INGAT!
Alur cerita hanya sekadar khayalan semata
Jangan disangkut pautkan dengan sejarah.(Part 2 dari Bab "Ingatan")
######################################
Bruukk..
Suara keras seseorang menghantam pepohonan.
"Akh.." erangnya meringis
Raden kian santang terduduk dengan bertopangkan batang pohon dibelakangnya, Raden sendiri mulai kehilangan kesadarannya, namun ia memaksa untuk tak menutup matanya karna merasa harus selalu bersiaga dalam kondisi genting seperti ini.
"Rayi!"ucap raden Walangsungsang dan nyimas Rara santang bersamaan.
Mereka berdua bergegas menghampiri raden Kian santang
"Rayi, maafkan kami rayi"ucap raden walangsungsang merasa bersalah.
"Akh..!"erang raden Kian santang lagi tatkala raden Walangsungsang menyentuh tangan kanannya.
Raden walangsungsang spontan melepaskan tangannya. Sepertinya raden Kian santang mengalami cedera serius pada bagian tangan kanannya akibat membentur batang pohon yang keras.
Nyimas Rara santang panik,
Ada rasa panik, sedih dan kecewa pada saat yang bersamaan, Rasa itu kentara pada hatinya.
Putri padjajaran itu nampak sangat murung.
Dikarenakan rayinya itu,raden Kian santang sempat berkata bahwa hanya nyimas Kedasih yang menjadi saudaranya.
Padahal ia adalah yunda asli dari raden Kian santang dan rakanya,raden walangsungsang juga saudaranya.Mungkin saja wajar nyimas Rara santang sedikit merasa tergores.
"Akh.."
Nyimas tersadar dari lamunannya setelah mendengar erangan dari sang rayi.
Cepat cepat ia menyalurkan hawa murninya pada rayinya ituRaden meringis kesakitan,
"Kumohon bertahanlah rayi"ucap nyimas Rara santang terus menyalurkan hawa murninya
Raden tiba tiba menepis tangan nyimas Rara santang yang sedang menyalurkan hawa murninya itu
Nyimas Rara santang tersentak
"Hentikan, kalian hanya menyakitiku"ucap raden sedikit menjauh.
"Ra-yi, tapi"nyimas Rara santang terbata bata mengucapkan kalimatnya.
"Aku bukan rayimu"ucap raden Kian santang tajam
Mendengar itu nyimas Rara santang tak kuasa menangis tangisnya lagi.
"Hiks, rayi apa yang terjadi padamu? Sehingga kau tak mengenali kami lagi?"ucap nyimas Rara santang agak terisak.
Raden Walangsungsang mencoba menenangkan nyimas Rara santang.
"Rayi,tenangkan dirimu dahulu, aku yakin rayi Kian santang tak bermaksud mengucapkan itu kepadamu juga padaku,namun aku rasa rayi Kian santang-"
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE OF PADJAJARAN One Shot / Two Shot
Short Story" Sepenggal cerita dari raden yang membumi, ia adalah tujuh jiwa dalam satu raga, tuturnya lembut seperti kain sutra yang ditenun, bak Arunika dari ufuk timur yang tenggelam ke barat. Seorang yang kalis, seperti kidung ini yang mengalir jauh nian s...