Memulai I

44 6 3
                                    

Kemarin cukup membuat ku tak berdaya, namun aku tetap bertahan sampai saat ini. Terimakasih banyak untuk diriku yang sudah mau dan sanggup bertahan.
-ʀᴜᴀɴɢ ᴡᴀᴋᴛᴜ


"Sudah, jangan terlalu di pikirkan lagi. Badai sudah meredah, Ayo melangkah maju. Berdiam pun tak akan memberimu jawaban." Ucap Vivian menyemangati adiknya itu, ya kemarin saat selesai bertelepon mereka sudah merencanakan apa dan bagaimana langkah selanjutnya. Dan saat itu juga Vivian langsung mendaftar Raysa ke sekolah yang elit. Eitss, tidak bukan karena mereka punya duit. Tetapi karena beasiswa, Raysa memang tidak begitu pintar tapi dapat mengikuti tes dengan baik.

Beasiswa yang diterima oleh Raysa, bukan beasiswa yang full prestasi. Beasiswa yang diterima oleh Raysa, beasiswa yang melihat perekonomian, kondisi keluarga, dan tentunya prestasi juga.

"Wahh, sekolahnya besar banget kak." Kagum Raysa

"Iya dong, sekolah NOESANTARA SAMPOERNA gitu loh." Jawab Vivian

"Yukk, kita masuk." Ajak Vivian

"Kak, aku sedikit takut"

"Tenang ada kakak."  Vivian tau bahwa Raysa tidak nyaman dengan keadaannya yang sekarang. Karena mereka kini menjadi pusat perhatian para siswa/siswi. Banyak yang mencibir Raysa secara terang-terangan.

"Gede cuyy"

"Njirr, kirain tadi gorilla"

"Lihat noh, lemaknya melar-melar''

" Husst, jangan bicara fakta anjirr hahah"

"Cocok lah jadi babi ngepet wkwkwk"

Kira-kira begitulah perkataan yang dapat di dengar oleh Raysa, ingin menangis lagi ini mah.
Vivian? Dia terlalu bersemangat, sampai tidak menyadari perkataan yang sangat tidak manusiawi itu.

"Huffff, jadi ini ruangan kepala sekolah nya. Ayo masuk Ray," ajak Vivian yang sudah masuk terlebih dahulu dan di ikuti oleh Raysa.
Banyak waktu yang sudah terpakai, kini mereka sudah berada di luar ruangan. Dan tujuannya sekarang menuju kelasnya, XI-IPA 3.

"Kakak gak kerja ? Nanti kakak telat. Raysa bisa sendiri kok "

"Duh, ini hari pertama adik kakak sekolah, jadi kakak Vivianmu ini ingin memastikan semua baik-baik aja. Kalau urusan pekerjaan belakang, yang penting kamu aman dulu." Ucap Vivian sambil menggenggam telapak tangan Raysa dan tersenyum.

Sungguh, Raysa sangat beruntung bertemu dengan seorang Vivian. Raysa merasa nyaman dan aman jika berada dekat Vivian, Raysa berterimakasih banyak sebanyak banyaknya kepada Vivian. "Aku akan membalas jasa mu kak," batin Raysa.

"Terimakasih banyak kak," jawab Raysa.

"Nah,ini ruang kelas kamu. Ingat, belajar baik-baik. Nanti kalau sudah pulang,tunggu kakak diparkiran ya."

"Iya kak," jawab Raysa sambil menyalami Vivian.

"Masuk gih,"

"semoga harimu menyenangkan Raysa" batin Vivian, sambil memperhatikan pintu kelas yang baru saja di masuki oleh Raysa.

"Permisi Bu," ucap Raysa

RUANG WAKTU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang