Trust

17 12 0
                                    


Hello guys
Semoga sukaaaaaaaa hehehe

✨✨✨

Kini seorang wanita dengan rambut yang diikat tinggi menyisakkan beberapa helai rambut dibagian kiri dan kanan wajahnya, bibir tipisnya yang merah seperti bunga yang berwana merah muda, terlihat sangat natural. Ukuran wajahnya sangat baby face dan tingginya pun tidak seberapa. Kali ini pakaian yang digunakannya tidak kelihatan seperti seorang putri dari kerajaan. Wanita dengan nama panjang Aubreylia Eguzkia Lonan itu memilih memakai pakaian yang nyaman untuk dirinya berlatih pedang kembali dan juga memudahkan dia berjalan menyusuri hutan menuju forest sun. Tak ada aksesoris apapun yang bertengker di leher maupun ditelinganya berbeda ketika dirinya pergi ke forest sun untuk kedua kalinya, kali ini Aubrey benar-benar seperti wanita biasa ataupun masyarakat biasa.

Ya! Ketika ayahnya mengizinkannya untuk ke hutan, Aubrey mengusulkan untuk berlatih pedang di forest sun. Ia tidak memberitahu ayahnya mengenai hal ini. Aubrey ingin cepat-cepat menuju forest sun dirinya sangat merindukan tempat itu.

Aubrey tak melihat maid litta dari tadi. Ia berjalan kearah dapur mencari maid litta namun ia tidak melihatnya. Kemana maid Litta. Tadi sebelum Aubrey bersiap ia sudah menyampaikan kepada maid lain untuk menyuruh maid Litta ikut bersamanya.

Saat akan berjalan lagi menuju ruangan lainnya tepat di lorong-lorong yang tidak terlalu terang Aubrey melihat seorang wanita bersandar di dinding dengan berjongkok dengan mata yang tertutup.

"Ada apa denganmu maid Litta" Tanya Aubrey melihat siapa wanita itu dan ternyata adalah maid Litta.

Tak ada jawaban, Aubrey mendekati maid Litta dan ikut berjongkok didepannya.

"Kenapa dengan wajahmu, kau terlihat sangat pucat. Apa kau sedang sakit" Aubrey menggoyangkan bahu maid Litta agar wanita itu membuka matanya. Tangannya ia arahkan ke dahi maid Litta untuk memastikan wanita didepannya ini sedang sakit atau semacamnya. Benar saja saat tangan Aubrey merabanya, panas dari badan maid Litta dapat dirasa oleh tangan Aubrey.

Tak ada pengawal di lorong itu yang bisa membantu Aubrey mengendong maid Litta. Dirinya sendiri tidak bisa mengendong maid Litta dengan keadaan badan maid Litta yang jauh lebih berisi darinya. Aubrey meninggalkan maid Litta pergi mencari pengawal yang berjaga, kakinya sedikit berlari. Untung dirinya tadi belum menyimpan pedang di pinggangnya yang akan membuatnya sedikit keberatan.

Aubrey kembali lagi di tempat tadi dengan membawa dua pengawal di belakangnya dan langsung mengangkat badan maid Litta membawanya ke kamar para maid. Sebelumnya Aubrey juga membritahukan pengawal lainnya untuk memanggil dokter kerajaan agar memeriksa keadaan maid Litta.

Waktu menunjukkan sore hari, tetapi Aubrey belum juga ke forest sun. Teman yang menemaninya kini sedang sakit. Bisa saja ia memanggil maid lain namun Aubrey lebih nyaman jika itu maid Litta karena mereka sudah setiap hari bersama. Maid yang lain juga pasti sibuk dengan pekerjaannya hanya maid Litta yang dikhususkan mengurus Aubrey saja tetapi jika Aubrey tidak membutuhkannya maid Litta akan membantu maid lainnya juga.

Sepertinya tak apa jika ia pergi sendiri, tetapi ayahnya pasti tidak mengizinkannya.

Aubrey sudah siap sekarang dengan pedang sudah berada di pinggangnya yang ramping itu. Ia akan mencobanya dulu meminta izin kepada ayahnya. Mungkin dengan beralasan ingin berlatih di tempat terbuka lebih tepatnya di forest sun, ayahnya akan mengizinkannya kali ini.

Aubrey memasuki ruangan kerja ayahnya yang terbuka lebar.

"Ayah" Suara Aubrey.

"Ada apa Aubrey, mengapa kau belum pergi"

"Ayah. Maid Litta tiba-tiba sedang sakit tidak bisa menemani Aubrey ke hutan"

"Panggil salah satu pengawal bersamamu"

"Tidak perlu ayah. Aubrey ingin berlatih pedang sendiri di hutan"

Ayahnya mendekati putrinya yang berdiri di depan pintu itu.

"Ayah percaya kau bisa menjaga diri sendiri. Pergilah ayah mengizinkannya" Ucap ayah Aubrey dan mengusap pelan rambut putrinya.

Ayah Aubrey melihat putrinya yang tumbuh dewasa sekarang. Ia akan membiarkan Aubrey melakukan apa yang disukainya tanpa melarang-larangnya.

Aubrey juga memiliki sifat yang cepat memahami sesuatu apalagi jika ia menyukainya. Bahkan saat berperang melawan kerajaan Nevertare dirinya sangat nekat ingin mengikut ayahnya berperang mempertahankan wilayah kerajaan Lonan padahal usianya terbilang masih muda hanya dengan mengandalkan kepintarannya dalam menggunakan pedang saja membuatnya percaya dengan dirinya sendiri bahwa ia juga mampu berperang melawan mereka.

"Ayah tidak akan melarangmu lagi untuk ke hutan. Ayah percaya putri ayah bisa menjaga dirinya sendiri dengan baik" Ungkap Ayah Aubrey dengan tersenyum memandang Aubrey.

Saatnya ia membiarkan putrinya lebih leluasa lagi mengenal alam dan orang-orang diluar sana. Kelak hanya Aubrey satu-satunya yang akan meneruskan kerajaannya ini.

✨✨✨

.
.
.
.
.
.
.

Maaciw yang udah baca lope sekebon ❤

Forest SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang