Hello guyss
Semoga sukaaaaaaaaaaaaa hehehe✨✨✨
Seorang lelaki dengan perawakan muka yang tegas serta mata tajamnya sedang menunggangi kuda hitamnya. Keringat bercucuran ditubuhnya yang atletis, menampilkan perut kotaknya tanpa dihalangi sehelai pun baju.
El menghentikan kudanya, dirasa cukup untuk latihannya hari ini. Membiarkan bawahannya membawa pappo ke dalam kandangnya kembali. Kakinya melangkah memasuki kediamannya, langkah panjangnya membawanya menuju kamar mandi yang ada di kamarnya untuk membersihkan badannya.
Lelaki bermata biru itu nampak melamun, entah kenapa El terus memikirkan Aubrey apalagi mata wanita itu yang sedikit bercahaya. Sehabis mandi tadi El tidak langsung turun ke bawah untuk makan malam. Dirinya malah pergi memasuki ruang kerjanya sekedar mengecek pekerjaan yang harus diurusnya namun sepertinya semuanya telah diurus oleh Drei. Pagi tadi El pergi ke hutan dan tanpa sengaja bertemu dengan Aubrey lagi.
"Yang mulia makan malamnya sudah siap" Suara Drei orang kepercayaan El atau bisa dibilang tangan kanannya yang selalu mengatur pekerjaannya hingga kebutuhan pribadi El.
Diliriknya Drei yang berdiri di depan pintu "Drei apa kamu mengenal putri Aubrey?" Tanya El.
"Maaf yang mulia saya tidak mengenalnya" Jawab Drei.
"Cari tahu semua tentang dia dan juga kerajaannya"
"Baik yang mulia kaisar" Ucap Drei lalu pergi.
El menuruni tangga menuju ruang makan. El adalah seorang kaisar, kerajaannya sendiri bernama Naverland wilayahnya sangat luas, hampir seluruh kerajaan di muka bumi merupakan kekaisarannya tak ada satupun yang berani melawannya. El dengan nama panjang Elandras Skliros Kardia anak dari mendiang Kelandras Empradore Kardia dan Lettysia Maxabbat. Dirinya dipercayai memegang kekaisaran ayahnya dulu.
Kedua orangtuanya meninggal karena suatu kejadian tragis sehingga menghilangkan nyawa orangtua El.
"Dimana pika?" Tanyanya ketika sudah berada di meja makan.
"Maaf yang mulia pika sedang tidur, saya sudah memberikannya makan tadi" Jawab salah satu pelayan yang berjejer di ruang makan.
El dikenal sangat kejam ketika sudah berperang, tak peduli dengan nyawa orang itu. Dirinya dengan segan bisa menambas habis kepala mereka menggunakan pedangnya.
"Kalian boleh pergi" Ucapnya kepada pelayan yang berjejer didepannya tadi.
El terbiasa makan sendiri ketika kedua orang tuanya meninggal, dirinya menjadi lebih tegas dan pendiam. Awalnya sangat sulit baginya melewati kehidupan tanpa kedua orangtuanya namun El bertekad untuk meneruskan kekaisaran ayahnya dan terus berlatih agar meningkatkan skilnya dalam berperang melawan musuh.
Sekarang El tumbuh menjadi seorang lelaki yang berjiwa dingin tak ada senyum yang terukir diwajahnya, begitu suram kehidupannya hingga seorang wanita hadir dan membuat El yang begitu kaku menjadi lembut. El merasa heran dengan dirinya sendiri kenapa wanita yang El sendiri tidak tahu kerajaannya dan mungkin saja ia hanya seorang putri kerajaan biasa mampu membiusnya dengan tatapan matanya itu.
Selesai makan malam El bergerak menuju kamarnya kembali. Keheningan malam menyambut El, langit nampak sangat gelap tak ada sinar bulan maupun bintang-bintang sangat mewakilkan kehidupan El yang dulu saat dirinya kehilangan kedua sayapnya yaitu orangtuanya.
El menatap langit seperti ada warna merah yang terang menggepul bercampur dengan warna hitam. Langit malam ini terlihat berbeda, bahkan angin bertiup sangat kuat membuat dau-daun berterbangan bebas kemana-mana. Pertanda apa ini, El merasa akan ada pertanda buruk setelahnya.
El keluar dari kamarnya, dengan sedikit berlari ia menuju keluar istana. Para pengawal sedikit kesusahan merapikan barang-barang yang berjatuhan akibat angin kencang bahkan jika tak menyeimbangkan tubuhnya, mereka pun akan ikut jatuh dan berterbangan.
"Semuanya masuk ke aula besar istana cepat" Kerahnya kepada semua pengawal yang berjaga di halaman istana.
Para pengawal berhamburan, berlari memasuki istana begitupun dengan El.
"Yang mulia kaisar tidak kenapa-kenapa" Tanya Drei pada El ketika semua orang telah berkumpul di aula istana Naverland yang sangat besar dan mampu menampung ratusan bahkan ribuan manusia.
"Saya baik-baik saja" Jawab Kaisar El "Kerahkan semua orang untuk tetap disini jangan biarkan seorang pun keluar dari sini sampai keadaan aman" Lanjutnya serius.
"Baik yang mulia Kaisar" Ucap Drei dengan sedikit menunduk.
El pergi menuju ruang kerjanya. Diambilnya buku pada salah satu rak yang ada di ruangannya. Buku tebal dengan sampul berwarna coklat tua. Tangannya dengan lincah membuka halaman-halaman dari buku itu mencari sebab adanya warna merah dan hitam di langit tadi.
✨✨✨
Ada yang kaget gak baca part ini ternyata El seorang Kaisar? Komen ya jangan lupa vote juga 😁
.
.
.
.
.
.
.Maaciw yang udah baca lope sekebon ❤