Ember yang mereka bawa untuk wadah kerang dari tadi kosong, malah mereka isi dengan handphone dan dompet mereka. Agak menyebalkan saat Ryuuichi sering menoleh ke belakang dan khawatir dengan adiknya, namun Hayato bisa membuatnya kembali fokus pada kencan diam-diam mereka lagi.
Mereka bermain di sisi pantai, saling menyiprat air, mengukir nama mereka seperti sepasang anak SD baru pacaran, membeli satu es kelapa dengan dua sedotan, dan tak jarang saling mendorong satu sama lain ke air lalu bermain berlari dan mengejar.
Hingga tak terasa hari sudah sore. Tidak ada yang menelpon sedari mereka melarikan diri, jadi mereka pikir mereka tidak terlalu dibutuhkan di titik kumpul. Menyenangkan.
"Sebenernya aku punya ide jalan-jalan hari ini, cuman berdua sama kamu," sahut Ryuuichi ditengah keheningan tenang mereka saat mereka duduk di batu besar, mengamati matahari yang tenggelam. Menikmati langit yang perlahan berganti warna.
Hayato menoleh heran, lalu herannya berganti salting saat Ryuuichi menoleh balik ke arahnya dengan senyuman yang cerah. Sangat cerah sampai ia kagum akan betapa indahnya senyum itu diukir dengan sapuan sinar emas dari sang matahari yang hendak tidur. Sungguh indah. Sangat. Sangat sangat indah. Hayato sampai tidak bisa berpaling.
"...kenapa tiba-tiba ngajak jalan?" Tanya Hayato mencoba mengingat ucapan Ryuuichi tadi tanpa mengalihkan pandangannya dari salah satu lukisan Tuhan yang paling indah di depannya.
"Hahaha, aku girang banget mau kasih tau sampai pipiku sakit," nadanya rendah. Pandangannya semakin lembut dan matanya menyipit girang sampai menyerupai bulan sabit. Pipinya ia pijat karena lelah dari senyumnya yang lebar namun ia tak berhenti tersenyum, malah semakin lebar.
Hayato ikut terkekeh melihat kekasihnya kesal karena pipinya yang sakit akibat tersenyum terlalu lama. Matanya ikut menyipit membentuk bulan sabit, namun sebelum ia sempat membuka mata, ia merasakan sesuatu yang lembut mendarat pada bibirnya. Kenyal, dan ada sisa lengket gula persis seperti dari es kelapa yang ia beli tadi dengan Ryuuichi. Rasanya menyenangkan, panas di telinga namun ia tidak membencinya. Ini bukan kali pertama Ryuuichi menciumnya, tapi jika mencium di bibir benar adanya ini kali pertamanya.
Hayato membeku, tak tahu harus apa dan semakin matahari tenggelam di balik ciuman mereka, semakin dua insan yang saling jatuh cinta ini meleleh dalam kehangatan bibir mereka pada satu sama lain.
Sedihnya mereka tak bisa diam pada posisi ini selamanya, tidak dengan orang yang lalu lalang di depan dan belakang mereka. Ciuman itu terputus, wajah keduanya merah muda, merah tua malahan. Hayato kaget, ditambah kaget dengan Ryuuichi yang tiba-tiba terkekeh sambil mengecupnya di bibir sekali lagi namun hanya untuk sekilas.
"Selamat ulang tahun. Hadiahnya bisa kamu ambil nanti malam atau besok, terserah. Aku siap kapan aja," bisik Ryuuichi sebelum satu detik kemudian handphonenya berdering, menampilkan foto profil Usaida yang berarti mereka sedag dicari. Melihat langit tidak lagi berwarna senada dengan wajah mereka saat ini, menandakan mereka di sana berkemas untuk bersiap pulang.
"Ayo! Udah mau pulang!" Ajak Ryuuichi meraih lengan Hayato turun dari batu besar dan berlari kecil menuju titik kumpul.
Hayato tak bisa menyembunyikan senyumnya. Seluruh tubuhnya panas padahal angin menerpa dirinya tanpa henti. Ia yakin wajah Ryuuichi kini juga memerah hebat, lihat saja tengkuk, pundak, telinga, dan telapak tangannya yang memerah panas. Tahun ini adalah tahun yang berbahagia bagi Hayato, karena di tahun ini ia akhirnya memenangkan hati pujaan hatinya dan karena ia merayakan ulang tahunnya yang biasanya ia lupakan dengan orang yang ia cintai selain ibu, ayah, dan adiknya. Bonus ciuman pertamanya adalah Ryuuichi. Hoki tahun depannya habis gara-gara ciuman dari Ryuuichi.
Hari ulang tahun terbaik untuk Hayato.
✦. ──── End ──── .✦
Selamat ulang tahun, Hayato!! (telat satu hari)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Them
FanficSerba-serbi dua insan yang jatuh hati pada satu sama lain setiap kali bumi berputar satu milimeter. Berdiri di bawah langit yang sama, di titik kordinat yang sama. Sebuah cerita dengan beragam kisah di tiap halamannya yang menceritakan keseharian p...