Babak 5 - It Is What It Is

2.7K 434 61
                                    

Akhirnya makan malam pun usai tanpa satu patah kata pun tentang pernikahan Ezra yang telah usai. Mereka juga tak banyak mengobrol tentang satu sama lain. Tapi harus Ella akui bahwa kata-kata Ezra cukup banyak yang keluar malam ini.

Beberapa suap mencoba soto, Ezra bertanya. "Enak?"

"Enak. Gurihnya pas, ayamnya empuk, koyanya berasa. Menurut kamu gimana?"

"Terbaik," jawab Ezra diiringi jempol teracung.

"Kamu sering banget makan di sini sampai yang jualnya kenal?"

Pertanyaan itu membuat Ezra melirik pada pasangan suami istri yang melayani pelanggan. Sudut matanya melembut.

"Sering. Seperti sekarang. Tengah malam."

Meskipun kalimatnya terpotong-potong, tapi Ella menangkap makna bahwa Ezra bisa datang ke sini kapan saja.

"Berarti soto adalah makanan favorit kamu? Atau ada yang lain?"

"Soto. Telur dadar." Lalu mengangkat bahu.

"Those are your top tier food but actually you can eat anything?"

Bibir Ezra bergerak sedikit, mengangguk.

"Bagus. Memang sebaiknya nggak pilih-pilih makanan."

Hening.

"Zra. Kamu boleh menjawab, boleh nggak."

Kepala Ezra terangkat, sorot matanya bertanya-tanya.

"Apakah kamu minat menikah lagi?"

Mata Ezra mengerjap beberapa kali. Lalu menggeleng. "Tidak. Belum." Kepala Ezra pun kembali tertunduk. Ella menyimpulkan bahwa mungkin saat ini Ezra belum memikirkan pernikahan lagi tapi tak menutup kemungkinan bahwa dia akan jatuh cinta lagi. Di situlah Ella merasa ada celah baginya. Tapi yah saat ini Ella tidak mau dan tidak perlu membahas apa-apa lagi.

Di luar tenda, pasca makan malam mendadak ini, Ella bergeming di tempatnya. Dia sedang berpikir apakah akan memesan ojek online atau mencegat taksi yang lewat.

"Ke mana?" Suara berat dan kalem Ezra terdengar.

"Menteng," kata Ella begitu saja. Tidak ingin Ezra menangkap kesan bahwa Ella ingin diantar pulang.

"Sudirman," timpal Ezra. Satu kata yang membuat Ella bingung. Sebelah alisnya terangkat. Ada apa dengan Sudirman?

"Searah," Ezra menambahkan.

"Ohhh. I see. Jadi kamu mau antar aku karena ini sudah malam?"

Ezra pun mengangguk. Ditawari begitu tentu saja Ella tak keberatan. Dia bersedia menghabiskan satu kali lagi waktu bersama Ezra walau tak banyak kata yang bisa terucap dari mulut Ezra.

"Boleh kalau begitu. Jadi kita balik ke kantor? Mobil kamu di sana kan?"

Ezra mengangguk lagi. Dengan isyarat kepalanya, Ella pun mengikuti Ezra kembali ke gedung kantor.

Sepeninggal Ezra dan Ella, pasangan penjual soto itu mengobrol.

"Ibu baru tahu kalau Kang Ezra udah nggak sama Mbak Annisa, Pak," sahutnya muram.

"Sama, Bu. Mungkin itu yang bikin dia nggak ke sini cukup lama."

"Cerainya kenapa ya Pak?" Tanya si ibu lagi sembari merapikan mangkok.

"Nggak tahu, Bu. Keliatannya mereka harmonis aja ya."

"Iya. Tapi mungkin Mbak Annisa juga capek Pak kalau Kang Ezra-nya irit ngomong gitu. Walau ganteng tapi kalau ngobrolnya cuma sedikit ya capek," si ibu terkikik.

(S)He's The Boss! (END - WATTPAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang