>>>>>>>cerita hanya khayalan semata<<<<<<Seperti sebuah ikatan.
Mereka kan merasakan satu sama lain
Satu batin.
Satu rasa.
Walau bukan Satu darah dan saling membenci tetapi
Percayalah,akan ada rasa sayang>>>>>>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<<<<<<
◇ Istana padjajaran ◇
Ketiga bersaudara sedang berlatih.
Siapa mereka?Tidak asing lagi
Mereka
Raden walangsungsang
Nyimas rara santang
Raden kian sanntangDimana raden surawisesa?
Ia tidak punya banyak waktu untuk saudaranya.
Karena ia seorang prabu
Prabu surawisesaDan ucapanku menyebut raden surawisesa itu salah.
Seharusnya ku sebut prabu surawisesa{Kembali pada waraki}
"Yunda/raka,keluarkan semua kemampuan kalian"ucap raden kian santang
"tentu saja rayi"ucap nyimas rara santang dengan senyum khasnya
Dan raden walangsungsang?
Ia hanya tersenyum dalam diam
Lebih banyak mengerjakan dan sedikit bicara itu prinsipnyaBiasa,
Anak sulung begitu,Tapi anak bungsu juga begitu,
(Bagi saya)Ketiga bersaudara beradu jurus.
Kedua raden menggunakan jurus.
Dan nyimas satu ini menggunakan sebuah kipas
Kipas bidadari."Bertahanlah raka! Aku yakin,kita pasti bisa mengalahkan rayi kian santang"ucap nyimas rara santang sembari memperkuat kembali kipas bidadarinya dengan jurusnya
"Entahlah rayi,Aku sendiri tidak yakin"ucap raden walangsungsang susah payah
Mendengar itu,nyimas rara santang terbawa menjadi tak yakin bisa mengalahkan rayinya
Persis dengan narasi di atas
Sepertinya raden walangsungsang bersatu dengan nyimas rara santang untuk mengalahkan si bungsu
Raden kian santang."Apakah hanya ini saja kemampuan kalian raka/yunda?"ucap raden kian santang setengah mengejek
"Diam kau rayi! Ini hanya permulaan saja"ucap nyimas rara santang kesal
"Begitukah?"ucap raden kian santang Lagi lagi setengah mengejek.
Biasa,
Anak bungsu emang begitu,
Tapi anak sulung juga sukaa begitu (double a)Nyimas rara santang melirik rakanya
Raden walangsungsang"Raka, ini waktunya"ucap nyimas rara santang memberi isyarat pada raden walangsungsang
Raden walangsungsang sebentar melirik nyimas rara santang dan menggangukkan kepala lalu kembali fokus pada raden kian santang.
"Kalian sedang merencanakan sesuatu bukan?"tanya raden kian santang sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE OF PADJAJARAN One Shot / Two Shot
Nouvelles" Sepenggal cerita dari raden yang membumi, ia adalah tujuh jiwa dalam satu raga, tuturnya lembut seperti kain sutra yang ditenun, bak Arunika dari ufuk timur yang tenggelam ke barat. Seorang yang kalis, seperti kidung ini yang mengalir jauh nian s...