Last Day

1.3K 112 14
                                    

"Nih" rain kembali memberiku sebuah kotak

"Apa lagi ini?"

"Aku minta mama bawa satu botol lagi, harumnya cocok di kamu" jelas rain.

Kotak ini berisi parfum. Parfum yang sama dengan pemberian rain waktu ulang tahunku.

"Terima kasih rain" ucapku. Aku pun juga ingin menunjukkan sesuatu ke rain. Awalnya aku ragu harus memberi tahunya atau tidak, tapi aku rasa tak ada salahnya memberi tahunya.

"Apa ini?" Rain memgerutkan keningnya melihat selembar kertas kecil.

"Kingsford smith Airport?, sydney?" Ucap rain mengeja kata yang tertera di sana. Aku mengangguk pelan.

"Sydney?, australia?. Kamu akan kesana, lusa?" Tanya rain lagi, aku memgangguk.

"Kapan kamu kembali?" Tanya rain memgembalikan kertas itu padaku. Aku tersenyum menerima tiket itu.

"Ini tiket sekali jalan rain"

"Kamu gak berencana balik?"

"Ya, aku akan belajar disana" jawabku menatap dalam ke rain.

Keputusan ini terbilang singkat dan kesannya terburu-buru. Papa baru saja memberiku pilihan, aku pun menyetujuinya dalam waktu hitungan jam. Pasporku juga selesai kurang dari 24 jam. Tentu saja ini semua mengeluarkan biaya tidak sedikit.

"Kenapa buru-buru sekali?"

"Aku sudah memikirkannya rain"

"Sesingkat itu?"

"Hmm, setidaknya aku harus memcari kesibukan selain di tempat ini"

"Kenapa?"

"Karena aku akan selalu ingat kamu, disetiap sudut dari rumah ini, di setiap sudut ruangan kerjaku, aku takut gak bisa bertahan" jelasku jujur. Rain terdiam, wajahnya berubah murung, ia memgalihkan wajahnya dari tatapanku.

"Haruskah aku mengajakmu?, kamu mau ikut denganku?" Tanyaku berusaha melihat wajahnya

"Jangan bercanda rimba" ucapnya mendorong bahuku agar tak terlalu dekat, aku tertawa kecil.

"Kita tidak boleh sedih di obrolan terakhir kita ini rain"

"Hmm, aku setuju" sahut rain dengan cepat.

"Lalu, andai aku ikut. Apa yang akan kita lakukan disana?, apa kita akan bertani?, kita menanam buah setiap hari?. Hmm, apa aku perlu memakai sunscreen juga disana?, bagaimana kalau aku tak pakai topi dan baju lengan panjang?, aman gak?"

Aku tersenyum geli mendengar ocehan rain. Pertanyaannya seperi khayalan yang nyata di mataku.

" oh iya, apa kita akan bertemu kanguru?, disana terkenal dengan kanguru kan?"

"Iya kalau kamu mau ikut, kita akan melakukan semuanya yang kamu bilang tadi. Aku rasa kamu tetap harus pakai topi, baju lengan panjang dan sunscreen kalau kamu gak mau kulit kamu yang putih ini jadi gelap" ucapku sembari menoel lemgan rain, ntah kekuatan apa yang membuat kami berdua tertawa renyah. Khayalan kami pun berlanjut membahas negara itu, walau tak banyak yang kami sama-sama tahu, tapi khayalan receh ini mampu menghidupkan suasana malam terakhir kami.

"Memikirkannya saja sudah menyenangkan rain" ucapku di akhir tawa kami, kami berdua terdiam, memikirkan apa yang kami khayalkan tadi, bagaimana jika itu nyata dan akan terjadi?, itu artinya kami akan selalu bersama kan nantinya.

"Hati-hati disana rimba" ucap rain setelah kami diam beberapa saat  "jaga dirimu. Tolong tetap kabari aku kalau kamu butuh, aku akan selalu ada buat kamu" lanjut rain

30 Days Around YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang