Seorang raka

550 21 0
                                    

Malam ini,
Sunyi,
Begitu tenang dengan keadaan yang hening,
Langit bertabur bintang.bulan bersinar terang. Disini langit kerajaan padjajaran.

Tiba tiba,

Braak,

Pintu wisma seseorang dibuka paksa,
Suara langkah kaki menggema di sudut sudut.

"Berhenti! Hei berhenti, penyusup!" Teriak seorang pangeran padjajaran dengan napas terengah engah karena cukup lama berlari mengejar seseorang dengan jubah hitam bertopeng.

"Kau tak kan pernah menangkapku, kian santang" ucap jubah hitam dengan sedikit berbisik. Ya mungkin jubah hitam ada benarnya, karena posisi raden kian santang dan jubah hitam sudah agak jauh.

Tetapi itu tidak menyurutkan tekad raden kian santang untuk dapat menangkap jubah hitam, itu semua demi keselamatan seluruh keluarga istananya.

Mungkin karna sudah jengah berlari, jubah hitam pun berhenti berlari, spontan raden kian santang pun berhenti berlari, dan menatap tajam pada jubah hitam.

"Disini akan menjadi tempat per'istirahatan terakhirmu kian santang!"ucapnya.

"Jangan terlalu percaya diri, akan sangat mudah jika hanya berucap"ucap raden kian santang dengan tenang, namun rupanya itu membuat emosi jubah hitam memuncak.

"Binasalah kau kian santang!"

Jubah hitam melempar sebuah jurus pada raden kian santang. Namun itu semua sia sia karna raden kian santang dalam posisi siaga sehingga dengan mudah raden kian santang dapat menangkisnya.

Melihat itu jubah hitam semakin geram dan semakin banyak mengeluarkan jurus jurusnya yang tentu pasti menguras tenaga dalamnya. Tampa penyerangan raden kian santang hanya meladeninya dengan menangkis saja.

"Lemah! kau bahkan tidak mengeluarkan penyerangan apapun, dimana gelarmu sebagai seorang ksatria, apa mungkin itu hanya sebuah bualan semata, kian santang? "ucap jubah hitam mencoba menyulut amarah raden kian santang.

Tapi itu tidak berhasil, raden kian santang bukanlah pemarah seperti yang ia harapkan.

Dengan satu gerakan kecil, raden kian santang mengeluarkan jurusnya pada jubah hitam, Alhasil jubah hitam terjatuh akibat jurus yang dikerahkan raden kian santang padanya.

"Kau! kau licik kian santang"ucap jubah hitam sedikit meringis karna sakit di tubuhnya.

Raden Kian santang tersenyum "Mana yang lebih licik,aku atau kau, sebagai seorang penyusup"ucap raden kian santang "Sekarang kau sudah kalah, cepat tunjukan siapa dirimu"ucap raden kian santang .

"Ini saatnya rencana keduaku" batin jubah hitam

Rencana? tapi rencana apa?

"Sepertinya kau salah kian santang, kau sudah tertipu dan memudahkanku untuk menjalankan rencanaku kian santang!" ucap jubah hitam.

"Apa maksudmu? rencana apa yang kau maksud?"tanya raden kian santang.

"Bodoh!" Jubah hitam mendekat pada raden kian santang yang sudah mengambil ancang ancang untuk menyerang, dengan gerakan cepat jubah hitam melemparkan serbuk racun pada raden kian santang, sebuah tarikan keras menghentak lehernya.

"Astagfirrulah, akh "teriak raden kian santang yang merasakan sakit pada matanya,

  "Apa yang kau lakukan"

"Kau benar kian santang, seorang penyusup sepertiku akan lebih licik dan akan mudah mengelabuimu"ucap jubah hitam "Tunggu saja kian santang, apa yang akan kuhadiahkan padamu setelah ini"ucap jubah hitam.

Jubah hitam tak menyerang kembali kian santang, ia mengambil ancang ancang untuk berlari pergi dan menjauh. Sepertinya ia akan ke istana kembali.

"Astagfirrulah, semoga saja ia tidak menyakiti keluargaku"ucap raden kian santang sedikit meringis karna rasa pedih dimatanya "Aku harus cepat cepat kembali ke istana"
Dengan sedikit waktu, raden kian santang menetralkan kembali hawa murninya. Dan berlari untuk kembali ke istana.

PRINCE OF PADJAJARAN                                    One Shot / Two ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang