Aku membuka mataku perlahan saat suara asing memasuki pendengaranku. Wajah asing ini, siapa wanita ini? Aku diam mencerna semua yang terjadi. Jarak kami begitu dekat, namun wajahnya tak terlihat karena gelapnya ruangan. Suara tangis bayi, berisik sekali. Aku mencoba menolehkan kepalaku, mencoba melihat siapa pelaku suara berisik itu. Anak itu, matanya terpejam namun bibirnya terus mengeluarkan suara. Seorang wanita lain menimangnya, hingga kini dia benar-benar terlelap.
"Kenapa dia tidak menangis? Apakah dia baik-baik saja?" suara asing yang berbeda, aku tidak tau apa yang terjadi padaku. Seingatku aku sudah mati tertembak di leherku, lalu, apa semua ini? Apa hanya mimpi?
"Dia baik-baik saja Nyonya. Dia bahkan sangat sehat! Entah apa yang membuatnya tidak menangis, tapi putra anda sangat sehat!" ujar wanita yang kini menggendongku? Aku masih tidak bisa membaca situasi saat ini.
"Aku ingin melihat putraku."
"Tentu, Nyonya." aku merasa tubuhku melayang, benar, wanita ini menggendongku! Sialan, apa yang telah terjadi kepadaku? Ini semua begitu membingungkan. Bagai teka-teki rumit. Aku masih memproses semua yang telah terjadi saat ini. Hingga kini tubuhku beralih kepada wanita yang lebih muda dari wanita sebelumnya.
Wanita itu terus menatapku seakan satu-satunya orang yang paling bahagia di dunia. Menyentuh pipiku, tersenyum dengan lembut kepadaku. Aku tidak pernah merasakan kehangatan ini. Cara wanita ini memandangku, mirip seperti Ibuku memandangku dulu. Aku seperti kembali merasakan kasih sayang seorang ibu yang sempat hilang.
Wanita itu kemudian memejamkan matanya, wajahnya seakan sudah sangat lelah. Bibirnya begitu pucat, namun senyuman tak luntur dari bibirnya. Dia membuka matanya menatap seseorang yang mungkin bayinya yang lain dengan tatapan teduhnya. Lembut sekali wanita ini, mungkinkah dia, ibunya?
"Nyonya, siapa nama putra tampan anda? Kami akan segera menulis surat kelahirannya." suara asing yang berbeda. Aku kini tau, mungkin dengan keajaiban Surga aku kembali hidup? Aku diberi kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih baik. Baik sekali Surga kepadaku? Di dunia mana sekarang aku hidup? Apakah dunia yang sama? Atau berbeda?
"Sungchan, Jung Sungchan." nama itu, namaku? Aku tau itu. Aku tidak sebodoh usiaku yang baru beberapa menit. Jika begitu, aku pasti akan menjalani hidup dengan benar. Setidaknya di kehidupan ini aku tidak akan kehilangan siapapun. Aku berjanji, aku akan hidup dengan baik kali ini.
"Jung Sungchan? Nama yang indah untuk putra tampan anda, Nyonya Jung." dan aku akan menjaga keluargaku. Tidak ada yang akan terluka, aku akan menjaganya. Terutama wanita ini, dia ibuku bukan? aku akan menjaga semua keluargaku. Aku berjanji.
Aku, Jung Sungchan berjanji.
LOVE FROM HEAVEN
Chapter 2.
"Selamat ulang tahun Shotaro!!"
Nyonya Jung berseru, dengan kue berwarna unggu di tangannya, dengan hiasan mainan berang-berang kecil diatasnya. Dilengkapi lilin dengan angka 'satu' yang menyala. Dengan Sungchan di gendongannya, wanita itu berjalan perlahan mendekati balita lain yang duduk rusuh di kursinya.
"Astaga, kau senang beranjak dewasa Shotaro?" ujarnya dengan kekehan.
Nyonya Jung meletakkan kue seukuran piring itu ke-meja kecil. Ada juga dekorasi kecil di belakangnya. Dia memindahkan Shotaro dihadapan meja kecil yang diatasnya sudah ada kue dengan berang-berang kesukaannya. Bibirnya terus mengoceh tak henti. Senang sekali sulung Jung ini. Bahkan setelah kepalanya terpasang topi kerucut dia tetap mengoceh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Heaven (SungTaro story)
De TodoKematiannya di masa lalu justru menuntun kebenaran di masa depan. Saat banyak hal yang disembunyikan darinya terungkap begitu saja. Apalagi saat kebenaran tentang kekasihnya yang berasal dari Surga. ⚠️WARNING⚠️ This story is only fictional, it has...