Enjoy and happy reading~
.
.
.Tubuh berbalut selimut abu-abu itu masih dihinggapi gemetar. Bahkan meski sudah dihangatkan oleh segelas teh panas dan duduk didepan perapian kecil yang dibuat Huacheng Wei Wuxian masih belum bisa mengenyahkan rasa dingin yang seolah tengah mengoyak tubuhnya.
Terkadang iris abu-abunya mendelik pada si tersangka yang sepertinya baik-baik saja. Orang itu bahkan telah menanggalkan selimutnya dan pergi entah kemana, sama sekali tidak merasa bersalah karena telah membuatnya menggigil seperti orang bodoh.
Ditambah bisikan-bisikan disekitarnya yang seolah tengah merayakan nasib malangnya malah semakin membuat Wei Wuxian memberang.
Ingin sekali ia menyiramkan teh dalam cangkirnya ke wajah-wajah sialan itu.
"Xian Xian~"
Ah, ini lagi, si idiot yang sudah menarik atensi orang-orang bodoh itu sampai membuatnya dan Wangji dikerumuni layaknya tontonan, telinganya penuh dengan pekikan lebay dan rumor tidak jelas bahkan sampai mereka naik ke daratan omong kosong yang dikarang para idiot itu malah semakin melebar ke arah fantasi.
"Lihat apa yang kubawa!" Xueyang menghampiri Wei Wuxian sambil berlari kecil, ia menunjukan dua buah benda bulat berwarna ungu lalu menyurukannya pada Wei Wuxian yang terpaksa menerima benda itu meski dengan kernyitan didahi.
"Kenapa kau selalu membawa benda-benda aneh seperti ini?" Protesnya, namun tetap mengambil apa yang Xueyang berikan padanya dan mengamatinya.
Sepertinya itu jenis buah-buahan, benda itu memiliki cangkang tebal dan cukup keras.
"Kau harus mencobanya!" Xueyang terlihat bersemangat, ia bahkan sudah menyeret kursi untuk duduk disamping Wei Wuxian lalu meraih buah lainnya yang masih ada dipangkuan pemuda disampingnya.
Wei Wuxian semakin mengernyit melihat bagaimana Xueyang membuka buah itu, ia harus menggigitnya agar terbuka dan terlihatlah isi daging buah yang berwarna putih.
"Ta da!!!" Xueyang menunjukan buah yang telah ia kupas pada Wei Wuxian.
"Kau, yakin itu bisa dimakan?" Tanya Wei Wuxian ragu. Pasalnya, dirinya belum pernah melihat buah seperti itu. Dan mengingat betapa sembrononya Xueyang yang hampir memakan berry beracun dari hutan malah kian membuatnya enggan menerima buah aneh itu.
"Tenang saja, aku sudah menunjukannya pada Cheng Ge dan dia bilang buah ini bernama manggis. Rasanya sangat manis jadi kau harus mencobanya, ayolah~" anak itu merengek seperti bocah, menggoyangkan tubuh Wei Wuxian sampai membuatnya jengah sendiri.
Oh ya tuhan, kenapa dirinya harus mengenal manusia merepotkan seperti bocah didepannya?!
"Baiklah, berhenti merengek atau aku akan melempar mu ke sungai." Wei Wuxian merebut buah manggis yang telah Xueyang kupas dan mencicipinya masih dengan keraguan. Ia menggigit daging buah yang cukup alot dan mengecapnya lamat-lamat, sampai kemudian terkejut karena campuran rasa manis dan segar yang cukup asing dilidahnya.
"Bagaimana?" Xueyang bertanya penuh harap.
Wei Wuxian mengangguk kecil, kali ini ia mengambil satu daging buah utuh yang cukup besar dan menyesap sari-sarinya kemudian memuntahkan biji yang cukup besar kepermukaan tissue, "aku tidak bisa memakan dagingnya, semuanya hanya biji." Gerutunya, agak sedikit menyayangkan karena buah seenak ini tidak bisa dinikmati secara utuh.
"Kau harusnya menelan bijinya juga."
"Kau gila? Bagaimana jika aku tersedak?"
"Kalau begitu aku akan memberikanmu napas buatan dengan senang hati." Cengir Xueyang penuh harap, ekspresinya telihat sangat playful sampai membuat Wei Wuxian merinding ingin menyumpal mulut menyebalkannya dengan buah manggis yang masih utuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Meet Boy
FanfictionLan Wangji bertemu dengannya di momen paling kritis dalam hidupnya. sosok pemuda misterius yang berdiri membelakangi cahaya matahari terbit itu bahkan lebih bersinar meski wajahnya tertutup bayang-bayang. wangji ingin bertemu kembali dengan sosok it...