13. Days

1.1K 118 4
                                    

Aku melirik rain yang sibuk dengan laptopnya. Ia tak banyak bicara sejak pagi. Hari sudah siang, aku menutup komputer menghentikan pekerjaanku.

"Bos!"

Mataku beralih ke arah pintu, arka muncul membawa berkas dan meminta tanda tanganku. Sambil menungguku yang membaca berkas yang ia bawa, arka menuju meja rain

"Rain, mau ikut makan siang bareng gak?, aku sama yang lain mau makan di kantin" ajak arka. Rain mengangguk dan segera menutup laptopnya. Aku sendiri tak senang rain menyetujui ajakan arka.

"Bos ikut?" Tanya arka saat mengambil berkas dari tanganku. Aku melirik rain yang diam, ia tak mengajakku seperti arka. Aku bingung kenapa rain diam saja.

"Kamu mau makan di kantin?, gak mau sekalian di rumah aja?, udah gak ada kerjaan kan?" Tanyaku ke rain, karena tak ada pekerjaan di luar kantor. Harusnya aku dan rain bisa pulang dan makan siang di rumah saja. Rain menatapku dan arka bergantian.

"Di kantin aja deh, di rumah harus masak dulu" jawab rain, apa rain sangat lapar?, biasanya ia juga menungguku masak untuknya.

"Ayo bos makan bareng kita aja" ajak arka, aku merasa kesal karena rain memilih pergi bersama arka. Aku kembali menatap komputer yang sudah mati, segera ku hidupkan kembali komputer ini.

"Aku masih kenyang, kalian makan duluan aja" jawabku tanpa melihat mereka. Mereka tak menjawabku dan segera pergi. Tentu saja itu hanya alasan, aku tak ingin melihat mereka berbicara akrab di depanku. Aku selalu tak berkutik melihat arka yang berlaku hangat ke rain, apalagi rain membalas sikap hangat arka itu.

Aku mengerjakan pekerjaanku sambil menunggu rain kembali. Aku akan pulang bareng dengannya. Setelah hampir 2 jam rain belum kembali. Aku keluar ruangan dan mendapati arka duduk di balik mejanya.

"Rain mana?" Tanyaku

"Udah pulang bos, ini saya baru pulang antar rain pulang" jawab arka. Aku tentu kaget dengan jawabannya. Rain juga tak mengabariku jika sudah di rumah. Aku meraih hp dan menelponnya.

"Kamu di rumah?"

"Iya"

"Kamu gak ngabarin aku?"

"Ngabarin apa?, kamu masih sibuk kan?"

Aku terdiam, aku mematikan telpon. ntah kenapa dadaku rasanya sesak. Aku menunggunya disini agar aku bisa pulang dengannya. Aku mondar mandir di ruanganku, aku tak tahu pasti apa mauku. Aku menolak makan bersamanya, aku juga tak bilang akan menunggunya, harusnya aku tak perlu kesal padanya, tapi saat ini aku marah karena ia makan dan pulang bersama orang lain.

"Champ"

Aku tersentak mendengar suara papa. Ia mengerutkan keningnya melihatku mondar mandir.

"Hai pa, udah selesai dari lapangannya?" Tanyaku

"Kamu kenapa belum pulang?" Tanya papa melihat jam di dinding

"Ah iya pa, ini mau pulang" jawabku bergegas membereskan mejaku dan mematikan komputer.

"Rain mana?"

"Udah di rumah pa"

"Kok bisa?, kamu masih disini"

"Diantar arka pulang"

"Arka?, kenapa?, kalian berantem?" Selidik papa, aku melirik sejenak ke papa.

"Gak pa"

"Sudah kamu cepat pulang, kasihan rain sendirian di rumah" ucap papa menepuk bahuku. Aku mengangguk dan bergegas keluar kantor. Langit mulai mendung, aku mempercepat laju motorku agar tiba sebelum hujan turun.

30 Days Around YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang