Tak mengerti

37 4 0
                                    

Sekolah memang tempat kita menuntut ilmu, tempat dimana kita menjadi tahu beberapa pengetahuan dasar atau materi yang mendalam. Ada yang menganggap sekolah menjadi rumah kedua setelah keluarga, ada yang menganggap sekolah sebagai tempat pelarian, atau ada juga yang menganggap sekolah sebagai tempat manusia haus akan sesuatu hal tertentu. Bahkan ada yang menganggap sekolah sebagai tempat yang menyeramkan dan mengerikan.

Brukk....

"Awsshhh... Sakit banget.”  lirih gadis itu

" Heh cewek kampungan, lu punya mata gak sih? Lu gak bisa lihat gw disini? Badan gede mata gak ada, gitu ?Mentang-mentang badan lu gede, jangan seenaknya nyenggol orang dong. Badan gede lu ngelukain orang sekitar lu. Najis banget tau gak?" Amuknya.

"M-maaf aku gak sengaja."

"Huh, merusak mood gw. Awas ya Lu, gw aduin sama ayang gw, lihat aja." Ucapnya sambil memijak kaki Raysa.

"Shhh.." ringis Raysa sambil memperhatikan punggung gadis yang mulai menjauh dari hadapannya.

🌎

"Sayang, kamu kenapa? Kok bahunya dipegang mulu?"

"Sayang, sayang pala lu peang." Ujar Zidan yang hanya dihiraukan oleh Samuel

"Sayang? Ingat beda agama wir." Timpal Harryson

Samuel yang mendengar hal tersebut, menatap nyalang pada Harryson. " Maksud lu apa? Gw udah jadian sama Chesya. Jadi, lu semua gak usah ikut campur sama urusan kita."

Kaget, Mereka yang sedari tadi sibuk makan sekarang menjadi menganga karena ucapan yang dilontarkan oleh Samuel. Semenjak kejadian kemarin, Airefly dan Samuel memang tidak bertegur sapa sama sekali bahkan hubungan mereka berjalan tak baik. "Lu ngibarin bendera perang Sam.” batin Airefly.

“Serius lu? Kok gw gak tau? Kapan lu jadian?”  Heboh Farryshol.

"Hm, semalam." Jawab Samuel datar.

"Mana?" Tanya Yuxa

"Apanya?"

"Pj nya lah anjing. Minimal traktir kek" Ujar Zidan tak tau malu.

"Ambil aja, tar gw bayarin."

Afgerond yang mendengar penuturan Samuel cukup kaget, namun ia tak menunjukkan ekspresi apapun—datar.
Namun, dapat ia simpulkan ada yang tidak beres antar sohibnya ini. Tatapan nyalang yang diberikan Airefly pada Samuel seolah-olah mengisyaratkan Samuel bahwa dirinya tak menyukai hubungan mereka.

Sama halnya dengan Harryson, yang kini mengernyitkan pandangannya. Heran, apa yang terjadi kemarin? Apa dirinya tertinggal informasi? Baru satu hari tidak sekolah ia sudah ketinggalan informasi yang penting ini. Ck! Sialan jadi pengen gak sekolah aja.

"Alhamdulillah gw seneng banget, baru kemarin gak sekolah eh sekalinya sekolah langsung dapat rezeki." Ucap Ucap Farryshol bangga.

"Ho'oh lah." Sambung Zidan

"Sering-sering gini Sam." Kekeh Yuxa.

"Ihh, kok pada sibuk nanyain kita jadian apa enggak sih?. Nih bahu aku sakit banget" keluh Raysa.

"Kenapa?" tanya mereka kompak.

"Jadi tadi aku di senggol cewek gendut itu, terus dia injak kaki aku. Karena aku takut, yaudah aku lari ke kelas." Ujarnya dengan nada di imut-imutkan.

"SERIUS?" Kaget Yuxa menyemburkan air mineral ke wajah Zidan.

"ANJENGGG"  Teriaknya.

"Kok gw gk yakin cewek kampungan itu seberani itu" tanya Harryson

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUANG WAKTU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang