Chocolate

1K 99 4
                                    

"Aku boleh tinggal disini?"

"Ya"

"Asik, terima kasih rimba" ucap rain sumringah

"Eits, hanya kalau kamu mengikuti aturanku"

"Aturan?"

"Ya, karena apart ini hanya punya satu kamar. Kita berdua belum pernah satu kamar, kita belum pernah tahu kebiasaan masing-masing"jelasku, rain memutar bola matanya lalu mengangguk.

"Apa aturannya?"

"Jangan berantakan,."

"Hmm, aku juga tidak suka kamar yang berantakan"

"Tidak bising"

"Ok"

"Jaga kebersihan di luar kamar juga, peralatan makan, dapur, pakaian dan yang lain"

"Hmm, aku udah bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik, jadi itu gak masalah" jawab rain, aku pun teringat bagaimana rain pertama kali mencoba mencuci piring di rumahku waktu itu.

"Ok" sahutku sambil beranjak

"Kamu mau kemana?" Tanya rain

"Aku mau mandi, aku mau pergi"

"Kemana?, aku boleh ikut?" Ucap rain, aku menatap rain. Hari pertama rain menginjakkan kaki di rumah ini, itu saja sudah mengejutkanku, aku ingin keluar sebentar mencari kopi untuk menenangkan diriku.

"Aku cuma sebentar" ucapku menolak permintaan rain

"Kamu pergi sendiri?" Tanya rain lagi, aku menghentikan langkahku, menarik napas dalam.

"Rain, kamu tahu aku terbiasa sendiri" jawabku, aku lanjut ke kamar dan bersiap untuk pergi.

Dua tahun enam bulan mungkin waktu yang singkat. Namun bagiku ini waktu yang sangat teramat lama. Rasanya waktuku bukan berputar 24 jam, melainkan 36 atau 48 jam dalam sehari. Terutama saat tahun pertama aku ada di negara ini.

Sehari setelah rain pergi dariku, aku juga pergi meninggalkan semuanya. Aku terbang ke australia keesokan harinya. Bertemu dengan keluarga sahabat papa, mereka mengurusiku dengan baik. Mencarikan apart yang nyaman ini, membantuku untuk memperlancar bahasa inggrisku. Ntah karena daya tangkapku yang bagus atau karena tekadku, aku hanya butuh 6 bulan fasih berbahasa inggris dan bisa bersosialisasi dengan sekitar.

Aku juga mulai masuk perkuliahan, butuh dua tahun untukku menyelesaikan perkuliahan. Aku hanya tinggal menunggu waktu wisuda. Selama tinggal di negara ini, papa memenuhi semua kebutuhanku, tapi untuk mengisi waktu luang aku mengambil kerja part time. Selain menambah uang saku, aku juga tak ingin punya banyak waktu merenung sendirian karena tak ada kesibukan.

Di kampus aku juga berinteraksi, aku juga memiliki beberapa teman yang lumayan dekat denganku. Lebih tepatnya dia sering merecokiku, mengajakku kesana kemari mencoba resto atau cafe baru.

"Hmm ini oke kopinya" ujar stefy, ia mencoret-coret ipadnya. Aku hanya memperhatikan kebiasaannya. Stefy adalah satu-satunya orang yang sering bersamaku selama aku kuliah di sini, stefy ingin membuka cafe dengan menu kopi terbaik, ia sudah mencicipi berbagai macam kopi di tiap cafe, entah apa yang ia lakukan dengan ipadnya, namun aku percaya stefy akan mewujudkan mimpinya itu.

"Rimba, besok aku mau ke rumah pamanku. Mereka punya kebun kopi yang luas, mereka juga punya tanaman apel dan anggur, kamu mau ikut?" Tawaran stefy menarik perhatianku. Ia tahu aku sangat menyukai tanaman.

"Aku ikut"

"Ok, besok aku jemput kamu"

"Tapi stef, aku boleh bawa teman?"

30 Days Around YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang