Aku melihat kalender di hpku. Hari ke lima belas. Aku menghela napas berat. Hari- hari berlalu semakin cepat, aku masih punya 15 hari lagi bersamanya.
"Rimba!!!, kamu udah beres belum?" Teriak rain dari luar. Aku segera bangkit menyambar barang bawaanku dan menghampiri rain. Kita berdua bangun kesiangan, efek kecapekan main ke kota seharian. Papa juga tak membangunkan kita.
"Ah sebentar rain" kataku kembali turun dari mobil dan masuk ke rumah. Aku berlari kembali ke mobil membawa tentengan.
"Nih sarapan dulu" kataku meletak tentengan itu ke pangkuan rain.
"Masih di sempetin juga ambil sarapan?" Tanya rain, aku hanya tersenyum tipis padanya. Aku khawatir rain akan kelaparan jika harus menunggu siang.
"Nih.. aaaa..." ucap rain menyodorkan potongan roti padaku, aku melirik rain, ia mengangguk semakin mendekatkan tangannya padaku.
"Aaa..." ucapnya lagi, aku pun membuka mulutku dengan lebar.
"Anak pintar" ucap rain membelai kepalaku
"Hey rain" protesku, rain hanya tertawa menikmati sarapannya sambil sesekali menyuapiku yang sedang menyetir.
" rain, kamu ingat saung tempat kita makan siang waktu itu?" Tanyaku
"Ah yang ada sungai itu?"
"Ya"
"Kenapa?"
"Ayo kesana lagi siang ini"
"Ok"
"Bener ya?" Kataku, aku tak ingin rain memiliki hal lain siang ini selain pergi denganku.
"Ya rimba, nih aaa lagi, terakhir" ucap rain kembali menyodorkan potongan roti padaku.
Sesampainya di kantor kita pun langsung kerja seperti biasa. Rain berada di ruang penelitian dengan laptopnya, sedangkan aku berada di ruanganku.
"Rimba, bantu aku dong!" pesan rain membuatku beranjak menghampiri rain di ruangan sebelah.
"Ada apa?" Tanyaku berdiri di belakang rain
"Ini gimana?, kok gak bisa ya?" Ucap rain mengotak atik laptopnya. Aku menunduk mendekat melihat laptop rain, kedua tanganku berada di antara rain, keyboard rain tak berfungsi, aku pun mencoba yang aku tahu agar laptop rain kembali berfungsi.
"Coba deh, udah bisa nih" kataku melepas mouse, aku masih membungkuk di belakang rain, menunggu rain memastikan laptopnya sudah kembali baik.
"Terima kasih rimba" ucap rain menoleh ke arahku. Nafasku tertahan karena jarak wajah kami yang sangat dekat, mataku terkunci di mata cantik rain.
"Sama-sama" jawabku gugup.
"Rain!!!"
Suasana itu buyar karena suara arka. Aku dan rain memperbaiki posisi kami, kami berdua serentak menoleh ke arah pintu yang baru terbuka."Rain, udah jam makan siang. Ayo ikut kita lagi!" Ajak arka.
"Bos ikut juga, soalnya ini acara makan siang peresmian resto baru, restonya punya kenalan aku bos, dia undang kita semua" terang arka. Aku dan rain saling pandang. Aku tak berniat mengikuti ajakan arka, karena aku pun tak mengenal banyak orang disana nantinya.
"Maaf..." kataku
"Ayo.." kata rain
Aku dan rain serentak menjawab dengan jawaban berbeda. Kami berdua kembali saling pandang.
"Rain ikut kan?, berarti bos juga dong. Ayo!, aku tunggu di luar ya" ucap arka sembari menutup pintu. Rain membereskan barangnya, sedangkan aku masih berdiri di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days Around You
RomansaHutan dan hujan. Dua hal yang bekaitan dengan alam, saling membutuhkan. Rimba dan Rain, dua makhluk yang berbeda latar belakang, tapi memiliki satu kesamaan yaitu CINTA. Namun, bagaimana mereka menemukan jalan mereka dari segala perbedaan?