"Rayi,"
"Panahmu meleset lagi rai." Ucap seorang raden, bergelar raden walangsungsang.
"Rai, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau menjadi tidak fokus rai"ucap yundanya.
"Entahlah raka yunda , hari ini aku merasa tidak enak badan saja raka yunda"ucap raden kian santang tertunduk,
Nyimas rara santang dan raden walangsungsang hanya bisa menghela napas pelan,"Benar apa yang kukatakan, rayi seharusnya tadi malam kau beristirahat, dan tidak perlu berkeliling istana. Masih banyak prajurit yang berjaga jaga rai," ucap nyimas rara santang sedikit kesal pada rayinya ini.
"Maaf yunda" hanya itu yang bisa ia katakan, "Sekarang kau boleh beristirahat rai, pergilah ke wismamu" ucap raden walangsungsang,
"Baik raka"ucap raden kian santang,
"Untuk saat ini, kau harus lebih menjaga dirimu rai, disaat raka dan yunda tidak bisa menjagamu, Yunda tidak mau kau terluka lagi rai"ucap nyimas rara santang menasehatinya, "Baik yunda aku akan memikirkannya kembali" ucap raden kian santang.
Nyimas rara santang makin terlihat kesal, "Aku hanya berpesan untuk lebih menjaga dirimu sendiri rayi, apakah kamu masih harus memikirkannya kembali?" ucap nyimas rara santang kesal.
"maaf yunda, hanya saja sekarang tugas senopatiku sangat banyak yunda" ucap raden kian santang.
"Jadi kau lebih mementingkan tugas senopatimu daripada kesehatanmu rayi!" bentak nyimas rara santang
"Rayi jika saja kau sakit, itu sama saja,kau tidak akan bisa melakukan tugas senopatimu lagi rayi, "
"Tapi yunda,"
"Kau ini selalu saja menyusahkan rayi, banyak musuh yang selalu mengincarmu, apakah kau mau tertangkap oleh mereka?
Sudahlah rayi! Untuk apa aku menasehatimu, nasehatku tak pernah kau dengarkan!"bentak nya lagi.Raden walangsungsang tersentak "Rayi "bisik raden walangsungsang pada nyimas rara santang sambil menepuk pundaknya dan melirik lirik raden kian santang,
Nyimas rara santang pun melirik rayinya,raden kian santang. Terlihat matanya berkaca kaca, nyimas rara santang merasa bersalah.
"Rayi, tadi ucapanku, maaf rayi, aku tak bermaksud rayi" ucap nyimas rara santang pendek pendek, "Tak mengapa yunda"ucap raden singkat, Lalu berlari pergi menjauh dari mereka.
"Rayi!" Teriak nyimas rara santang sembari berusaha mengejar rayinya. Namun ditahan oleh raden walangsungsang.
"Sudah rayi, tak usah dikejar, biarkan ia beristirahat" ucap raden walangsungsang
Nyimas rara santang hanya bisa semakin menyesal telah berkata seperti itu pada rayinya.wisma raden kian santang,
Terlihat disana raden kian santang sedang duduk di pinggiran tempat tidurnya Sambil merenungkan ucapan yundanya
Kau ini selalu saja menyusahkan..
Nasehatku tak pernah kau dengarkan..Kau ini selalu saja menyusahkan..
Nasehatku tak pernah kau dengarkan..Dua kata itulah yang saat ini selalu saja mengganjal hatinya
"Benar ucapan yunda..aku selalu saja menyusahkan! Setiap ada masalah di padjajaran pasti akulah penyebabnya!"ucap raden kian santang Sambil terisak
Aku hanyalah rayi yang tak berguna!
Hanya menyusahkan saja!
"Rayi?"ucap raden walangsungsang,

KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE OF PADJAJARAN One Shot / Two Shot
Historia Corta" Sepenggal cerita dari raden yang membumi, ia adalah tujuh jiwa dalam satu raga, tuturnya lembut seperti kain sutra yang ditenun, bak Arunika dari ufuk timur yang tenggelam ke barat. Seorang yang kalis, seperti kidung ini yang mengalir jauh nian s...