20

410 98 12
                                    

Drama banget file laptop lenyap cuma gegara keyboard error. Alhasil harus nulis ulang beberapa chapter yang sebelumnya udah disiapin, meski feel nya udah kerasa beda -_-

Berharap file BROKEN LINE masih bisa pulih, karena kalo sampe itu hilang permanen gak akan bisa nulis lagi dari awal -hiksu-

Dah ah, makin galau.

Enjoy and happy reading~

.
.
.

Hujan terus mengguyur kota tempat Wei Wuxian tinggal belakangan ini. Pantas saja karena sekarang sudah memasuki awal-awal musim gugur. Cuaca menjadi lebih dingin dan mendung hampir setiap hari memayungi langit.

Di cuaca seperti ini, tak banyak orang yang melakukan aktivitas di luar rumah. Jalanan menjadi lebih lengang bahkan taman kota yang biasanya ramai oleh pengunjung mendadak sepi. Dan bagi Wei Wuxian itu adalah sebuah keberkahan tersendiri.

Ia menyukai momen dimana dirinya tak perlu bersinggungan dengan banyak orang.

"Aku sedang di supermarket." Wei Wuxian berbicara sambil mengapit ponsel diantara telinga dan bahunya sementara kedua tangannya sibuk mengacak-ngacak freezer untuk mencari merk Frozen food favoritnya.

"Membeli hot dog lagi?" Tanya si penelepon.

"Mn."

"Wei Ying, sudah kubilang jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan instan seperti itu. Itu akan merusak kesehatanmu."

Wei Wuxian memutar bola matanya. Bukan sekali ini saja Wangji mengomel soal kebiasaannya yang suka makan makanan seperti ini, Wei Wuxian sendiri sampai bosan setiap kali kekasihnya mulai mengomel tentang ini itu.

"Ayolah Lan Zhan, kenapa kau cerewet sekali? Lagi pula aku tidak mengkonsumsinya setiap hari. Hot dog yang kemarin ku beli sudah habis oleh kakakku. Kemarin dia membawa kolega nya ke rumah dan membuat pesta kecil-kecilan sampai menghabiskan semua stok makanan milikku." Jelas Wei Wuxian. Ia memasukan beberapa bungkus hot dog ke dalam troli lalu mendorongnya menuju rak berisi berbagai jenis ramen instant.

Kali ini tanpa banyak berpikir tangannya secara otomatis bergerak ke arah jajaran ramen yang sudah sangat familiar baginya dan memasukan hampir setengah stok yang dipajang ke dalam troli. Setengah tempat itu sudah penuh oleh stok makanan instan yang jika Wangji melihatnya pasti akan langsung mengomel panjang lebar sambil meletakan kembali semua benda itu ke dalam rak dan freezer.

"Tetap saja, kau terlalu sering memakan makanan yang tidak sehat. Bahkan saat di kantin pun-"

"Jika kau terus mengomel aku akan menutup sambungannya." Ancam Wei Wuxian memotong ucapan Wangji. Seketika itu juga pria di seberang sana menurut membuat Wei Wuxian menahan senyum karenanya.

Setelah Wangji tenang, mereka kembali melanjutkan obrolan ringan. Membicarakan hal-hal sepele tentang keseharian mereka selama akhir pekan.

Sejak mereka memulai hubungan romansa dua bulan lalu, banyak hal yang berubah diantara keduanya. Wei Wuxian yang biasanya sangat anti dengan percakapan-percakapan dangkal apalagi berbicara melalui sambungan telepon perlahan mulai menikmatinya saat bersama Wangji. Begitupun sebaliknya, Lan Wangji yang biasanya tertutup dan dingin akan berubah saat berada dihadapan Wei Wuxian. Meski masih belum bisa terbuka satu sama lain sepenuhnya, setidaknya begini saja sudah menjadi sebuah kemajuan.

Terlebih bagi Wei Wuxian.

Ia tak lagi takut untuk menunjukan diri. Kini Wei Wuxian bisa keluar tanpa harus bersembunyi dibalik Hoodie kedodorannya. Penerimaan Lan Wangji pada sosok Wei Wuxian yang apa adanya membuatnya perlahan-lahan bisa berdamai dengan masa lalu.

Boy Meet BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang