16

428 94 28
                                    

Entah kenapa tapi rasanya berasa malu sendiri setelah baca ulang tulisan-tulisan sendiri -_-
Geli banget sampai rasanya ingin dihapusin semua ㅠ.ㅠ

.
.
.

Entah kenapa pagi ini terasa lebih panas dari biasanya. Matahari bahkan belum terlalu tinggi tapi peluh di tubuh Wei Wuxian sudah bercucuran. Tidak mungkin hanya karena dirinya memutuskan untuk berjalan kaki dari rumah ke sekolah, kan? Karena Wei Wuxian sangat percaya diri dengan stamina yang dia miliki.

Meski jarak antara rumah dan sekolahnya tidak bisa dibilang dekat, tapi juga tidak terlalu jauh sampai-sampai bisa membuat tubuhnya keletihan seperti ini.

Mungkin karena banyak hal-hal tak terduga yang terjadi belakangan ini. Ditambah kehadiran Lan Wangji yang membuatnya kehilangan waktu untuk melatih stamina.

Iya, melatih stamina dengan cara mengerjai orang-orang di sekolah lalu setelahnya dihukum keliling lapangan oleh si galak Wen Qing.

"Sepertinya akhir-akhir ini aku terlalu santai, ck." Wei Wuxian memutuskan untuk duduk sebentar di halte bus sambil meneguk air mineral dari botol minumnya dengan mata yang awas memperhatikan orang-orang di sekelilingnya.

Wei Wuxian mengamati lalu lalang orang-orang yang memadati jalanan. Kebanyakan adalah para karyawan yang terburu-buru menuju kantor mereka. Ada beragam ekspresi terpasang di wajah-wajah asing itu.

Jengkel, cemas, ceria, namun kebanyakan adalah ekspresi yang menunjukan seberapa jenuh mereka dengan rutinitas yang seperti tak berkesudahan. Ada banyak bahu yang terkulai tanpa semangat, kaki yang diseret paksa, dan helaan napas yang terdengar lirih dan letih.
Wei Wuxian menebak jika mereka sendiri pasti tidak memahami arti dari eksistensi mereka di dunia ini. Di masa lalu mungkin mereka pernah memimpikan sesuatu, dan berharap bahwa mimpi itu akan terwujud suatu hari nanti. Akan tetapi, pada akhirnya mereka menemukan satu fakta bahwa kenyataan tidaklah semurah hati itu. Mereka kehilangan mimpi yang telah dibangun susah payah seiring waktu berlalu dan kini terjebak dalam rutinitas menjemukan.

Perlahan-lahan rona kehidupan di wajah merekapun ikut memudar.

"Lalu bagaimana dengan Lan Zhan ya?" Tiba-tiba saja wajah pria itu terlintas dalam benaknya.

Wei Wuxian mengingat kembali pertemuan pertama mereka. Waktu itu, Lan Wangji terlihat sangat menyedihkan. Dia seperti manusia yang telah lama kehilangan harapan hidup. Ekspresi kusutnya waktu itu seakan tengah menceritakan beban yang tak bisa disampaikan melalui kata-kata. Sorot yang redup juga rona wajahnya yang terlihat letih.

Hampir saja Wei Wuxian mengira jika Lan Wangji hendak mengakhir hidupnya kala itu.

Sampai sekarangpun Wei Wuxian masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan Lan Wangji? Dari mana dia berasal? Seperti apa kehidupannya di luar sana?

Terkadamg Wei Wuxian penasaran dengan hal-hal itu.

Sepersekian detik kemudian Wei Wuxian terperanjat. Seolah-olah kepalanya baru saja diguyur air es. Wei Wuxian baru mengingat satu fakta yang luput dari ingatannya.

Bahkan setelah sejauh ini, Wei Wuxian masih belum mengetahui apapun tentang Lan Wangji!

Tangan kiri Wei Wuxian menyeka lelehan air di sudut bibirnya dengan ekspresi shock.

Siapa dia sebenarnya? Kenapa Lan Wangji bisa ada di tempat itu dengan ekspresi menyedihkan seperti itu?

Ugh! Dan kenapa pula Wei Wuxian merasa jengkel karena hal ini?

Buru-buru dia menutup botol minumnya dan memasukannya kembali ke dalam tas. "Aku tidak peduli. Meskipun Lan Wangji ternyata adalah alien aku sama sekali tidak peduli."

Boy Meet BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang