50. BRAMASTA DAN ANARA

34.8K 2.1K 207
                                    

Holla, guysss ...

Apa kabar kalian?

Semoga dalam keadaan sehat semuanya

Mohon maaf sudah menghilang selama dua minggu. Sebagai manusia biasa seperti kalian, aku pun memiliki urusan duniawi yang sebenarnya belum selesai.

Terima kasih karena sudah menunggu update cerita ini. 🥺

Jangan lupa vote dan komentar disini karena jejak kalian itu sangat berharga untuk author.

Jangan lupa follow akun instagram @wp.erllyndjosseph dan @anara.quinzy

Tim yang sudah siap berkemas untuk pisah dari Anara & Dika?


FINAL CAST ANDIKA SURYA GUTAMA.

Memang sudah lama aku mau pake Kevin Alvarez sebagai visualnya Dika 🥰

****

Kabar pindahnya Anara dan Dika ke rumah baru itu terdengar sampai ke telinga Wira satu bulan yang lalu. Begitu pula dengan kelahiran cucu pertama Megan yang semakin membuat Wira gencar mencari masalah dengan keluarga angkatnya itu. Sampai pada hari dimana Bramasta bisa menyusup ke dalam rumah Dika. Mobil Tesla berwarna hitam keluar meninggalkan pelataran rumah. Bramasta masuk melalui gerbang kecil di bagian sayap kiri rumah.

Tak ada penjagaan ketat seperti yang ada di rumah Keluarganya Dika. Hanya saja cctv setiap sudutnya menyala. Bramasta tersenyum licik, membiarkan cctv menyala agar Dika melihat apa saja yang akan dilakukan kepada istrinya.

Dengan langkah yang sangat pelan, lelaki itu menyeret tongkat baseball yang di bawahnya. Berhenti di depan pintu utama rumah. Dan dengan beberapa kali pukulan, tuas pintu dengan password itu terbuka.

Sedangkan di dalam kamar, Anara sibuk menimang Ankaa yang terbangun setelah kepergian Dika.

“Ini tangannya kecil banget. Kalau udah gede, dipake buat hal-hal baik aja, ya,” Anara tak mengalihkan sedikit pun pandangannya dari mata hitam legam bayinya. Ia seperti sedang melihat Dika dalam versi kecil.

Anara yakin sekali akan ada banyak kesamaan antara Ayah dan anak itu. “Seharusnya Ankaa bangun sebelum Papap pergi.”

“Dika?” Anara mendengar suara seperti telapak kaki atau sepatu yang berjalan ke arah kamar. “Kamu balik lagi?”

ANARA UNTUK DIKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang