15. LEORA DAN ANARA

53.9K 2.8K 51
                                    

Happy Reading.

***

Sekolah dipulangkan lebih awal hari ini. Anara dan Dika sudah berada di gerbang belakang. Namun, keduanya berdiri dengan jarak yang cukup jauh, karena masih banyak anak Kencana yang melewati area itu.

Ponsel Dika berdering. Sebuah panggilan dari Gerald membuatnya mengurung niat untuk menghampiri Anara. Gadis itu terlihat karena Dika belum bergerak sama sekali. Kakinya sudah pegal berdiri hampir setengah jam.

"Kenapa?" jawab Dika setelah panggilan tersambung.

"Lo sama Anara udah pulang?" tanya Gerald dari seberang.

Dika melirik pada Anara. "Belum. Kenapa? Cepetan ngomongnya. Bini gue udah kesal banget mukanya," sahut Dika.

Terdengar decakan dari Gerald. "Leora di gerbang depan. Mau ketemu sama lo."

Andika bergeming. Ada masalah apa yang membawa Leora untuk menemuinya. Bahkan gadis itu sampai menyusulnya ke sekolah.

"Lo bisa anterin dia ke gerbang belakang, Ger? Anara kayaknya udah capek banget berdiri. Gue nggak mungkin tinggalin dia disini," pinta Dika.

"Ok, gue anterin Leora ke sana," putus Gerald, kemudian memutuskan panggilan itu.

Keadaan sekitar sudah sepi. Tidak ada anak Kencana yang melintas disana. Dengan segera Dika menarik Anara yang berdiri jauh darinya.

"Jangan jauh-jauh," kata Dika.

"Aku capek berdiri. Ayo, pulang," ajak Anara yang mulai bosan.

"Nara, kita tunggu Leora sebentar, ya. Gerald lagi anterin dia ke sini. Mereka dari gerbang depan sekolah," kata Dika.

Anara terkesiap mendengar nama Leora. "Adik kamu?"

Dika mengangguk. "Nggak masalah, kan?"

"Iya, Ka." Anara tersenyum. Ia ingin sekali berkenalan dengan Leora lebih dekat.

Anara ingat, saat pertama kali ia datang ke rumah mewah itu, Leora lebih banyak diam. Gadis yang sebentar lagi akan memasuki SMA itu mungkin tidak terlalu menyukainya, pikir Anara.

Apa Leora mengira, Anara merebut Abangnya?

Lima menit menunggu, motor matic Gerald muncul. Leora turun dari sana, dengan seragam sekolah lengkap. Gadis itu menghampiri Dika. Ia peluk Kakaknya, menuangkan rasa rindu yang ditampung dua bulan belakangan ini. Leora memang sudah tidak bertemu Dika, semenjak Dika diusir dari rumah.

"Gue duluan, Ka! Ketrin minta dianterin ke butik," seru Gerald dan Dika mengangguk.

Memang Gerald itu teman yang bisa diandalkan. Tapi, jika dia sedang dalam mode kasmaran, akan banyak alasan yang keluar dari mulutnya. Misalkan sekarang, Gerald yang menaruh rasa suka pada kembaran Kevin itu, rela mengantar gadis pujaannya ke butik yang jaraknya cukup jauh.

"Bang Dika..."

Anara tersenyum tipis. Terlihat jelas Leora merindukan Kakaknya. Anara melepaskan tangannya yang digenggam Dika sejak tadi, membiarkan Dika membalas pelukan dari adik kecilnya.

"Biarin kayak gini, Bang. Aku berasa punya rumah lagi," ucap Leora.

"Kenapa?"

"Abang nggak mau pulang?" Leora melerai pelukan mereka. "Papa sama Mama ribut terus."

Dika tahu. Tantenya selalu menceritakan hal itu.

"Gue udah punya rumah," ucap Dika bermakna.

"Mama gugat cerai Papa," kata Leora.

ANARA UNTUK DIKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang